Ilustrasi Orang-orang Berteriak. (Foto: Freepik.com)
Dream - Seperti diketahui, virus SARS-CoV-2 atau virus corona baru yang menyebabkan Covid-19 bisa menyebar melalui droplet atau percikan air mulut.
Percikan tersebut dapat keluar dari tubuh kita melalui tiga cara. Selain batuk dan bersin, percikan juga bisa keluar saat kita berbicara.
Percikan yang mengandung virus corona itu melayang di udara dan kemudian menempel langsung ke wajah orang sehat yang diajak berbicara.
Hal itu diungkapkan oleh sebuah studi yang diterbitkan di The Proceedings of the National Academy of Sciences pada 13 Mei 2020 lalu.
Menurut studi tersebut, percikan berisi virus corona bisa melayang di udara selama kurang lebih 14 menit.
Studi ini menjelaskan bagaimana berbicara normal bisa menularkan virus melalui udara di lingkungan terbatas. Penularan seperti ini bisa terjadi di ruangan tertutup seperit di kantor, kapal pesiar dan panti jompo.
Meskipun jumlah partikel virus yang dibutuhkan untuk menginfeksi orang lain tidak diketahui, studi ini memperkuat kebutuhan untuk memakai masker dan menjaga jarak fisik.
Dalam percobaan untuk mengetahui berapa banyak percikan yang dihasilkan saat berbicara, para peneliti di Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal Universitas Pennsylvania, meminta sukarelawan untuk mengucapkan kata stay healthy (tetap sehat) berulang-ulang selama 25 detik.
Mereka menggunakan kotak berisi lembaran sinar laser untuk menangkap visualisasi semburan percikan saat para sukarelawan berbicara ke dalamnya.
Kata-kata dipilih karena t dalam kata stay dan 'th' dalam kata healthy dianggap sebagai penghasil percikan cairan mulut yang paling efisien saat diucapkan.
Hasilnya, pemindaian laser menunjukkan bahwa sekitar 2.600 percikan kecil per detik dihasilkan selama berbicara dengan suara normal.
Ketika jumlah dan ukuran percikan yang sama diproyeksikan pada volume yang berbeda berdasarkan penelitian sebelumnya, mereka menemukan bahwa berbicara dengan suara keras dapat menghasilkan percikan yang lebih besar dan dalam jumlah yang lebih besar.
Sekitar 1.000 percikan berisi virus dihasilkan dalam satu menit ketika berbicara dengan suara keras.
Percikan ini tetap mengudara selama lebih dari delapan menit. Sehingga sangat berbahaya bagi orang-orang yang berada dalam jarak dekat.
Meskipun percikan akan mengalami dehidrasi dan menyusut dalam ukuran setelah meninggalkan mulut, studi menunjukkan bahwa percikan air liur 'sangat mampu menularkan penyakit di ruang terbatas.'
Sebelum kamu menjadi paranoid dengan hasil studi ini, peneliti mengingatkan bahwa percobaan tersebut dilakukan di lingkungan yang terkendali dengan udara yang stagnan.
Selain itu, hasilnya juga tidak akan sama ketika kamu berada di ruangan dengan ventilasi yang baik.
Percikan air liur berisi virus bisa juga bervariasi di antara pasien. Beberapa mungkin memiliki viral load (jumlah virus) yang lebih tinggi.
Sementara yang lain menghasilkan beberapa ribu partikel dan percikan berisi virus lebih sedikit daripada yang lain.
" Berbicara normal dengan seseorang sambil menjaga jarak yang disarankan akan baik-baik saja. Mengenakan masker akan lebih baik," jelas Werner E. Bischoff, direktur medis pencegahan infeksi dan epidemiologi sistem kesehatan di Wake Forest School of Medicine.
Jadi, meski nanti ada relaksasi atau pelonggaran PSBB, kita tetap harus menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Seperti menjaga jarak saat berbicara atau bersosialisasi, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, serta memakai masker.
(Sumber: AsiaOne.com)
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya