Setelah Disorot Dunia, Prostitusi di Gunung Kemukus Ditutup

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 27 November 2014 12:31
Setelah Disorot Dunia, Prostitusi di Gunung Kemukus Ditutup
Kompleks makam Pangeran Samudro yang berada di puncak gunung itu akan dikembalikan sebagai wisata ziarah. Segala ritual aneh, termasuk unsur prostitusi, dilarang.

Dream - Pemerintah Kabupaten Sragen mulai menertibkan obyek wisata Gunung Kemukus yang menjadi sorotan dunia karena ritual aneh. Kompleks makam Pangeran Samudro yang berada di puncak gunung itu akan dikembalikan sebagai wisata ziarah. Segala ritual aneh, termasuk unsur prostitusi, dilarang.

“ Hari ini kita mulai lebih intensif melakukan sosialisasi dan penyadaran kepada warga di Gunung Kemukus. Kita ingin menghilangkan ekses negatif yang ada di sana, dan mengembalikan lokasi tersebut sebagai tempat wisata ziarah,” ujar Bupati Sragen, Agus Fathurrahman, dikutip Dream dari Merdeka.com, Kamis 27 November 2014.

Agus berjanji akan mengikis citra negatif Gunung Kemukus yang dikenal dunia sebagai Gunung Seks –julukan yang diberikan media asing karena ritual berhubungan badan untuk mencari pesugihan. Meski demikian, tambah dia, tempat ziarah Gunung Kemukus tak perlu ditutup.

“ Lokasi tersebut bukan lokalisasi, tapi obyek ziarah yang disalahgunakan. Kami akan mengembalikan lokasi tersebut sebagai tempat ziarah,” kata Agus.

Sementara, Sekretaris Daerah Sragen, Tatag Prabawanto, menambahkan, selain melakukan sosialisasi, Pemkab juga melakukan pendataan warga yang ada di Gunung Kemukus. Sedangkan untuk pekerja seks komersial (PSK) akan diminta keluar dari lokasi itu.

“ PSK yang ada di sana akan kita minta keluar atau pulang ke asalnya masing-masing. Untuk warga setempat tetap diminta beraktivitas seperti biasa,” tutur Tatag.

Kebijakan Pemkab Sragen ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat sekitar. Namun, sebagian besar warga setuju pemerintah menutup lokasi prostitusi terselubung itu dengan syarat obyek wisata Makam Pangeran Samudro tetap dibiarkan.

“ Banyak warga yang setuju sebenarnya ditutup. Tetapi obyek wisata Makam Pangeran Samudro tetap dibiarkan, karena 50 persen lebih warga kami menggantungkan hidupnya di sini,” ujar Kepala Desa Pendem, Hardiyanto.

Menurut Hardiyanto, praktik prostitusi di Gunung Kemukus telah membawa nama jelek desa maupun warga. “ Sekali lagi, pemerintah desa setuju penutupan lokasi tersebut dan mendukung program Bapak Gubernur,” tegas Hardiyanto.

Beri Komentar