Dialog Eksklusif Di Masjid Agung Sunda Kelapa. (Source: Masjid Agung Sunda Kelapa)
Dream - Peristiwa nahas di Stadion Kanjuruhan, Jawa Timur menjadi perhatian banyak kalangan. Tidak hanya pemerintah, berbagai pihak lainnya pun berusaha mencari tahu penyebab serta solusi agar bisa mencegah hal serupa terjadi kembali.
Itulah yang dilakukan Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) saat menggelar Dialog Eksklusif (DE) bertema 'Dimensi Kemanusiaan dalam Sepakbola'. Acara tersebut mengundang HR Specialist PT Bank Syariah Mandiri, Bayu Aji Soekarno sebagai narasumber dan Aktivis Arief Rosyid Hasan sebagai moderator.
Menanggapi kejadian tragis di Jawa Timur, Bayu menganggap supporter Indonesia lebih fanatik dibandingkan negara lain, seperti Jepang atau Inggris. Tradisi sepakbola Indonesia juga telah muncul sejak 1930. Tidak heran, jika sepakbola banyak digemari.
Dia pun menganggap tragedi tersebut sebagai pukulan telak bagi kondisi sepakbola Indonesia yang tengah menanjak di era kepelatihan Shin Tae-yong. Apalagi, Indonesia berhasil naik 3 tingkat dan menduduki peringkat 152 di ranking FIFA zona Asia.
Foto: Masjid Agung Sunda Kelapa
Timnas Indonesia juga tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti berbagai agenda besar di tahun depan. Maka dari itu, kejadian tersebut patut dijadikan alasan untuk membenahi kondisi sepakbola Indonesia. Apalagi, Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.
“ Kita harus mengambil hikmah di balik peristiwa nahas itu, tragedi Kanjuruhan menyedot perhatian publik dan akhirnya banyak permasalahan lama yang terungkap. Ayo bareng-bareng berbenah, biar pas momen Piala Dunia U-20 tahun depan hubungan supporter kita sudah harmonis," ujar Bayu.
Pendapat tersebut disetujui oleh Arief yang menganggap dialog bisa membantu menyelesaikan permasalahan sosial termasuk dalam tragedi Kanjuruhan. Terutama, ketika semua orang mulai menyalahkan berbagai pihak yang terlibat dalam tragedi tersebut.
" Mungkin kita bisa menjembatani konflik tersebut melalui pentolan di setiap supporter. Karena menurut saya pada dasarnya mereka itu punya kepedulian sosial yang tinggi," ujarnya.
Foto: Masjid Agung Sunda Kelapa
Salah satu peserta DE, Rifqi Aziz dari Muslimverse menganggap fanatisme dan primprdialisme dalam sepakbola memang sulit dihilangkan. Begitu pula persaingan serta gengsi yang muncul di setiap pertandingan. Namun, hal tersebut harus dibatasi untuk mengikuti nilai-nilai kemanusiaan.
Kini, Presiden Joko Widodo berupaya mendorong transformasi sepakbola Indonesia ke arah yang lebih baik. Untungnya, Indonesia juga terhindar dari sanksi FIFA.
Melalui Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi juga mengungkapkan bahwa FIFA dan pemerintah akan membentuk tim transformasi sepakbola Indonesia. " FIFA akan berkantor di Indonesia selama proses-proses tersebut," sambungnya.
Adanya pendapat yang membangun serta dukungan dari berbagai pihak diharapkan bisa mengubah kondisi sepakbola Indonesia ke arah lebih baik.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN