Vaksinasi (YouTube/Kementerian Kesehatan)
Dream - Kasus warga positif terpapar Covid-19 di seluruh dunia sudah mencapai puluhan bahkan ratusan juta. Tetapi, jumlah penderita Covid-19 yang sembuh dari paparan virus Sars-CoV-2 juga cukup banyak.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah mereka masih harus divaksin mengingat sudha terbentuk antibody dari serangan virus Covid-19?
Dua penelitian terbaru menyatakan penyintas Covid-19 tetap harus mendapatkan suntikan vaksin Covid-19. Perbedannya, mereka cukup membutuhkan satu kali suntikan vaksin.
Suntikan vaksin akan bekerja meningkatkan antibodi mereka yang sudah terbentuk akibat terinfeksi Covid-19.
Hasil riset terbaru ini menguatkan dua penelitian sebelumnya yang telah terbit dalam beberapa pekan belakangan. Penelitian-penelitian itu merekomendasikan penyintas Covid-19 harus divaksinasi namun hanya memerlukan satu dosis saja.
" Saya pikir sangat rasional mengapa orang-orang yang sebelumnya terinfeksi Covid-19 harus mendapatkan vaksin," ujar Pakar Imunologi Universitas Toronto, Jennifer Gommerman.
Gommerman terlibat dalam penelitian terbaru ini. Riset juga mendapat temuan respon kekebalan seseorang terhadap infeksi sangat bervariasi.
Kebanyakan penyintas menghasilkan antibodi dalam jumlah banyak yang bertahan selama berbulan-bulan. Tetapi beberapa penyintas dengan gejala ringan atau tanpa gejala menghasilkan sedikit antibodi dengan cepat turun ke tingkat yang tidak terdeteksi.
Penelitian terbaru ini, yang belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, menganalisis sampel darah dari orang yang pernah terkena Covid-19. Penemuan tersebut menunjukkan sistem kekebalan mereka akan mengalami kesulitan menangkal B.1.351, varian virus corona yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.
Tapi satu suntikan baik vaksin Pfizer-BioNTech ataupun Moderna secara signifikan mengubah gambaran itu. Memperkuat jumlah antibodi dalam darah mereka hingga seribu kali lipat.
" (Menjadi) dorongan yang sangat besar," kata Pakar Imunilogi Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchison di Seattle, Andrew T McGuire, yang memimpin penelitian.
Saat dibilas dengan antibodi, sampel dari semua relawan tidak hanya dapat menetralkan B.1.351 namun juga virus corona yang menyebabkan epidemi SARS pada 2003. Faktanya, antibodi tampaknya bekerja lebih baik daripada orang yang tidak terinfeksi Covid dan telah menerima dua dosis vaksin.
Berbagai penelitian menunjukkan vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna sekitar lima kali lebih efektif terhadap varian tersebut
Para peneliti mendapatkan sampel darah dari 10 relawan dalam Penelitian Kelompok Covid Seattle yang divaksin beberapa bulan setelah terpapar virus corona.
Tujuh peserta mendapatkan vaksin Pfizer-BioNTech dan tiga orang disuntik vaksin Moderna. Darah diambil sekitar dua sampai tiga pekan setelah vaksinasi menunjukkan lompatan signifikan jumlah antibodi dibandingkan dengan sampel yang dikumpulkan sebelum vaksinasi.
Para peneliti belum mengetahui berapa lama peningkatan jumlah antibodi akan bertahan. Tetapi diharapkan akan bertahan dalam waktu yang lama.
Para peneliti juga melihat peningkatan sel kekebalan yang mengingat dan melawan virus.
" Terlihat sangat jelas bahwa kami meningkatkan kekebalan yang sudah ada sebelumnya," jelas McGuire.
Sumber: New York Times
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN