Ilustrasi Wabah Virus Corona (Foto: Shutterstock)
Dream - Jumlah penderita virus corona di China daratan terus mengalami kenaikan. Dilaporkan Gis And Data, per Selasa, 4 Februari 2020 pukul 12.17 WIB, jumlah penderita virus corona yang bermutasi menjadi 2019-NCoV di China Daratan telah mencapai angka 20.604 orang.
Angka masyarakat yang terpapar virus corona tersebut naik signifikan dibandingkan posisi Senin, 3 Februari 2020 yang mencapai 17.485 orang. Artinya hanya dalam satu hari terdeteksi 3.119 orang penderita baru.
Situs Gis And Data juga melaporkan jumlah pasien meninggal dunia akibat virus corona ini telah menyentuh angka 427 orang. Korban meninggal terbanyak berada di Wuhan yakni 414 orang, kemudian di Kota Chongqing dua orang, Beijing satu orang, Shanghai satu orang, Heilongjiang dua orang, Hainan satu orang, dan Hebei satu orang.
China daratan juga menjadi negara paling banyak melaporkan warga yang terpapar virus corona sebanyak 20.416 orang. Sementara Jepang menjadi negara di luar China yang mencatat warga terkonfirmasi terjangkit virus corona sebanyak 20 orang. Disusul Thailand 19 orang, Singapura 18 orang, Hongkong 15 orang, Korea Selatan 15 orang, Australia 12 orang.
Negara yang juga melaporkan warganya terkonfirmasi terjangkit virus corona adalah:
Jerman 12 orang,
Amerika Serikat 11 orang,
Taiwan 10 orang,
Vietnam 8 orang,
Prancis 6 orang,
Uni Emirat Arab 5 orang,
Kanada 4 orang,
India 3 orang,
Italia 2 orang,
Rusia 2 orang,
Filipina 2 orang,
Inggris 2 orang,
Nepal 1 orang,
Kamboja 1 orang,
Spanyol 1 orang,
Finlandia 1 orang,
Swedia 1 orang, dan
Sri Lanka 1 orang.
(Sah)
Kemudian, Gis And Data melaporkan, dari puluhan ribu kasus itu, sudah ada 649 orang yang dilaporkan sembuh dari virus mematikan itu. Kebanyakan orang yang sembuh itu berasal dari China Daratan.
Meski demikian, ada negara lain yang juga warganya menderita virus corona dilaporkan sembuh seperti, Thailand 5 orang, Australia 2 orang, Vietman 1 orang.
Dream - Keajaiban terjadi di China yang menjadi pusat wabah virus corona. Seorang ibu penderita virus yang bermutasi menjadi 2019-NCoV dilaporkan melahirkan seorang bayi perempuan yang sehat.
Kabar melegakan di tengah kepanikan dunia akan wabah viru corona itu terjadi di rumah sakit di Harbin yang berada di Provinsi Heilongjong, China.
China Global Television Network (CGTN) mengumumkan, pada Senin 3 Februari 2020 malam waktu setempat, bayi perempuan itu negatif terjangkit virus corona.
Dalam pengumuman itu, kondisi sang ibu yang menderita virus corona dalam keadaan stabil. Meski demikian, bayi tersebut harus dipisahkan dari sang ibu untuk dilakukan observasi lebih lanjut.
Dilaporkan Yahoo News, dokter dan perawat yang membantu persalinan terlihat sangat bahagia. Hal itu tergambar dari foto-foto yang tersebut.
Meski dokter dan perawat yang membantu persalinan harus menggunakan pakaian khusus. Mereka tetap bekerja dengan baik hingga bayi dan ibunya selamat.
Hingga kini, sudah ada 426 orang di China meninggal dunia akibat virus corona. Sementara, ada dua kematian di wilayah Heilongjong, daerah bayi perempuan itu lahir.
(Sah, Sumber: Yahoo News)
Dream - Wabah virus corona (2019-nCoV) yang berasal dari Wuhan, China hingga kini masih menjadi perhatian dunia. Pasalnya, sudah ada ratusan orang meninggal dunia akibat virus yang belum ada obatnya itu.
Diduga, penyebab virus corona di Wuhan yaitu dari kelelawar. Ahli Patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB University, Prof Agus Setiyono mengatakan, kelelawar yang ada di Indonesia juga mengandung virus corona.
" Kelelawar yang kami dapatkan ada (virus corona), kita kan dari wilayah barat sampai Indonesia timur meski tidak setiap kota, kita pilih Bukittinggi, di Bogor Panjalu, Ciamis sampai Manado," ujar Agus saat berbincang dengan Dream, Senin, 3 Januari 2020.
Meski demikian, Agus belum dapat memastikan virus corona yang ada di kelelawar di Indonesia sama atau tidak dengan yang di Wuhan. Hal itu, kata dia, perlu ada penelitian lebih lanjut.
" Sekarang yang dikhawatirkan dengan kelelawar itu karena memang kita dapatkan virus corona itu ada di kelelawar. Kita nggak tahu apakah corona yang ditemukan sama dengan yang di Wuhan mungkin beda, serinya lain," ucap ahli yang juga Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB ini.
Lebih lanjut, kata dia, virus corona yang ditemukan di kelelawar wilayah Indonesia itu berjenis pemakan buah.
Maka dari itu, dia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memakan buah bekas yang dimakan kelelawar.
Ahli Patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB University, Prof Agus Setiyono (Foto: Situs resmi IPB)
" Ada lebih dari 50 jenis kelelawar. Banyak jadi ada kelelawar pemakan serangga ada, seperti vampir juga ada. (Indonesia) itu ada beberapa kelelawar, prinsipnya itu kelelawar buah. Ada di jurnal yang kita publish," kata dia.
Dream - Kasus virus Corona Wuhan (2019-nCoV) di kota Wuhan, Provinsi Hubei, mencapai 11.000 orang. Para staf kesehatan berusaha keras menangani menyebarnya virus ini.
Seorang perawat di Departemen Penyakit Terinfeksi di Rumah Sakit Anak Provinsi China, Hu Pei, 22 tahun, bekerja keras hingga wajah dan tangannya penuh tanda merah. Bahkan, tangannya tampak keriput dan pecah-pecah karena terpapar alkohol selama seharian.
Kondisi ini membuat punggung tangannya seperti kulit orang tua.
Dilaporkan China Press, Hu Pei lahir di 1998. Selama bertugas menjalani kegiatan, dia menggunakan pakaian dan sarung tangan selama sehari, dengan bedak talcum di dalam sarung tangannya.
" Aku bersiap untuk menjalani karantina setiap waktu," kata dia.
Dia mengatakan, ikut serta dalam misi itu sebagai bagian tanggung jawab generasi setelah 90-an.
" Faktanya, kami tidak takut, namun kami punya misi dan kami harus melakukan sesuatu. Kami muda dan takut tidak berpengalaman," ujar dia.
" Kadang ada rasa takut dan khawatir dalam hati dan keluargaku, tapi menggunakan masker, dan penutup wajah, baju pengaman tidak akan membuatku khawatir," ucap dia.
Kolega Hu Pei, Ning Bin berharap Hu Pei tidak lupa menggunakan krim dan sarung tangan.