Metode Penentuan Hilal Muhammadiyah Dan NU (Foto Ilustrasi: Unsplash.com)
Dream – Awal puasa Ramadhan 2022 akan ditentukan pemerintah dalam sidang itsbat yang digelar pemerintah hari ini (Jumat, 1 April 2022). Seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagian besar muslim Indonesia juga turut memperhatikan keputusan dari dua organisasi Islam yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Cara menentukan awal Ramadhan 2022 yang dianut Indonesia berbasih pada dua metode yaitu hisab dan rukyatul hilal. Metode hisab adalah penghitungan secara astronomis dalam menentukan posisi bulan sebagai tanda dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah. Metode ini biasanya bisa menentukan awal bulan hijriah jauh hari sehingga kapan 1 Ramadhan 2022 datang sudah bisa diketahui lebih cepat.
Metode kedua rukyatul hilal adalah aktivitas mengamati bulan secara langsung dengan menggunakan teropong. Para pengamat akan melihat visibilitas hilal atau bulan sabit muda saat matahari terbenam sebagai pergantian kalender Hijriah. Ada beberapa kriteria untuk menentukan tinggi hilal sebagai tanda datangnya awal bulan baru dalam penanggalan qomariyah.
Baik Muhammadiyah maupun NU memahami kedua metode penentukan awal Ramadhan ini. Namun Muhammadiyah biasanya lebih banyak mengandalkan metode hisab. Sementara NU baru membuat keputusan ketika telah diperoleh hasil pengamatan hilal dengan kriteria tertentu melalui sidang isbat.
Perbedaan metode penentuan inilah yang terkadang membuat penentuan awal Ramadhan pada tahun ini kemungkinan terdapat perbedaan. Potensi yang sama juga akan terjadi saat menentukan awal Lebaran 2022.
Meski begitu, perbedaan yang terjadi tersebut bukanlah suatu permasalahan yang besar. Setiap masyarakat Indonesia sudah bisa memahami adanya perbedaan tersebut dan tetap menjalani ibadah puasa sesuai dengan yang mereka ikuti selama ini.
Untuk mengetahui secara lebih lengkap bagaimana metode menentukan hilal antara Muhammadiyah dan NU, berikut sebagaimana telah dirangkum oleh Dream melalui berbagai sumber.
Dalam menentukan hilal atau awal dari bulan Ramadan, Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan metode yang disebut dengan rukyatul hilal. Di mana metode ini adalah dengan mengamati bulan secara langsung. Cara ini jugalah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw untuk menentukan awal puasa dan awal Idul Fitri.
Berikut adalah penjelasannya dari hadis muttafaq alaihi yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim seperti dikutip dari islam.nu.or.id:
“ Berpuasalah kalian pada saat kalian telah melihatnya (bulan), dan berbukalah kalian juga di saat telah melihatnya (hilal bulan Syawal). Dan apabila tertutup mendung bagi kalian maka genapkanlah bulan Syaban menjadi 30 hari.” (HR. Bukhari dan Imam Muslim).
Melalui hadis di atas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw hanya menentukan dengan rukyatul hilal atau melihat bulan sebagai kausa prima dari awal ibadah puasa dan awal dari Idul Fitri. Bukan dari sudah wujud atau tidaknya atau dari cara menghitungnya.
Hal tersebut ditunjukkan dari ucapan beliau yang memerintahkan untuk menyempurnakan bulan Syaban sebanyak 30 hari. Meski tidak berhasil melihatnya, namun secara perhitungan astronomis atau hisabnya bisa saja sudah ada.
Selain itu, metode penentuan hilan yang dilakukan oleh NU ini juga dijelaskan dalam firman Allah SWT melalui surat Al-Baqarah ayat 189 berikut ini:
۞يَسـَٔلُوْنَكَعَنِالْاَهِلَّةِۗقُلْهِيَمَوَاقِيْتُلِلنَّاسِوَالْحَجِّۗوَلَيْسَالْبِرُّبِاَنْتَأْتُواالْبُيُوْتَمِنْظُهُوْرِهَاوَلٰكِنَّالْبِرَّمَنِاتَّقٰىۚوَأْتُواالْبُيُوْتَمِنْاَبْوَابِهَاۖوَاتَّقُوااللّٰهَلَعَلَّكُمْتُفْلِحُوْنَ
Artinya: “ Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, “ Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji.” Dan bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari atasnya, tetapi kebajikan adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Al-Baqarah: 189).
Dalam menentukan hilal antara Muhammdiyah dan NU berbeda. Setelah mengetahui penentuan hilal bagi NU, sahabat Dream juga perlu tahu bagaimana metode menentukan hilal bagi Muhammadiyah, yakni dengan metode hisab wujudud hilal atau perhitungan astronomis.
Dalam metode ini percaya bahwa hadirnya hilal meski tidak melihat secara langsung dengan mata telanjang, tetapi sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Di mana syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Adanya ijtimak atau konjungsi.
2. Ijtimak yang dilakukan tersebut terjadi sebelum matahari terbenam.
3. Di saat matahari terbenam piringan atas atau posisi bulan berada di atas ufuk (bulan baru sudah wujud).
Kesemua persyaratan tersebut haruslah dipenuhi yang nantinya akan menjadi tanda mulainya bulan baru. Jika ada satu persyaratan yang tidak dipenuhi, maka bulan baru tersebut dianggap belum masuk.
Perlu sahabat Dream ketahui juga, bahwa dalam menggunakan metode hisab ini dan menggunakan kriteria ijtimak sebelum gurub, maka tidak dibutuhkan lagi adanya pertimbangan tentang adanya bulan di saat matahari terbenam, berada di atas ufuk atau pun tidak.
Dalam metode yang digunakan oleh Muhammadiyah ini dijelaskan dalam firman Allah SWT melalui surat Yasin ayat 39 hingga 40 sebagai berikut:
وَالْقَمَرَقَدَّرْنٰهُمَنَازِلَحَتّٰىعَادَكَالْعُرْجُوْنِالْقَدِيْمِ لَاالشَّمْسُيَنْۢبَغِيْلَهَآاَنْتُدْرِكَالْقَمَرَوَلَاالَّيْلُسَابِقُالنَّهَارِۗوَكُلٌّفِيْفَلَكٍيَّسْبَحُوْنَ
Artinya: “ Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Yasin: 39 – 40).
Itulah penjelasan tentang metode penentuan hilal atau awal bulan Ramadan yang digunakan oleh Muhammadiyah dan NU. Semoga setelah hilal sudah diputuskan oleh kedua organisasi tersebut, setiap umat Islam bisa memulai ibadah puasanya dengan lancar hingga satu bulan ke depan.
Dream - Kementerian Agama telah menetapkan 101 tempat untuk melakukan rukyatul hilal sebelum memutuskan 1 Ramadan 1443 H dalam sidang isbat yang akan digelar pada Jumat 1 April 2022.
" Kemenag telah menetapkan 101 lokasi titik rukyatul hilal di seluruh Indonesia," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib, dikutip dari merdeka.com.
Dia menambahkan, rukyatul hilal akan dilaksanakan oleh Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten atau Kota bekerjasama dengan Peradilan Agama dan Ormas Islam serta instansi lain, di daerah setempat.
Kemenag sebenarnya sudah mengantongi hasil perhitungan secara astronomis (hisab) untuk menentukan awal Ramadan. Secara hisab, tambah Adib, semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Ramadan jatuh pada Jumat 1 April 2022, atau bertepatan dengan 29 Syakban 1443 H sekitar pukul 13.24 WIB.
" Pada hari rukyat, 29 Syakban 1443 H, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit," kata Adib.
Meski demikian, untuk menuntukan awal Ramadan 1443 H, Kemenag masih menunggu hasil rukyatul (pemantauan) hilal. " Hasil rukyatul hilal yang dilakukan ini selanjutnya akan dilaporkan sebagai bahan pertimbangan Sidang Isbat Awal Ramadan 1443 H," imbuh Adib.
Menurut Kepala Subdit Hisab Rukyat dan Syariah, Ismail Fahmi, sidang isbat akan digelar secara hybrid, yaitu secara daring dan offline.
" Sebagian peserta hadir di lokasi acara, sebagian mengikuti secara online melalui zoom meeting," ujar Ismail.
