Perubahan Pulau Jawa Tahun 10.000 SM Sampai 2017 dalam 6 Menit

Reporter : Idho Rahaldi
Sabtu, 17 Juni 2017 13:02
Perubahan Pulau Jawa Tahun 10.000 SM Sampai 2017 dalam 6 Menit
kali ini kita akan mencoba merajut kembali pembabakan sejarah Nusantara, khususnya sejarah di tanah Jawa.

Dream - Jawa, pulau terkecil namun terpadat di Indonesia. Tapi tahukah kalian sejak kapan peradaban di Pulau Jawa ini dimulai?

Peradaban Pulau Jawa diyakini bermula dari munculnya kebudayaan maju pertama di Gunung Padang, sekitar tahun 10.000 Sebelum Masehi. Sejak itu, penguasa Jawa silih berganti, hingga kini menjadi bagian Indonesia.

Sejarah memang selalu menarik untuk dibahas. Nah kali ini kita akan mencoba merajut kembali pembabakan sejarah Nusantara, khususnya sejarah di tanah Jawa.

Lewat sebuah video yang diunggah ke Youtube oleh akun Lazardi Wong Jogja, kita disuguhi evolusi luar biasa Peta Jawa Dari tahun 10.000 SM sampai 2017.

Nah pensaran bukan seperti apa? Berikut sejarah luar biasa pulau jawa, cekidot...

Benarkah seperti itu perkembangan Jawa? Wallahi a'lam... (eko)

(Sumber: wowshack.com)

1 dari 2 halaman

Bukan di Luar Negeri, Tempat Indah Ini Ada di Pulau Jawa

Bukan di Luar Negeri, Tempat Indah Ini Ada di Pulau Jawa © Dream

Dream - Melihat gambarnya sekilas, mungkin ada di antara Anda yang mengira tempat ini adalah Phi Phi Island di Thailand atau sebuah tempat yang ada di negara lain.

Namun jangan salah, tempat indah dan belum terjamah ini ada di Indonesia, bahkan masih berada di Pulau Jawa.

Tempat ini adalah Meru Betiri yang merupakan hutan tropis dengan sungai spektakuler dan keanekaragaman satwa liar. Berslogankan " Home of Biodiversity" , Taman Nasional Meru Betiri merupakan salah satu taman nasional yang paling mengesankan di Pulau Jawa dengan ekosistem mangrove, hutan rawa, dan hutan hujan dataran rendah.

Secara administratif, kawasan Taman Nasional Meru Betiri terletak di Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Sebagian besar taman nasional ini dipenuhi oleh perkebunan karet dengan topografi berbukit-bukit berikut tebing yang curam. Kawasan Taman Nasional Meru Betiri bagian utara dan tengah merupakan hutan hujan tropis yang selalu hijau, sedangkan di bagian lainnya termasuk hutan dengan musim kering.

Taman nasional ini merupakan sebuat " pot" besar tempat tumbuhnya tanaman langka seperti bunga raflesia dan beberapa jenis tumbuhan lainnya seperti bakau, api-api, waru, nyamplung, rengas, bungur, pulai, bendo, dan beberapa jenis tumbuhan obat-obatan.

Di sini Anda dapat menyaksikan tingkah laku satwa liar yang eksotis seperti kumbang hitam, kura-kura, macan tutul, banteng, kera ekor panjang, ajag, kucing hutan, rusa, bajing terbang ekor merah, merak, penyu belimbing, penyu sisik, penyu hijau, dan penyu ridel atau lekang.

Di Pantai Sukamade, yang merupakan bagian dari kawasan taman nasional ini, dibangun beberapa fasilitas sederhana untuk pengembangbiakan penyu. Taman ini juga merupakan tempat perlindungan harimau Jawa yang langka dan mulai punah.

Taman ini terletak di salah satu daerah yang paling terpencil di Indonesia sehingga aksesnya termasuk sulit, bahkan pengunjung terpaksa menggunakan mobil 4WD.

Letaknya yang terpencil membuat hutan ini jarang dikunjungi sehingga menjadi alasan mengapa hutan ini menjadi surga belantara yang belum terjamah keindahannya.

Taman Nasional Meru Betiri menawarkan pemandangan dan pengalaman yang luar biasa. Pepohonan dan satwa liar yang menjadikan hutan ini sebagai rumah dan habitat mereka akan menjadi atraksi menarik sekaligus bermanfaat bagi Anda.

Menuju hutan ini membutuhkan stamina yang baik. Namun keletihan Anda akan terbayar lunas dengan pemandangan yang spektakuler dan udara hutan yang khas menyejukan kulit dan hati Anda. Pengalaman ini akan sulit Anda rasakan dan temukan di tempat lain di planet ini.

(Ism, Sumber: Situs Kemenpar RI, Indonesia.travel)

2 dari 2 halaman

Sedih, Seorang Kakek dari Suku Pedalaman Ditolak Naik Bus

Sedih, Seorang Kakek dari Suku Pedalaman Ditolak Naik Bus © Dream

Dream - Penampilan bukanlah penentu kebaikan seseorang. Tetapi, masih banyak orang yang menilai orang lain hanya dari penampilannya. 

Hal itu terlihat pada serangkaian foto yang memperlihatkan seorang kakek dari suku pedalaman di Filipina. Sang kakek ditolak naik bus hanya karena memakai pakaian tradisional.

Kakek suku ditolak bis

Kakek suku ditolak bis

Kakek suku ditolak bis

Dalam foto-foto yang viral di Facebook itu, seorang kakek dari suku Igorot dilarang naik bus oleh sopir karena memakai pakaian adat yang disebut dengan Bahag.

Menurut seorang warganet bernama Dhrins Laurente Napeek, dia melihat kakek sedang menunggu bus bersama penumpang lainnya. Dia terkejut saat tahu hanya kakek itu yang tinggal, sementara bus sudah berangkat.

Kakek itu kemudian berjalan pergi, mungkin menunggu bus di tempat lainnya.

Menurut laporan, kakek itu tidak sedang pulang ke rumahnya. Dia ingin mengunjungi seorang pasien di Villasis atau Rosales. Rupanya kakek itu adalah seorang dukun di masyarakat suku Igorot.

Kakek suku ditolak bis

Kakek suku ditolak bis

Napeek yakin kakek tersebut ditolak naik karena caranya berpakaian. Hal ini memicu kemarahan dari warganet.

Tetapi, menurut unggahan seorang wanita yang mengaku berada di dalam bus, kakek itu ditolak naik karena busnya sudah penuh. Sebagian penumpang bahkan berdiri di dalam bus.

Perusahaan angkutan bus itu juga menanggapi berbagai tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Perusahaan berjanji akan melakukan Investigasi tentang kejadian tersebut.

Sekadar informasi, Bahag adalah cawat yang biasa digunakan di seluruh Filipina sebelum kedatangan penjajah Eropa. Cawat itu bahkan masih dipakai oleh penduduk asli Filipina, terutama yang tinggal di utara Luzon, hingga sekarang.

(viral4real.com)

Beri Komentar