Pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi Tewas?

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 17 Juni 2016 16:02
Pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi Tewas?
Kabar tersebut dilaporkan harian Turki Yenis Safak. Tetapi, baik AS maupun koalisi kekuatan lain belum ada yang memberikan konfirmasi.

Dream - Pemimpin gerakan ekstrimis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakar Al Baghdadi dikabarkan tewas dalam serangan yang dilancarkan angkatan udara Amerika Serikat ke Raqqa, Irak.

Kabar tewasnya Al Baghdadi dilaporkan harian Turki Yenis Safak. Kabar ini muncul beberapa hari setelah insiden penembakan klub malam di Orlando yang menewaskan 49 orang.

Tetapi, kabar itu ternyata simpang siur. Sebab, media lain, Abna24, memberitakan Al Baghdadi tewas pada Minggu dalam serangan yang dilancarkan angkatan udara di Suriah.

Belum ada konfirmasi terkait kabar kematian Al Baghdadi baik dari AS maupun koalisi kekuatan lainnya, yang menjadikan kelompok teror ini sebagai target serangan di Suriah dan Irak.

Juru bicara Pentagon kepada MailOnline mengatakan, mereka belum dapat memberikan kepastian tewasnya target utama tersebut.

Al Baghdadi lahir dengan nama lengkap Ibrahim Awwad Ibrahim Al Badri pada 1971 di Samara, Iraq. Dia berasal dari keluarga kelas menengah Sunni. Oleh sukunya, dia dianggap sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.

Baghdadi merupakan peneliti hukum agama dan pembaca Alquran dari depan ke belakang. Dia lalu menjadi pemimpin gerakan ekstrimis ISIS dan melancarkan sejumlah serangan mengerikan di sekitar Suriah dan Irak.

Tetapi, dia jarang menampakkan diri setiap kali kelompoknya melancarkan serangan. Fakta ini berbeda dengan Osama bin Laden yang kerap muncul dalam rekaman memberikan pesan peringatan.

(Ism, Sumber: dailymail.co.uk)

1 dari 3 halaman

Ternyata ISIS Hanya Takut pada Negara Ini

Ternyata ISIS Hanya Takut pada Negara Ini © Dream

Dream - Kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) masih menjadi satu-satunya kelompok militan yang ditakuti sejumlah negara.

Meskipun Rusia, Perancis, Inggris, Amerika Serikat dan sejumlah negara lain menggempur kelompok militan itu dari udara dan darat, para milisi ISIS mengatakan kepada Jürgen Todenhöfer, 75, bahwa Israel adalah satu-satunya bangsa yang mereka waspadai.

Todenhöfer, yang menghabiskan 10 hari di Suriah pada 2014, mengatakan kepada Jewish News bahwa ISIS mengaku dapat mengalahkan AS dan Inggris, yang mereka katakan tidak memiliki pengalaman dalam gerilya kota atau strategi teroris.

" Tapi mereka sangat waspada terhadap orang-orang Israel yang sangat tangguh dalam menghadapi gerilyawan dan teroris. Mereka tidak takut kepada Inggris dan Amerika, mereka takut Israel, dan mengatakan kepada saya tentara Israel adalah bahaya nyata," kata Todenhöfer.

ISIS telah mengalami sejumlah kemunduran baru-baru ini. Sejak 27 Desember, pasukan pemerintah Irak mengumumkan mereka telah merebut kembali kota Ramadi.

Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond mengatakan direbutnya kembali kota Ramadi merupakan bagian dari beberapa kerugian signifikan yang dialami Daesh (istilah untuk menghina ISIS).

" Teroris barbar itu telah kehilangan 30% wilayahnya yang pernah dikuasai di Irak. Mereka telah diusir dari kota di seluruh negeri oleh pasukan Irak, dengan dukungan dari Inggris dan koalisi global," kata Menlu Philip Hammond.

Namun pesan terbaru yang mengaku datang dari pemimpin tertinggi ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, mengatakan serangan udara koalisi telah gagal melemahkan organisasinya.

