Kisah Rasulullah dan Sahabat yang Mengemis

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 8 Januari 2019 11:00
Kisah Rasulullah dan Sahabat yang Mengemis
Rasulullah tidak mengusir sahabat itu. Tidak pula memberinya uang.

Dream - Ada seorang sahabat dari golongan Anshor datang kepada Rasulullah Muhammad SAW. Dia berniat untuk mengemis kepada Rasulullah.

Kedatangan sahabat tersebut, Rasulullah tidak segera memberi uang. Rasulullah justru bertanya apa yang dimiliki si sahabat itu.

Sahabat tersebut kemudian menjelaskan yang dia punya tinggal kain kasar untuk selimut dan gelas untuk minum. Rasulullah pun menyuruhnya pulang dan kembali dengan dua benda tersebut.

Sekembalinya si sahabat itu, Rasulullah menjuag dua benda yang dia bawa. Ada yang bersedia membayar satu dirham, namun Rasulullah tidak berkenan lalu menawarkannya ke orang lain hingga laku dua dirham.

" Belikan yang satu dirham makanan, lalu berikan kepada keluargamu. Lalu belikan satu dirham yang lain sebuah kapak, lalu bawakan kepadaku," kata Rasulullah.

1 dari 2 halaman

Kapak Pembawa Rezeki

Beberapa hari setelah itu, si sahabat tadi datang lagi kepada Rasulullah sembari membawa kapak. Dia serahkan kapak itu kepada Rasulullah.

Oleh Rasulullah, kapak itu diikat dengan sebatang kayu sehingga utuh dan bisa digunakan. Setelah itu, kapak tersebut diserahkan Rasulullah kepada sahabat Anshor tadi.

" Pergilah, carilah kayu bakar dan jual lah. Dan aku tidak ingin melihatmu selama 15 hari," kata Rasulullah.

Sahabat itu menurut dan pergi mencari kayu bakar. Dia jual kayu-kayunya kepada masyarakat yang membutuhkan.

2 dari 2 halaman

15 Hari Kemudian

Selang 15 hari berlalu, sahabat itu kembali kepada Rasulullah. Sementara di tangannya sudah ada 10 dirham, cukup untuk membeli makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya.

" Ini lebih baik untukmu daripada datang meminta-minta," kata Rasulullah.

Kisah ini menunjukkan bagaimana perlakuan Rasulullah kepada seseorang yang masih mampu secara fisik namun memilih meminta-minta. Di mata Rasulullah, bekerja untuk rezeki yang halal lebih baik daripada meminta-minta.

Sumber: NU Online.

Beri Komentar