Ilustrasi Tenaga Medis (merdeka.com)
Dream - Kepala Bidang Koordinator Relawan Medis Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Jossep F William, mengatakan, banyak tenaga medis serta relawan yang kelelahan karena harus selalu siap siaga menangani pasien. Jossep mengatakan, jumlah tenaga medis terus berkurang, bahkan mulai habis.
" Banyak tenaga medis yang kelelahan. Mereka harus selalu disiagakan dalam memberikan pelayanan pasien. Jumlah tenaga medis jadi berkurang bahkan mulai habis," ujar Jossep dalam diskusi BNPB, Senin 21 September 2020.
Jossep menyebutkan, saat ini jumlah perawat dan bidan masih cukup tersedia, yakni sekitar 2.000 orang. Namun, jumlah ketersediaan dokter berkurang.
Menurut Jossep, salah satu opsi mengatasi kekurangan jumlah dokter yang harus ditempuh Satgas adalah dengan menambah jumlah dokter internship. Namun, mereka juga harus tetap didampingi dokter yang sudah berpengalaman.
Oleh karena itu, Satgas Penanganan Covid-19 telah berkomunikasi dengan organisasi profesi, baik dokter maupun perawat agar bisa menambah jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dikirim untuk penanganan pasien Covid-19.
“ Kami Bekerja sama dengan organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan lainnya untuk menyiapkan tenaga yang dibutuhkan di RS darurat,” katanya.
Jossep berkomitmen mengutamakan kesehatan relawan. Menurutnya para relawan harus tetap bergembira dan tenang dalam mengatasi setiap situasi. Ia menyediakan ruang curhat bagi para relawan, agar mereka tetap bahagia, tidak memendam bebannya sendiri, sehingga daya tahan tubuhnya tidak turun.
" Kita mengajak tim pekerja sosial untuk mengatasi kesepian para relawan dengan membuka ruang curhat, hal ini untuk membuat mereka tetap bahagia dan sehat," ujarnya.
Penambahan jumlah kasus yang semakin tinggi, kata dia, bukan hanya berdampak terhadap pekerjaan para tenaga medis saja. Melainkan pekerjaan para petugas ambulans, dan semua unsur yang melayani pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet.
“ Tenaga medis seminggu terakhir ini sangat sibuk. Ambulans hampir setiap hari juga sibuk dan penuh sekali. Ambulans yang mentransfer mereka yang positif di Wisma Atlet, kami berlakukan antrean. Sehingga tidak bisa langsung menjemput para pasien,” jelas Jossep.
Untuk itu, ia berharap masyarakat bisa bekerja sama membantu semua unsur pelayanan kesehatan, dengan cara menerapkan protokol kesehatan. Sehingga, mereka tidak harus bekerja super ekstra yang bisa berdampak pada kesehatan bahkan nyawanya.
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya