Dream - Tim Satuan Tugas Polda Metro Jaya tengah mencari lokasi yang dijadikan tempat pembunuhan bocah dalam kardus PNF (9).
" Jadi sekarang kita cari TKP (Tempat Kejadian Perkara) eksekusi," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi, Krishna Murti di Jakarta, Jumat 9 Oktober 2015.
Krishna mengatakan penyidik berupaya mempersempit ruang untuk mencari lokasi eksekusi pembunuhan yang dilakukan pelaku terhadap PNF.
Sejauh ini, sambung dia, penyidik telah mengolah TKP sebanyak 10 kali. Mulai dari penemuan kardus berisi jasad korban, sekolah dan lokasi diduga saat korban hilang.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian menyebutkan penyidik belum menetapkan tersangka pembunuhan dan kekerasan seksual terhadap PNF.
Penyidik sampai saat ini masih mendalami DNA milik saksi berpotensi A dengan cairan yang menempel pada barang milik PNF di Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri dan salah satu rumah sakit di Singapura.
Sejauh ini, sambung Tito, hasil tes DNA milik A identik dengan " swap" yang menempel pada barang milik PNF berdasarkan hasil pemeriksaan tim forensik Polda Metro Jaya.
Tapi, penyidik ingin memastikan kecocokan DNA itu berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan tiga pendapat tim dokter sehingga mengantongi bukti yang kuat untuk menetapkan tersangka. (Ism)
Fakta Mengejutkan
Dream - Saksi berpotensi sebagai pelaku pembunuhan dan kekerasan seksual terhadap bocah dalam kardus PNF (9), berinisial A, ternyata kerap mengajarkan anak-anak kecil yang ia kumpulkan untuk memakai narkoba, termasuk menghisap ganja.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti, mengungkapkan anak buahnya di lapangan telah menelusuri terkait latar belakang A.
Dari situ ditemukan fakta, A kerap mengumpulkan anak lelaki dan perempuan di bedeng tempatnya tinggal di Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
" Ke-12 anak itu sering memakai narkoba yang pembeliannya dikoordinir oleh A. Namun pembeliannya dipakai uang milik ke-12 anak tersebut," kata Krishna, Jumat dini hari, 9 Oktober 2015.
Dari sekian banyak anak yang dia kumpulkan, ada 12 anak yang sudah membentuk geng bernama 'Boeltacoz'. Geng itu dibentuk lantaran kesamaan semua anak-anak itu tunduk setengah mati terhadap Agus.
Saat ini polisi sudah menetapkan A sebagai tersangka kasus pencabulan terhadap bocah lainnya yang juga tetangga PNF, yakni T (15). T mengaku pernah dicabuli A pada Juni 2015 lalu.
Ada 12 saksi yang mengaku tahu peristiwa pencabulan terhadap T. Dan A telah mengakui perbuatan cabulnya tersebut. Polisi kemudian menetapkan A sebagai tersangka dan menahannya di Polda Metro Jaya mulai hari ini.
Sementara itu, untuk pembunuhan terhadap PNF, polisi masih butuh beberapa bukti dan penguatan tes DNA lagi untuk menunjuk A sebagai tersangka.
Jadi Tersangka
Dream - Tim Satgas Polda Metro Jaya menentapkan saksi berpotensi pembunuhan bocah dalam kardus PNF (9), berinisial A menjadi tersangka dugaan kekerasan seksual terhadap gadis remaja berinisial T (15) yang juga tetangga PNF.
Kepada penyidik, T mengaku pernah mendapatkan pelecehan seksual yang dilakukan A pada Juni 2015. " Perbuatan tidak senonoh A terhadap T juga diketahui 12 orang saksi lainnya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti di Jakarta, Jumat dini hari, 9 Oktober 2015.
Selain itu, kata Krishna, A juga terindikasi pernah menghamili gadis di bawah umur.
" Dari informasi anak-anak di sekitar tetangga korban (PNF) diduga ada gadis di bawah usia berinisial Y yang dihamili A," ujar dia.
Dia mengatakan penyidik kepolisian mendapatkan informasi itu berdasarkan keterangan dari 13 anak terdiri atas tiga anak perempuan dan 10 anak lelaki yang bertetanggaan dengan tersangka A dan PNF.
Korban PNF dan tersangka A menetap bertetanggaan di daerah Kalideres Jakarta Barat.
Dari keterangan beberapa anak itu, Krishna mengungkapkan, A menghamili Y namun kandungannya digugurkan. " Saat ini kami sedang mencari Y," katanya.
Sebelumnya, polisi telah memeriksa DNA saksi berpotensi A yang ditemukan identik dengan barang bukti kaos kaki milik korban PNF.
Namun, penyidik masih memastikan uji DNA dengan memeriksakan ke salah satu rumah sakit di Singapura, serta mencari alat bukti lainnya.
Temuan Menarik
Dream - Polisi telah menemukan titik terang pelaku pembunuhan bocah berusia 9 tahun yang dibuang dalam kardus di Kalideres, Jakarta Barat.
Dari hasil tes DNA terhadap salah satu barang milik korban ternyata cocok dengan DNA salah satu saksi potensial yang diamankan penyidik.
" Ada perkembangan yang siginifikan. DNA satu saksi potensial cocok dengan DNA di salah satu barang milik korban," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi, Krishna Murti, Kamis 8 Oktober 2015.
Meski begitu, penyidik belum cukup puas dengan hasil tes DNA tersebut. Untuk lebih akurat dan tidak ingin ada kesalahan, mereka akan meminta second opinion kepada tim Disaster Victim Investigation (DVI)
Jika dari hasil tes DNA di DVI ternyata cocok, kata Krishna, maka bukti ilmiah yang dimiliki polisi sudah kuat.
Sejauh ini, dari beberapa saksi yang berpotensi yang sudah dimintai keterangan dan juga sudah diambil DNA-nya belum ada yang mengakui jika ia melakukan pembunuhan. (Ism)
Tinggal Bersama 16 Orang
Dream - PNF, bocah perempuan berusian 9 tahun yang tewas diperkosa dan dibunuh serta dibuang ke dalam kardus, ternyata tinggal bersama 16 orang keluarganya di rumahnya yang sempit di dalam gang kawasan Kalideres, Jakarta Barat.
AD, paman korban menceritakan, di rumah itu total ada 16 orang yang tinggal bersama termasuk dirinya. Bahkan, begitu penuhnya, setiap malam, salah seorang paman PNF lainnya, harus tidur di Pos Kamling di belakang rumah tersebut.
Rumah itu hanya memiliki 2 kamar kecil, 1 kamar mandi, dan sebuah ruang tamu yang setiap malam berubah jadi ruang tidur. Lalu pagi hari kembali berubah jadi ruang tamu.
Kata AD yang merupakan adik dari ibunda PNF, mereka total ada 9 bersaudara. Tapi 3 di antaranya, termasuk AD masih tinggal di rumah peninggalan ayah dan ibunya itu.
Selain AD, kakaknya MC, lalu Ibunda PNF, yakni IF. Kemudian kakak AD lainnya, R dan suaminya, R. Kemudian kakak lainnya, NA serta Ibu mereka.
Kemudian sisa lainnya adalah 10 anak kecil yang merupakan anak IF, R dan NA. Jadi total ada 16 orang yang tinggal di rumah itu.
" Anak IF ada 3, lalu anak R ada 4, kemudian anak Aisyah ada 3. Kalau saya dan MC belum menikah," kata Ade.
Setiap malam, kata AD, sang kakak R tidur di kamar bersama anak dan suaminya. Kemudian NA juga tidur di kamar bersama istri dan suaminya.
Sedangkan PNF, AD, lalu Ibu PNF dan 2 kakak PNF serta nenek PNF atau Ibu AD, tidur bersama di ruang tamu yang diubah jadi ruang tidur.
Kemudian MC, paman PNF lainnya, harus menyingkir setiap malam keluar rumah dan tidur di Pos Kamling belakang rumahnya.
" Begitulah setiap hari di rumah ini," kata Ade. Saat bangun pagi, maka anak-anak yang sekolah duluan yang didahulukan mandi.
Dream - Kesaksian dua teman PNF (9) yang melihat korban terakhir kali cenderung berbeda. Mereka sama-sama menceritakan saat sebelum menghilang, tapi berbeda versi dengan jam yang sama.
Kedua anak itu, adalah Kelvin Trianto, sepupu PNF dan Kiki, teman sekelas PNF di sekolah dasar negeri (SDN), dekat rumahnya Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
Kelvin mengaku bertemu PNF usai pulang sekolah pukul 10.00 WIB pada Jumat 2 Oktober 2015. Dia sempat menyapa PNF dan bertanya hendak pergi kemana, lalu PNF bilang mau pergi ke rumah temannya.
Kelvin yang aneh mengikutinya dan ternyata PNF justru lari ke arah gang Melati 1 di seberang sekolah. Kelvin kemudian mengejarnya, tapi kemudian PNF menghilang di jalan bercabang tengah gang.
Sedangkan Kiki, rekan kelas PNF justru melihat PNF dijemput seseorang dengan motor tak jauh dari luar sekolah pukul 10.00 WIB, di jam yang sama saat Kelvin mengaku mengejar PNF. " Memang itu sih kalau ceritanya Kiki," kata Vilar Vitaloka (29), Wali Kelas PNF.
Polisi sudah mewawancarai kedua anak itu. Terakhir, polisi kembali datang ke sekolah kemudian kembali mewawancarai Kiki.
Sebelumnya, jenazah PNF ditemukan dalam kondisi terbungkus kardus di Kampung Belakang, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat pada Jumat malam kemarin. Lokasi itu jaraknya sekitar 5 kilometer dari rumah PNF dan sekolahnya.
Diduga kuat PNF dibunuh setelah lebih dulu diperkosa oleh pelakunya. Kini Polisi menelusuri berbagai petunjuk dan mencurigai beberapa orang yang diduga memiliki motif untuk dijadikan tersangka.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik