Ketua Satgas Covid-19, Doni Monardo (YouTube/BNPB)
Dream - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, menyampaikan apresiasi kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang menjatuhkan denda kepada Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab sebesar Rp50 juta.
Denda itu dijatuhkan karena Habib Rizieq dinyatakan melanggar protokol kesehatan saat menggelar pernikahan anaknya dan peringatan maulid Nabi yang memicu kerumunan di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
" Gubernur Anies telah mengirimkan tim yang dipimpin oleh Kasatpol PP untuk menyampaikan surat denda administrasi sejumlah Rp50 juta kepada panitia yang menyelenggarakan acara tersebut. Denda ini denda tertinggi," ujar Doni dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube BNPB, Minggu 15 November 2020.
Doni mengatakan denda tersebut akan dilipatgandakan jika pelanggaran diulangi. " Menurut Gubernur Anies, denda tersebut akan dilipatgandakan menjadi Rp100 juta," kata dia melanjutkan.
Doni juga menyampaikan apresiasi kepada Satgas Covid-19 DKI Jakarta yang tidak pandang bulu menjatuhkan sanksi kepada para pelanggar protokol kesehatan. Terutama mereka yang tidak mengenakan masker saat mengikuti acara di Petamburan pada Sabtu malam, 14 November 2020.
" Dengan memberikan sanksi kepada 17 orang dan juga memberikan sanksi fisik kepada 19 orang. Untuk yang 17 orang dikenai sanksi denda sehingga dana yang diterima oleh Satpol PP DKI sebesar Rp1,5 juta," kata Doni.
Satgas, kata Doni, terus berupaya menjalin koordinasi dengan Anies terkait penanganan Covid-19. Menurut Doni, Anies telah memberikan imbauan baik secara lisan maupun tertulis agar terhadap pelanggaran protokol kesehatan.
" Dan tadi malam (Sabtu), tim Satpol PP pun telah menggelar lebih dari 200 personel untuk melihat kondisi yang ada di lapangan sehingga tadi pagi tim gabungan Satpol PP mengambil keputusan terjadi pelanggaran terhadap protokol kesehatan," ucap dia.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Setelah libur panjang pada akhir Oktober lalu, tingkat hunian di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, kembali meningkat. Namun, penambahan tingkat hunian ini tidak setinggi pada akhir September silam.
" Kami akan laporkan kondisi jumlah pasien di Rumah Sakit Darurat hari ini, hingga pukul enam pagi, jumlah di tower enam dan tujuh saat ini huniannya 53,8 persen," kata Koordinator RSD Covid-19 Wisma Atlet, Mayjen TNI Tugas Ratmono, dalam konferensi pers, Minggu 15 November 2020.
Menurut Tugas Ratmono, sebelum libur panjang pada akhir Oktober, tingkat hunian pada dua tower itu hanya 32 persen. Memang terjadi peningkatan, namun bila dibandingkan dengan tingkat hunian pada akhir September lalu, penambahan kali ini tidak terlalu signifikan.
" Kalau kita bandingkan pada 25 dan 27 September, huniannya mencapai 90 persen," kata Tugas Ratmono.
Dia menambahkan, bila dibandingkan sebelum dan sesudah libur panjang akhir Oktober, berarti saat ini terdapat penambahan 21 persen. " Mudah-mudahan ini pertambahan yang tidak setajam September lalu dan ini kami sangat berharap ini betul-betul bisa terjaga sehingga pertambahan ini bisa dikendalikan betul."
Penambahan juga terjadi pada tower isolasi mandiri di Wisma Atlet. Sebelum libur panjang akhir Oktober, tingkat hubiannya hanya 17 persen. Namun setelah libur panjang terjadi penambahan sepuluh persen. " Menjadi 27 persen, ini kalau kita bandingkat akhir September hunian hampir mendekati 90 persen," kata Tugas Ratmono.
Meski terjadi penambahan setelah libur akhir Oktober, menurut Tugas Ratmono, tingkat penambahan di flat isolasi tidak setinggi pada akhir September silam. " Saya kira ini hal yang harus kita lakukan bersama-sama supaya peningakatn tidak tinggi."
" Dan kami berharap semua pihak, terutama masyarakat, untuk selalu menjaga jangan sampai tertular maupun menularkan, harus disiplin protokol kesehatan, menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan," ujar Tugas Ratmono.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Tidak hanya ancaman letusan Gunung Merapi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengantisipasi potensi penyebaran Covid-19 di wilayah sekitar gunung yang aktifitasnya sedang meningkat itu.
" Ancaman bahaya yang dihadapi tidak hanya erupsi Gunung Merapi tetapi juga pandemi Covid-19 sehingga apa yang harus dilakukan mengacu pada dua hal tadi," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan, dikutip dari bnpb.go.id, Minggu 15 November 2020.
Saat ini, BNPB dan sejumlah kementerian serta lembaga telah berada di Yogyakarta sebagai bentuk kesiapsiagaan mengantisipasi kemungkinan letusan Gunung Merapi yang kini berstatus Siaga tersebut.
Lilik memastikan pemerintah daerah telah melakukan kesiapsiagaan, khususnya di empat kabupaten, yaitu Sleman, Boyolali, Klaten, dan Magelang. " Kami memastikan semua SOP (standard operating procedure) yang selama ini sudah berjalan dengan baik," tambah dia.
Menurut dia, mulai tahun 2010, desa-desa sekeliling Gunung Merapi sudah melakukan desa tangguh bencana. Masyarakat di sekitar Gunung Merapi sejauh ini sudah melakukan sejumlah antisipasi dengan kemungkinan letusan.
Lilik berharap tidak ada kluster baru penularan Covid-19 dalam kondisi gunung yang Siaga tersebut. Dia menyampaikan bahwa tempat pengungsian telah disekat dan menerapkan protokol kesehatan, seperti rapid test saat warga mulai masuk.
" BNPB akan mendukung swab antigen relawan-relawan yang akan bekerja melayani warga yang dievakuasi apabila terjadi letusan nanti," ujar Lilik.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menyampaikan bahwa tingginya aktivitas vulkanik Gunung Merapi tidak ada kenaikan yang signifikan. " Kondisinya stabil tetapi tinggi," ujar dia.
Dia menambahkan bahwa guguran lava yang sudah agak jauh. Beberapa kali terjadi guguran di sisi barat dan barat laut. Guguran sempat terpantai dengan jangkauan beragam, 1 km, 2 km dan 3 km.
" Ada desakan magma dari dalam sehingga terjadinya material di puncak tidak stabil. Saat ini lava yang gugur adalah material lama, sisa erupsi yang lama. Lava yang baru belum muncul," kata Hanik.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik