Laboratorium Di Wuhan (Shutterstock.com)
Dream - Setelah melakukan kebijakan 76 hari lockdown, Kota Wuhan di Provinsi Hubei menyatakan telah mengendalikan wabah dan warga mereka dapat kembali ke rutinitas normal. Tetapi, kekhawatiran kembali muncul akibat ditemukannya kasus baru infeksi virus corona.
Dikutip dari World of Buzz, telah ditemukan kasus baru yang muncul di Wuhan setelah sebulan pemerintah menarik kebijakan lockdown. Menurut laporan, terdapat lima kasus baru yang berasal dari sebuah kompleks perumahan.
Akibat kekhawatiran kembalinya virus mematikan ini, Pemerintah Kota Wuhan menyusun rencana untuk melakukan tes massal Covid-19. Tes ini menyasar 11 juta penduduknya.
Pejabat daerah setempat telah diperintahkan untuk menyerahkan hasil sampel tes asam nukleat penduduk Wuhan dalam 10 hari kerja. Terhitung mulai tanggal 12 Mei 2020.
" Setiap kabupaten harus membuat rencana dan pengaturan untuk melakukan tes asam nukleat pada seluruh populasi di wilayahnya dalam batas waktu 10 hari," demikian bunyi keterangan yang beredar.
Tetapi, kepala bagian epidemiologi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, Wu Zunyou, mengatakan tidak setiap orang di Wuhan perlu diuji. Screening skala besar harus fokus pada identifikasi utama dan kriteria lainnya.
" Lingkungan tanpa kasus tidak memerlukan screening setiap orang," kata Wu.
China sekarang mencatat total ada 82.926 kasus positif Covid-19. Dengan 78.189 pemulihan dan 4.633 kematian.
Dream - Kota Wuhan, China, melaporkan 14 kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19. Ini pertama kalinya terjadi setelah sebulan lebih tidak ada pasien positif baru.
Wuhan menjadi pusat wabah dan kasus Covid-19 pertama kali ditemukan pada Desember 2019. Kota ini kemudian menjalani lockdown lebih dari dua bulan lamanya.
CTV News melaporkan 14 kasus baru ini telah dikonfirmasi oleh Komisi Kesehatan Nasional China. Kasus baru pertama kali dilaporkan pada tanggal 28 April dan melonjak tinggi pada 9 Mei 2020, sedangkan dua kasus baru lainnya berasal dari luar negeri.
Untuk sebelas kasus lainnya dilaporkan berasal dari Kota Shulan di Provinsi Jilin arah timur laut. Otoritas Shulan telah meningkatkan level risiko penyebaran Covid-19 dari sedang ke tinggi pada Minggu, 10 Mei 2020.
Hingga hari ini, China memiliki total 82.918 kasus dan 4.633 kematian. Menurut Forbes, pejabat kesehatan di seluruh dunia tengah mengamati beberapa negara yang telah melonggarkan kebijakan lockdown atau karantina wilayah.
Banyak pejabat kesehatan dunia khawatir apabila kebijakan dilonggarkan akan meningkatkan infeksi dan persebaran virus corona. Bahkan sekarang, negara yang telah menarik kebijakan lockdown atau karantina wilayah terlalu dini tengah menghadapi gelombang kedua infeksi Covid-19.
Salah satu negara yang tengah menghadapi gelombang kedua yaitu Kota Seoul, Korea Selatan. Saat ini, Korsel tengah menutup lebih dari 2.100 klub malam, bar, dan diskotik setelah tiga orang pria terindikasi terinfeksi Covid-19 pada Sabtu, 2 Mei 2020 lalu.
Selain Korsel, Jerman juga tengah menghadapi fase kedua karena telah menarik kebijakan lockdown atau karantina wilayah. Menurut laporan, Jerman memiliki 1.000 kasus positif Covid-19 baru pada Sabtu, 9 Mei 2020.
Sumber: World of Buzz
Dream - Perkembangan bukti virus SARS-CoV-2 (jenis virus corona baru) penyebab Covid-19 dapat menular lewat udara terus bertambah.
Sebelumnya, melalui eksperimen laboratorium, para ilmuwan telah mengidentifikasi adanya jejak genetik virus corona di droplet yang ada di udara.
Beberapa droplet berisi virus corona ini memiliki diameter lebih kecil dari satu per sepuluh ribu inci.
Namun baru-baru ini ilmuwan China menemukan droplet kecil berisi virus corona di udara dalam dunia nyata.
Mereka berhasil menangkap droplet kecil yang mengandung jejak genetik virus corona di udara di dua rumah sakit di Wuhan, China.
Temuan mereka telah dipublikasikan pada hari Senin, 27 April 2020, di jurnal Nature.
Namun, masih belum diketahui apakah virus yang berhasil dikumpulkan melalui udara itu adalah jenis yang menular.
Meskipun demikian, droplet kecil yang dikeluarkan melalui bernafas dan berbicara itu bisa mengambang di udara dan dihirup oleh orang lain.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan