Penemuan Ratusan Cap Tangan di Gua Berusia 1.200 Tahun, Maknanya Mendalam

Penemuan Ratusan Cap Tangan di Gua Berusia 1.200 Tahun, Maknanya Mendalam

© Terletak di bawah pohon yang rimbun, gua kuno ini berada sekitar 10 meter di bawah permukaan tanah. 2023 Pexels.com

Terletak di bawah pohon yang rimbun, gua kuno ini berada sekitar 10 meter di bawah permukaan tanah.

Arkeolog Sergio Grosjean menemukan 137 cetakan tangan misterius berwarna hitam dan merah di dinding gua bawah tanah di Meksiko.

Gua ini memiliki usia sekitar 1.200 tahun dan menjadi tempat tinggal bagi peradaban kuno, termasuk suku Maya, Aztec, dan Inca.

Terletak 10 meter di bawah pohon ceiba besar, yang dianggap suci oleh suku Maya, gua kuno ini terletak di dekat ujung utara semenanjung Yucatan di Meksiko.

Situs ini mencakup piramida pusat kota yang menjulang tinggi seperti Uxmal dan Chichen Itza.

© Terletak di bawah pohon yang rimbun, gua kuno ini berada sekitar 10 meter di bawah permukaan tanah. 2023 REUTERS

Setelah pemeriksaan awal pada cetakan tangan, Sergio Grosjean menyatakan bahwa cap tangan tersebut kemungkinan dibuat oleh anak-anak ketika mereka mendekati masa pubertas. Selain itu, petunjuk tentang makna juga dapat ditemukan dari warna-warna tersebut.

“Mereka membubuhkan tangan mereka di dinding dengan warna hitam yang melambangkan kematian, tapi itu tidak berarti mereka akan dibunuh, melainkan mati dari sudut pandang ritual,”

ujar Sergio Grosjean.

“Setelah itu, tangan anak-anak ini dicap dengan warna merah yang merujuk pada perang atau kehidupan,” tambah Grosjean.

Setelah itu, tangan anak-anak ini dicap dengan warna merah yang merujuk pada perang atau kehidupan,” tambah Grosjean." /> © Terletak di bawah pohon yang rimbun, gua kuno ini berada sekitar 10 meter di bawah permukaan tanah. 2023 Cap Tangan di Gua Meksiko/REUTERS

Temuan Artefak Suku Maya Lain

Di dalam gua tersebut, selain cetakan tangan, juga ditemukan artefak suku Maya lainnya, seperti topeng berukir dan enam pahatan relief yang telah dicat. Peneliti menyatakan bahwa penemuan ini dapat ditelusuri kembali ke periode tahun 800-1.000 M, saat daerah tersebut alami kekeringan ekstrem yang kemungkinan mendorong suku Maya Klasik untuk meninggalkan kota-kota besar mereka dengan cepat.