Keaslian pesan yang diposting pada Sabtu di akun Twitter yang sebelumnya merilis laporan tentara ISIS di masa lalu, tak dapat diverifikasi.

Orang dalam rekaman itu juga mengutuk Arab Saudi karena telah membentuk koalisi dengan negara-negara Muslim lainnya untuk melawan kelompoknya.

(Ism, Sumber: Metro.co.uk)

2 dari 3 halaman

Pengakuan Mengejutkan Janda Pemimpin ISIS Abu Bakar Baghdadi

Pengakuan Mengejutkan Janda Pemimpin ISIS Abu Bakar Baghdadi © Dream

Dream - Mantan istri pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakr al-Baghdadi, Saja al-Dulaimi, mengaku ingin hidup di Eropa. Dia ingin hidup dalam kebebasan.

“ Aku ingin tinggal di negara Eropa, bukan di sebuah negara Arab,” kata Dulaimi, sebagaimana dikutip Dream dari Al Arabiya, Jumat 1 April 2016.

Dulaimi memaparkan keinginannya itu saat diwawancara oleh media asal Swedia, Expressen, pada Kamis kemarin.

Sebelumnya Dulaimi mendekam di dalam penjara Lebanon, bersama putrinya, sejak 2014. Dia dituduh terlibat organisasi ekstremis. Mereka baru keluar dari penjara Lebanon beberapa bulan yang lalu.

Dalam wawancara itu, Dulaimi sepenuhnya sadar cap miring yang disematkan kepadanya. Tapi dia mengaku sama sekali tak ada sangkut-pautnya dengan kegiatan ekstremis, apalagi teroris.

“ Aku dilabeli teroris, tapi aku jauh dari semua itu,” ratap Dulaimi.

Dan saat ini, dia benar-benar ingin hidup bebas bersama putrinya. “ Aku ingin hidup bebas,” kata perempuan 28 tahun ini.

Dulaimi juga mengatakan sangat menghargai ajaran Islam yang memberikan, “ kebebasan dan hak kepada kaum perempuan.”

Sementara, putrinya yang baru berusia 7 tahun, Haga, mengaku ingin hidup di Eropa untuk belajar. Tes DNA yang dilakukan otoritas Lebanon mengonfirmasi bahwa Haga benar-benar anak Bagdadi.

3 dari 3 halaman

Dokumen Rahasia ISIS Bocor, Ungkap Rencana Kuasai Dunia

Dokumen Rahasia ISIS Bocor, Ungkap Rencana Kuasai Dunia © Dream


Dream -
 Sebuah dokumen yang diduga sebagai cetak biru Islamic State of Iraq and Syria(ISIS) menunjukkan bagaimana rencana kelompok tersebut untuk menguasai dunia. Dokumen cetak biru kelompok ISIS yang didapatkan oleh The Guardian itu memuat strategi untuk menguasai dunia.

Dikutip Dream dari The Guardian, Selasa 8 Desember 2015, buku setebal 24 halaman itu memuat cetak biru untuk membangun hubungan luar negeri, operasi propaganda yang matang, dan mengontrol sumber minyak, gas dan bagian-bagian penting lain dari perekonomian.

Cetak biru berjudul " Prinsip Administrasi Negara Islam" ini ditulis pertengahan tahun 2014, setelah pendeklarasian ISIS pada 28 Juni oleh Abu Bakar al-Baghdadi. Dokumen ini menggambarkan cara mengatur departemen pemerintah, termasuk pendidikan, sumber daya alam, industri, hubungan luar negeri, hubungan masyarakat, dan kamp-kamp militer.

Dokumen itu menyebut ISIS akan membangun pusat pelatihan militer terpisah untuk tentara reguler dan " pejuang" veteran. Para veteran, menurut dokumen itu, harus menjalani kursus dua minggu dalam setahun, khusus untuk mempelajari penggunaan senjata baru. 

Beri Komentar