Hafiz Cilik (4): Raihan, Hafal 2 Juz Quran dalam Dua Pekan

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 29 Juli 2015 19:19
Hafiz Cilik (4): Raihan, Hafal 2 Juz Quran dalam Dua Pekan
Ia tidak bisa membaca Alquran. Tapi mampu menghafal dua juz kitab suci itu dalam tempo singkat. Inilah kisah bocah istimewa ini.

Dream - Tubuhnya sedikit kurus. Tetapi posturnya cukup tinggi dari anak-anak seusianya. Wajahnya terlihat cerah berseri. Senyum merekah selalu terhias di bibirnya. Saat ini, usianya baru menginjak 14 tahun.

Sekilas, tidak ada yang istimewa jika melihat sosok Raihan Ahdan Muhammad. Dia sama seperti anak kebanyakan yang tengah menikmati masa pertumbuhannya. Tetapi, ada hal yang tidak ada di anak lain, tetapi ada dalam diri Ahdan. Bocah ini jadi istimewa karena mampu menghafalkan dua juz Alquran hanya dalam tempo dua minggu!

Ahdan sebelumnya merupakan anak dengan pertumbuhan kemampuan baca tulis yang lamban. Termasuk pula dalam kemampuan baca tulis dalam huruf Arab. Hal itu ternyata cukup menghambat pertumbuhan Ahdan.

Kisah Ahdan berubah sepenuhnya ketika bertemu dengan Ustad Nurul Anwar. Di bawah bimbingan pengasuh Rumah Quran Mulia (RQM) ini Ahdan mampu menghafal Alquran dalam waktu yang begitu cepat.

Kisah Ahdan bermula ketika tahun 2010. Saat itu, Ahdan bersama kedua orangtuanya, Abdul Wafi, 46 tahun, dan Lailatul Qamariyah, 40 tahun, menempuh perjalanan mengendarai kereta api dari Surabaya menuju Cibubur, Bogor. Mereka datang untuk bersilaturahmi dengan Ustad Anwar.

“ Awalnya saya sekolah di Surabaya. Kemudian diajak ke Bogor untuk belajar Alquran,” ujar Ahdan.

Ustad Anwar pun dengan telaten membimbing Ahdan untuk bisa membaca Alquran. Mengetahui bocah tersebut tidak bisa membaca Alquran, Anwar kemudian memilih menggunakan metode talaqi.

Talaqi merupakan metode membaca Alquran tanpa melihat teks. Bacaan Alquran didengarkan kepada Ahdan, kemudian bocah itu diminta untuk mengulangi ayat yang didengarnya.

Metode tersebut ternyata merupakan metode paling tepat untuk Ahdan. Hingga dia bisa menghafalkan dua juz terakhir Alquran, juz 29 dan juz 30, hanya dalam waktu dua minggu.

“ Bimbingan hafalan berjalan sejak pukul 03.00 pagi hingga pukul 17.00 sore,” kata Ahdan.

Saat pagi, proses hafalan dijalankan dengan cara salat berjamaah. Cara itu untuk menguji sejauhmana kemampuan mengingat para santri RQM. Mereka diwajibkan untuk bergiliran menjadi Imam salat. Tidak terkecuali Ahdan.

Kini, Ahdan telah mampu menghafal sebagian besar Alquran. Dia pun punya keinginan menggenapi hafalan sampai seluruh juz. “ Saya ingin tiga tahun lagi hafal semua juz,” kata Ahdan.

***

Kisah perjalanan Ahdan menjadi hafiz... 

1 dari 3 halaman

Jalan Berliku Menjadi Hafiz

Jalan Berliku Menjadi Hafiz © Dream

Jalan Berliku Menjadi Hafiz

Kisah perjalanan Ahdan menjadi hafiz tidaklah mudah. Memasuki usia Sekolah Dasar (SD), ayahnya, Abdul Wafi, ingin menyekolahkan Ahdan di sebuah Madrasah Ibtidaiyah di Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Untuk bisa diterima di madrasah itu, Ahdan harus menjalani tes penyaringan.

“ Ahdan ternyata tidak lulus seleksi, salah satunya calistung (baca, tulis, hitung),” kata Abdul Wafi kepada Dream.co.id.

Wafi kemudian terpaksa mengambil keputusan untuk menyekolahkan Ahdan di sebuah SD Negeri. Wafi ingat kala itu belum ada pemberlakuan syarat masuk ke sekolah dasar harus mengikuti tes. Sehingga Ahdan diterima.

Tetapi, Ahdan ternyata tidak mendapat pendidikan yang layak. Bukannya dididik oleh pengajar, Ahdan justru kerap mendapat cemoohan. Wafi pun memutuskan Ahdan tidak boleh lagi sekolah di SD tersebut. “ Daripada setiap hari seperti itu. Gurunya tidak ramah anak,” keluh Wafi.

Kebetulan, Abdul Wafi yang merupakan Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) Kantor Kementerian Agama Jawa Timur, mendapat promosi untuk berdinas di Surabaya. Dia lantas mencarikan sekolah yang sesuai dengan Ahdan di kota tersebut. 

Ahdan tergolong anak yang tidak nyaman dengan tempat baru. Jika sedari awal Ahdan sudah tidak tertarik di suatu lingkungan, selamanya dia tidak akan bisa berbaur dengan lingkungannya. Hal itu membuat kedua orangtuanya terpaksa sibuk mencarikan sekolah yang tepat.

“ Pas masuk halaman Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya, tiba-tiba  Ahdan bilang, ‘Ma, saya mau sekolah di sini’,” ujar sang ibu, Laila, panggilan akrab dari Lailatul Qamariyah. Ahdan lalu bersekolah di sekolah alam tersebut hingga kelas V SD.

Saat liburan semester gasal, Laila menceritakan tiba-tiba anaknya ingin berjalan-jalan mengendarai kereta api. Tetapi, bocah ini ingin menempuh perjalanan yang jauh dan dalam waktu relatif panjang.

“ Biasanya kan kalau naik kereta cuma Surabaya-Malang. Saya juga bingung ke mana ya naik kereta yang jauh,” kata Laila.

Laila pun sempat berbincang dengan sang suami. Dalam perbincangan tersebut, mereka ingat pernah berkenalan dengan Ustad Anwar dalam suatu pengajian di Surabaya. 

Usai perbincangan tersebut, Wafi dan Laila memutuskan untuk mengajak Ahdan berjalan-jalan naik kereta sembari bersilaturahmi dengan Ustad Anwar di Cibubur.

***

Wafi dan Laila belum menyadari... 

2 dari 3 halaman

Berawal dari Celetukan, Lahir Keputusan Besar

Berawal dari Celetukan, Lahir Keputusan Besar © Dream

Berawal dari Celetukan, Lahir Keputusan Besar

Wafi dan Laila belum menyadari silaturahmi tersebut ternyata merupakan jalan pembuka bagi Ahdan untuk mengembangkan diri. Mereka tidak menduga Ahdan berani mengambil keputusan besar untuk menjadi santri tahfiz di RQM Cibubur.

Laila mengatakan semua berawal dari celetukan. Kala itu, RQM sedang menggelar wisuda tahfiz. Para santri melantunkan ayat-ayat Alquran hasil mereka menghafal, disaksikan para orangtuanya. 

“ Waktu itu saya nyeletuk di depan Ahdan, ‘Bangganya ya para orangtua itu yang anaknya bisa jadi hafiz’,” kenang Laila.

Ahdan lantas memberi respon yang sama sekali tidak pernah terbayang dalam benak Laila. ‘Aku juga mau lho, Ma, kayak gitu. Aku juga ingin membuat Mama bangga,' tutur dia.

Laila tidak percaya dengan perkataan buah hatinya. Dia kemudian kembali bertanya tentang keinginan Ahdan. Dia juga memberikan penjelasan kepada buah hatinya, mondok itu tidak bisa singkat dan Ahdan akan tinggal jauh dari orangtua. Ahdan pun menegaskan niatnya untuk menjadi santri tahfiz, tetapi tidak pada hari itu.

“ Aku mau mondok, tapi jangan sekarang. Kita pulang dulu, minggu depan kita ke sini lagi,” kata Laila menirukan perkataan Ahdan.

Laila masih menganggap perkataan Ahdan hanya celetukan. Dia berpikir mungkin keputusan Ahdan akan berubah ketika sudah berada di rumah.

Sesampai di rumah mereka, Ahdan ternyata terus meminta agar diantar ke RQM. Bocah ini pun tidak mau masuk sekolah alam lagi. Seminggu kemudian, tepatnya pada tanggal 16 Januari 2010, Wafi dan Laila mengantarkan Ahdan untuk mondok di Cibubur.

***

Selama beberapa bulan menjadi santri... 

3 dari 3 halaman

Jadi Inspirasi Keluarga Menghapal Alquran

Jadi Inspirasi Keluarga Menghapal Alquran © Dream

Jadi Inspirasi Keluarga Menghapal Alquran

Selama beberapa bulan menjadi santri tahfiz, Ahdan mengalami perubahan drastis. Hal itu baru disadari orang tuanya ketika Ahdan mendapat izin dari para pengasuh RQM untuk liburan. Ahdan lalu pulang ke Surabaya.

Saat di rumah, Laila benar-benar tidak menyangka buah hatinya telah berubah. Dengan irama khas anak baru bisa membaca Alquran, Ahdan melantunkan ayat-ayat Alquran juz 29 dan 30 di hadapan orangtuanya. Laila begitu bangga dengan kemampuan luar biasa yang didapatkan Ahdan.

“ Jelas saya bangga. Tidak bisa diutarakan dengan kata-kata. Ini karunia dari Allah yang luar biasa besarnya,” kata dia.

Ahdan kini menjadi cermin untuk menumbuhkan semangat keluarga Wafi dan Laila untuk menghafalkan Alquran. “ Dari anak yang sebelumnya nol dalam baca tulis Alquran kok sampai bisa menghafal. Saya saja yang sudah bisa membaca Alquran tidak bisa menghafal secepat itu,” tutur Laila.

Ditambah lagi, untuk menjaga agar hafalan Ahdan tidak mudah hilang, Ustad Anwar mewajibkan Wafi dan Laila untuk ikut menghafal Alquran. Ini dimaksudkan agar masing-masing anggota keluarga dapat merawat hafalannya.

Alhasil, kini Ahdan, Wafi, Laila, dan dua anaknya yang lain bersama-sama berusaha menghafalkan Alquran. “ Sekarang saya biarkan anak saya tidak sekolah, asalkan bisa mengaji. Apalagi jika sampai bisa menghafal Alquran,” terang Laila.

Kisah Ahdan menunjukkan tak ada yang tak mungkin bagi setiap orang untuk menghapal Alquran. Mengetahui seluruh surat Alquran juga tak mensyaratkan mesti bisa membaca Quran. Ahdan jadi istimewa karena dia berhasil menghapal dua juz Alquran hanya dalam tempo dua pekan. Padahal dia tak bisa membaca Quran. Subhanallah… (eh)

Beri Komentar