Provinsi Aceh
1. POB Chiek Kuta Karang
2. Tugu O KM
3. Bukit Blang Tiron
4. Pantai lhokseumawe
5. POB Suak Geudubang
6. Pantai Nancala
Provinsi Sumatera Utara
7. Rooftop Gedung BMKG Wilayah Sumatera
8. OIF UMSU Medan
Provinsi Sumatera Barat
9. Gedung Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat di Kota Padang
Provinsi Riau
10. Hotel Sonoview Dumai
Provinsi Kepulauan Riau
11. Pantai Setumu Tanjung Pinang
Provinsi Jambi
12. Hotel “ O” Weston
Provinsi Sumatera Selatan
13. Rafah Tower Lt. 18 UIN Raden Fatah Palembang Jl. Prof. KH. Zainal Abidin Fikri Km. 3,5 Palembang
14. Hotel Aryaduta Palembang
Provinsi Bangka Belitung
15. Pantai Tanjung Raya Penagan
16. Pantai Tanjung Kalian Muntok
17. Pantai Tanjung Pendan Belitung
Provinsi Bengkulu
18. Mes Pemda Prov.Bengkulu Jl. Pasar Pantai Kel.Malabero Kec. Teluk Segara
Provinsi Lampung
19. POB Bukit Gelumpai Pantai Canti Kalianda Lampung Selatan
20. Sekretariat Observatorium Astronomi ITERA (OAIL), Institut Teknologi Sumatera.
Provinsi DKI Jakarta
21. Gedung Kanwil Kemenag DKI Jakarta lt. 7
22. Masjid Al-Musyari'in Basmol Jakarta Barat
23. Pulau Karya Kep. Seribu
24. Masjid K.H Hasyim Asyari
Provinsi Jawa Barat
25. Bosscha Lembang
26. SMK Astahana Subang
27. Cirebon Pantai Gebang
28. Banjar Gunung Babakan
29. Tasik Pantai Cipatujah
30. Garut Pantai Santolo
31. POB Cibeas, Palabuhanratu
32. Imah Noong Lembang Bandung Barat
33. Pondok Bali Subang
34. Observatorium UNISBA Bandung
35. Kesikluhur Kertamukti Pangandaran
Provinsi Banten
36. Pantai Anyer
Provinsi Jawa Tengah
37. Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo
38. Pantai Wates Kaliori Rembang
39. Pantai Jatimalang Purworejo
40. Pantai Ujung Negoro Batang
41. Pantai Padelan Kebumen
42. Pantai Kartini Jepara
43. Menara Masjid Agung Pemalang
44. Pantai Alam Indah Kota Tegal
45. Pel. Tanjung Kendal
46. Bukit Sokobubuk Pati
47. Lapangan Tembak Kebutuh Banjarnegara
48. Hotel Aston Banyumas
Provinsi DI. Yogyakarta
49. POB Syech Bela Belu Parangtritis Yogyakarta
Provinsi Jawa Timur
50. Bukit Condrodipuro Gresik
51. Pantai Sunan Drajat / Tanjung Kodok Lamongan
52. Bukit Banyu Urip Tuban
53. Ponpes Bayat Al Hikmah Pasuruan
54. Lereng Gunung Pandan Madiun
55. Bukit Wonocolo Bojonegoro
56. Pelabuhan Baru Probolinggo
57. Pantai Duta Bojonegoro
58. Pantai Bawean Gresik
59. Ponpes Ibnu Syatir Ponorogo
60. Bukit Gumuk Klasi Indah Banyuwangi
61. Pantai Pancur Alas Purwo Banyuwangi
62. Pantai Serang Blitar
63. Bukit Wonotirto Blitar
64. Pantai Sapo Sumenep
65. Pantai Kalisangka Sumenep
66. Pantai Taneros Sumenep
67. Pantai Nyamplong Kobong Jember
68. Gunung Sadeng Jember
69. Pantai Srau Pacitan
70. Pantai Kasap Pacitan
71. Pantai Gebang Bangkalan
72. Ponpes Mambaul Ma'arif Jombang
73. Menara Masjid AlHidayah Kediri
74. Helipad AURI Ngliyep Malang
75. Pantai Pecinan Situbondo
76. Pantai Ambat Tlanakan Pamekasan
Provinsi Kalimantan Barat
77. Pantai Indah Kakap Kabupaten Kubu Raya
Provinsi Kalimanta Tengah
78. Hotel Aquarius Palangkaraya
Provinsi Kalimantan Timur
79. Tempat Menara Asmaul Husna Masjid Baitul Muttaqin Islamic Center Samarinda
Provinsi Kalimantan Selatan
80. Lantai Atas Bank Kalimantan Selatan Banjarmasin
Provinsi Kalimantan Utara
81. Taman Berlabuh Tarakan
Provinsi Bali
82. Pantai Patra Jasa Tuban Kuta Badung
83. Rooftop Gedung BMKG Denpasar
Provinsi NTB
84. Pantai Loang Baloq Ampenan Mataram
Provinsi NTT
85. Menara Gedung BMKG Kupang
Provinsi Sulawesi Selatan
86. Rooftop Mall GTC Tanjung Bunga Makassar
Provinsi Sulawesi Barat
87. Tanjung Mercusuar Sumare, Simboro Kabupaten Mamuju
Provinsi Sulawasei Tenggara
88. Panatai Wolulu Kelurahan Wolulu Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka
Provinsi Sulawesi Utara
89. Manado MTC lantai R1
Provinsi Gorontalo
90. POB Kwandang
91. Rooftop Menara Keagungan
Provinsi Sulawesi Tengah
92. Gedung Hisab Rukyat Desa Manara Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala
93. Desa Pakoya, Kec. Pagimana, Kab. Banggai
Provinsi Maluku
94. Masjid Cakmarussalam
95. Puncak Karangpanjang Ambon
Provinsi Maluku Utara
96. Pantai Rua Kota Ternate
97. Pantai Supu Kabupaten Halmahera Barat
98. Komplek Gamsung Kota Tidore
Provinsi Papua
99. Lampu Satu Merauke
100. Demta Kab. Jayapura
Provinsi Papua Barat
101. Hotel Waigo Sorong
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN