Pengertian Haji Secara Bahasa Dan Makan Rukun Haji (Foto Ilustrasi: Shutterstock.com)
Dream – Haji adalah ibadah yang sangat sakral. Oleh karena itu, ibadah ini dilaksanakan dengan penuh persiapan yang matang. Tak hanya rohani saja, tetapi juga harus mempersiapkan jasmani yang benar-benar baik. Sehingga nantinya bisa menjalankan setiap prosesi ibadah haji secara sempurna sesuai dengan ajaran Islam.
Mungkin tak banyak dari umat Islam yang mengetahui secara bahasa haji berarti apa. Kemudian makna di balik setiap rukun ibadah haji tersebut yang sangat mendalam. Ketika sahabat Dream bisa mengetahui maknanya, maka hal ini mampu membuatmu takjub.
Karena setiap rukun yang dilakukan dalam ibadah haji, semuanya mengajarkan tentang kebaikan. Bahkan dari kain ihramnya saja juga sudah memiliki makna tersendiri. Tentunya ini bisa menjadi pembelajaran hidup yang sangat berharga bagi para jemaah haji dan umat Islam secara umum.
Nah, berikut adalah penjelasan secara lebih lengkap tentang secara bahasa haji berarti apa dan makna di setiap rukun haji sebagaimana dirangkum Dream melalui islam.nu.or.id dan merdeka.com.
Sebelum membahas lebih lanjut, alangkah lebih baik jika sahabat Dream mengetahui terlebih dahulu definisi haji dari segi bahasa dan istilah. Hal ini mampu memberikan pengetahuan bagi sahabat Dream tentang ibadah haji itu sendiri.
Para ulama mengartikan bahwa secara bahasa haji berarti bermaksud, menghendaki, atau menyengaja (qasdu). Sedangkan dari segi istilah, haji adalah bermaksud menuju Baitullah al-Haram (Ka’bah) untuk melaksanakan ibadah tertentu (haji).
Setelah mengetahui bahwa secara bahasa haji berarti menghendaki atau menyengaja, selanjutnya sahabat Dream perlu mengetahui makna dari rukun haji itu sendiri. Berikut adalah makna di setiap rukunnya:
Memakai Pakaian Ihram
Saat menunaikan ibadah haji, para jemaah akan menggunakan pakaian ihram berupa kain putih. Makna dari memakai pakaian ihram adalah bahwa semua manusia adalah ciptaan Allah SWT yang kedudukannya sama. Yang membedakan manusia di mata Allah SWT hanyalah ketakawaannya saja.
Larangan saat Memakai Ihram
Kemudian saat jemaah haji memakai pakaian ihram, maka ada beberapa hal yang dilarang untuk dilakukan. Misalnya saja membunuh hewan, memetik tanaman, dan menumpahkan darah.
Larangan-larangan ini adalah bentuk pelajaran bahwa sebagai sesama makhluk ciptaan Allah SWT haruslah saling menjaga, tidak menimbulkan kerusakan, dan juga tidak menjatuhkan satu sama lain. Sebagai sesama ciptaan Allah SWT, sudah seharusnya untuk mencapai kebaikan bersama.
Kemudian saat ibadah haji juga dilarang menggunakan wewangian, mengenakan perhiasan, dan menikah. Hal ini menggambarkan bahwa dalam kehidupan ini tak hanya sebatas materi dan nafsu saja. Tetapi juga tentang jiwa yang kuat dan selalu memuji kebesaran Allah SWT.
Mengunjungi Kabah
Saat jemaah haji mengunjungi Kabah, maka hal ini juga memiliki makna tersendiri. Ka’bah sendiri adalah tempat yang suci dan mengingatkan kepada Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as. Tak hanya itu saja, ada juga Siti Hajar yang adalah ibunda dari Nabi Ismail as. Ia ada perempuan hebat dengan hati yang mulia serta keimanan yang kuat kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa umat yang baik di mata Allah SWT adalah umat yang taat, bertakwa, dan selalu dekat dengan Allah SWT. Bukan karena hal lainnya, seperti kekayaan status sosial, dan sebagainya.
Tawaf dan Sai
Dalam serangkaian ibadah haji terdapat ibadah tawaf dan sai. Ketika jemaah haji sudah menyelesaikan tawaf, maka akan berkumpul menjadi satu. Hal ini menunjukkan adanya kebersamaan menuju suatu hal yang baik dan mendapatkan ridho Allah SWT.
Lalu, saat melakukan sai jemaah haji waji berjalan atau berlari kecil dari Safa ke Marwah. Proses ini bertujuan untuk menghargai dan merasakan bagaimana dahulu Siti Hajar berjuang untuk mencari air demi memberi minum sang putra, Nabi Ismail as.
Berkumpul di Padang Arafah
Rukun haji yang berikutnya adalah berkumpul di Padang Arafah. Tempat ini tentunya sudah tidak asing lagi bagi umat Islam. Bahkan bagi umat Islam yang belum pernah haji dan umrah sekali pun sudah sangat familiar dengan tempat ini. Ya, Padang Arafah menjadi tempat bertemunya Adam dan Hawa setelah lama berpisah.
Keberadaan jemaah haji di Padang Arafah menunjukkan bahwa sebagai manusia seharusnya bisa menemukan jati dirinya selama hidup di dunia ini. Dengan begitu, ia bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Di tempat ini jugalah manusia belajar akan kesadaran pada perilakunya. Dengan begitu, semakin ia mengenal dirinya, ia juga akan kenal dengan Allah SWT secara lebih baik.
Melempar Jumrah
Kemudian melempar jumrah, yakni dengan melempar kerilil kecil yang suduah dikumpulkan sebelumnya. Kerikil-kerikil ini disimbolkan sebagai bentuk melawan setan yang menggoda manusia. Pelemparan jumrah menunjukkan pelampiasan kebencian dan kemarahan pada setan yang sudah mengganggu manusia.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN