Santun dan Lembutnya Nabi Musa saat Mendakwahi Firaun, Bahkan Allah SWT Tak Perintahkan Mendebat

Reporter : Widya Resti Oktaviana
Jumat, 12 Mei 2023 14:36
Santun dan Lembutnya Nabi Musa saat Mendakwahi Firaun, Bahkan Allah SWT Tak Perintahkan Mendebat
Inilah ucapan lembut yang diucapkan oleh Nabi Musa as.

Dream - Kisah tentang perilaku Firaun sudah familiar di kalangan umat Islam. Sebagai pemimpin Mesir kala itu, Firaun yang menjadi sebutan para raja dikenal memiliki tabiat sangat bengis dan sombong. Bahkan Al-Quran selalu menyebutkan Firaun sebagai salah satu manusia paling sombong ketika dirinya mengaku sebagai Tuhan.

Al-Quran menyebutkan nama Firaun sebanyak 74 kali karena saking durhakanya. Salah satu nabi yang pernah berhadapan langsung dan melihat keburukan Firaun adalah Nabi Musa as. Bahkan Nabi yang memiliki mukjizat membelah laut itu pernah dirawat oleh istri Firaun.

Nabi Musa as ketika masih bayi pernah dihanyutkan ke sungai karena kedua orangtuanya takut putranya akan dibunuh oleh tentara Firaun. Aturan membunuh setiap anak laki-laki yang lahir itu dikeluarkan Firaun setelah mendapatkan mimpi bahwa akan datang seorang lelaki yang akan menyebabkan kehancuran. Ia pun memerintahkan bala tentaranya untuk membunuh setiap anak laki-laki dari Bani Israil.

`Jasa` Firaun yang sudah merawat Nabi Musa as membuat Allah SWT memerintahkan Nabi Musa as dan Nabi Harun as untuk mendakwahi Firaun dengan cara yang lembut dan santun.

Untuk mengetahui bagaimana cara Nabi Musa as menghadapi Firaun, berikut sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.

1 dari 2 halaman

Nabi Musa Mendakwahi Firaun dengan Lembut dan Santun

Allah SWT berfirman dalam surat Taha ayat 43 - 44 berikut:

اِذْهَبَآ اِلٰى فِرْعَوْنَ اِنَّهٗ طَغٰىۚ

فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى

Artinya: " pergilah kamu berdua kepada Fir‘aun, karena dia benar-benar telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut." (QS. Taha: 43 - 44)

Melalui ayat di atas, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa as untuk menemui Firaun. Namun Allah SWT memberikan pesan agar Nabi Musa as berbicara kepada Firaun dengan kata-kata yang lemah lembut.

Dalam hal ini, akhlak dari seorang Nabi Musa as pun benar-benar ditunjukkan. Di mana ketika beliau mendakwahi Firaun, beliau tidak mendebat perkataan dari Firaun saat menolak Nabi Musa as. Bahkan Nabi Musa pun juga tidak menghujat perbuatan Firaun yang buruk.

Justru Nabi Musa menyampaikan dengan kata-kata yang lemah lembut. Tetapi tetap saja, Firaun menanggapinya dengan penuh kesombongan dan penolakan. Berikut adalah kata-kata yang diucapkan oleh Nabi Musa as:

" Jika engkau mau mengucapkan kalimat 'tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah' maka bagimu hartamu yang tidak akan pernah binasa. Usia kehidupanmu yang akan selalu muda tanpa bisa menua, engkau juga akan hidup 400 tahun senantiasa dalam kebahagiaan dan kenikmatan. Lalu setelah di Akhirat engkau pun akan masuk surga. Bagaimana apakah engkau mau semua itu?" Fir’aun tetap menolaknya." [Lathaif Isyarat (3/684)]

Karena kesombongan Firaun itulah yang membuat Allah SWT murka. Hingga akhirnya Allah SWT menghukum Firaun dan bala tentarannya dengan ditenggelamkan di laut. Hal ini pun diceritakan dalam surat Al-Qasas ayat 38 - 42.

2 dari 2 halaman

Nasihat Imam Al-Ghazali tentang Sifat Sombong

Melihat kisah tentang Firaun di atas, hal ini menjadi pelajaran bagi setiap umat manusia, salah satunya tentang sifat sombong. Selain menjadi sifat yang sangat dibenci Allah SWT, sifat ini juga mendatangkan dampak yang sangat buruk untuk diri sendiri dan orang lain. Berikut adalah beberapa nasihat tentang sifat sombong dari Imam Al-Ghazali:

  1. Jika bertemu dengan anak-anak, anggaplah bahwa anak-anak tersebut lebih mulia daripada kita karena mereka belum banyak melakukan dosa.
  2. Jika bertemu dengan orang tua, anggaplah ia lebih mulia daripada kita karena dia sudah lama beribadah.
  3. Jika bertemu dengan orang alim, anggaplah dia lebih mulia daripada kita karena mereka telah mempelajari dan mengetahui banyak ilmu.
  4. Jika melihat orang bodoh, anggaplah mereka lebih mulia daripada kita karena mereka melakukan dosa dalam kebodohan, sedangkan kita melakukan dosa dalam keadaan mengetahui.
  5. Jika melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia karena mungkin suatu haru nanti dia akan bertobat atas kesalahannya.
  6. Jika bertemu dengan orang kafir, katakan di dalam hati bahwa mungkin suatu hari nanti mereka akan mendapatkan hidayah dan memeluk Islam sehingga segala dosa mereka akan diampuni oleh Allah SWT.
Beri Komentar