Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Korupsi jadi momok di banyak negara. Tak hanya di Indonesia, korupsi juga menjadi musuh utama China.
Baru-baru ini, praktik korupsi Wali Kota Danzhou, Zhang Qi, terbongkar. Tak tanggung-tanggung, dia menyimpan 13 ton emas hasil korupsi di ruang bawah tanah rumahnya.
Selain emas, polisi juga menemukan aset senilai US$37 miliar, setara Rp524 triliun.Aset tersebut berbentuk uang tunai dan aset lain.
Dilaporkan New York Post, Zhang dikenal sebagai pejabat tinggi Partai Komunis China. Dia menjadi salah satu target terbaru pemberantasan korupsi yang sedang digencarkan Presiden Xi Jinping. Aksi bersih-bersih ini telah membuat lebih dari 250 mantan pejabat dipecat dari partai.
Dream - Pepatah mengatakan, " apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai" . Adagium itu rupanya digunakan China membangun " kredit sosial" untuk melakukan kontrol terhadap 1,4 miliar penduduknya.
Dikutip dari the vocket, aturan ini dikeluarkan oleh Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China. Setiap pelayanan yang didapatkan warga China akan bergantung dari tingkah laku mereka.
Warga yang suka bikin ulah atau tidak menaati kewajiban sebagai warga negara, lambat laun akan dipersulit dengan berbagai pengurangan fasilitas oleh negara.
Sistem Kredit Sosial China telah mengadopsi teknologi Artificial Intelligence atau AI sistem pengenalan wajah.
Pemerintah telah memasang kamera pengawasan CCTV sebanyak 200 juta kamera cerdas sejak beberapa tahun lalu dan akan terus bertambah.
Nantinya aktivitas setiap warga China yang terpantau CCTV akan memiliki skor, seperti kartu penilaian pribadi.
Semisal ada seseorang yang membuang sampah sembarangan, atau menerobos lampu merah, maka skornya akan dikurangi.
Mereka yang memiliki " skor warga" teratas mendapatkan perlakuan istimewa di hotel dan bandara, pinjaman murah, dan jalur cepat ke universitas dan pekerjaan terbaik.
Tetapi mereka yang berada di skor bawah dapat dikunci dari masyarakat dan dilarang bepergian, atau dilarang mendapatkan kredit atau pekerjaan pemerintah.
Aplikasi ponsel cerdas juga akan digunakan untuk mengumpulkan data dan memantau perilaku online sehari-hari.
Kemudian, data besar dari sumber yang lebih tradisional seperti catatan pemerintah, termasuk pendidikan dan medis, penilaian keamanan negara dan catatan keuangan, akan dimasukkan ke dalam skor individu.
Percobaan kredit sosial sekarang dalam berbagai tahap pengembangan di setidaknya selusin kota di seluruh China.
Beberapa perusahaan bekerja dengan negara untuk menasionalkan sistem, mengoordinasi dan mengonfigurasi teknologi, dan menyelesaikan algoritma yang akan menentukan skor warga negara.
Ini mungkin proyek rekayasa sosial terbesar yang pernah dicoba, suatu cara untuk mengendalikan dan memaksa lebih dari satu miliar orang.
Sistem Kredit Sosial China akan segera diaktifkan di tahun 2020. Walaupun sistem ini sudah mulai dipraktikkan sejak tahun 2014. Jika berhasil, itu akan menjadi kediktatoran digital pertama di dunia.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN