Megawati Soekarnoputri Terima Penghargaan dari Rusia

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 2 Juni 2021 19:00

Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri (Liputan6.com)

Megawati dinilai berjasa merawat persaudaraan antar-negara.

Dream - Presiden ke lima Indonesia, Megawati Soekarnoputri, menerima penghargaan Bintang Jasa Negara untuk Persaudaraan (State Order of Friendship) dari Republik Federasi Rusia. Megawati dinilai berjasa besar dalam mempererat persahabatan antar-negara.

Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, mengatakan, Bintang Jasa ini sebenarnya akan diserahkan langsung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kepresidenan Moskow pada November 2020. Sayangnya karena pandemi Covid-19, rencana tersebut ditunda.

" Bintang Jasa baru bisa diserahkan oleh Duta Besar Lyudmila Vorobyova di Jakarta pada Selasa ini (1 Juni 2021) di kediaman Bu Mega di Teuku Umar," ujar Basarah, dikutip dari Liputan6.com.

Penghargaan ini, kata Basarah, menjadi bukti nyata Megawati selalu berupaya mengingatkan pentingnya arti persahabatan dunia. Megawati kerap menyampaikan hal itu di forum-forum dunia.

" Beliau dalam setiap kesempatan di forum-forum internasional senantiasa menekankan politik damai penuh persahabatan yang bermartabat dan saling menghargai," kata dia.

1 dari 1 halaman

Tokoh Pertama Indonesia Penerima Penghargaan dari Rusia

Menurut Wakil Ketua MPR RI ini, Megawati menjalankan upaya sesuai dengan apa yang dia ucapkan dalam setiap pidatonya. Bagi Megawati, politik tidak sebatas menang kalah pemilu namun proyek sejarah dan ideologi membangun sendi kehidupan dan peradaban.

Basarah juga mengatakan Megawati menjadi tokoh Indonesia pertama yang menerima Bintang Jasa ini. Sedangkan penghargaan State Order of Friendship diberikan Rusia kepada sejumlah tokoh yang berjasa bagi peradaban dunia sejak 2000.

" Penghargaan State Order of Friendship dapat dikategorikan sebagai penghargaan Negara Rusia untuk penerima dengan prestasi dan jasa luar biasa," kata Basarah.

Sebelumnya, penghargaan ini diberikan sejumlah tokoh Asia. Seperti Mahathir Mohamad pada 2003, Nelson Mandela pada 2005, Lee Kuan Yeuw pada 2009, Mahmoud Abbas pada 2013, dan Ban Kim Moon pada 2016.