Perjuangan Driver Ojek Online Pengidap Kanker Otak

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Jumat, 20 Juli 2018 10:01
Perjuangan Driver Ojek Online Pengidap Kanker Otak
Meskipun sakit kanker, driver ojek online tak patah arang cari uang.

Dream – Semangat seorang pengemudi ojek online ini layak diapresiasi. Dia tak patah arang mencari uang meskipun kanker tengah bersemayam dalam tubuhnya. 

Sang pengojek itu bernama Gustika Afiandy. Dia seorang bapak dari dua orang nak.

Gustika sedang berjuang untuk menghadapi kanker otak stadium I. Tapi, kondisi kesehatan bukanlah hambatan untuk menjalankan profesinya sebagai pengemudi ojek online.

Kisah perjuangan Gustika ini berawal dari dokter memvonis dia mengidap kanker otak stadium IV. Bahkan, usia pria berusia 38 tahun ini hanya sisa beberapa tahun. Vonis ini mengejutkan dan sempat membuatnya kehilangan semangat hidup.

Tapi, dia tak mau larut dalam kesedihan. Ketika sedang berjuang menghadapi penyakit, sahabat dan keluarganya menyemangatinya.

“ Sakit datangnya dari Tuhan dan Tuhan-lah yang memiliki kehendak untuk menyembuhkannya,” kenang Gustika, dikutip dari keterangan tertulis Grab yang diterima Dream, Jumat 20 Juli 2018.

Dia mengatakan yang bisa dilakukan hanyalah semangat dan percaya kepada Tuhan. Kata-kata ini menjadi pegangan Gustika untuk terus bersemangat. Berkat semangat positifnya, kanker otak yang dialaminya terus membaik hingga mencapai stadium I.

 ....

1 dari 2 halaman

Jadi Pengemudi Ojek Online

Jadi Pengemudi Ojek Online © Dream

Gustika menjadi pengemudi ojek online dan bergabung dengan GrabBike pada 2016 ketika diajak kakaknya. Uniknya, satu keluarganya bergabung dengan mitra pengemudi Grab, termasuk kakak kandung dan kakak ipar.

Pria kelahiran tahun 1980-an menuturkan bahwa hidup menjadi ojek online sangat keras, namun tetap indah. Dengan menggeluti profesi sebagai ojek online, Gustika mengaku memiliki kesan dan pesannya tersendiri, mulai dari harus kerja di bawah cuaca panas terik atau hujan deras hingga di-cancel oleh penumpang ketika hampir sampai di lokasi penjemputan.

Ketika menjalani profesi ini, Gustika memegang prinsip bahwa dia memiliki tanggung jawab untuk mengantarkannya, membantu dengan tulus dan rezeki pun akan jalan dengan sendirinya. Ia pun memiliki cita-cita untuk mempunyai rumah sendiri dan membawa orang tuanya naik haji.

Gustika memiliki prinsip hidup bahwa sebagai ojek online, ia harus peduli baik terhadap penumpang, sesama mitra pengemudi, bahkan masyarakat. Dengan semangat positif dan keyakinannya saat narik, Gustika yakin bahwa Tuhan akan selalu melindungi dia ke mana pun ia melangkah, termasuk melindungi penumpangnya.

Dengan semangat inilah, Gustika dapat menyisihkan Rp20 ribu dari penghasilan tiap harinya untuk mengumpulkan biaya pengobatannya selagi membiayai kebutuhan hidup keluarganya.

2 dari 2 halaman

Ini Motivasinya

Ini Motivasinya © Dream

Tak hanya itu, satu hal yang memotivasi Gustika saat menggeluti profesi ini adalah rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang tinggi.

Gustika kerap terlibat dalam kegiatan komunitas Grab dan menjadi koordinator untuk membantu sesama pengemudi, penumpang, dan masyarakat.

“ Jika ada teman-teman pengemudi yang sedang mengalami musibah, seperti kebakaran atau butuh darah, kita sering membantu. Saya ingat pesan dari dokter saya yang berasal dari Australia bahwa cara paling ampuh untuk menghilangkan penyakit, selain berobat dan berdoa, adalah dengan membantu sesama tanpa mengenal ras, suku, agama,” kata dia. (ism) 

Beri Komentar