Jinghan Naan, Mualaf Asal Singapura (Facebook @jinghannaan)
Dream - Tak ada satupun yang bisa menolak kehadiran hidayah. Ia datang dengan lembut dan menggerakkan hati seseorang untuk memeluk Islam.
Demikianlah yang dialami wanita asal Singapura, Jinghan Naan. Wanita ini sempat ragu sanggup melaksanakan sholat lima waktu namun akhirnya mantap memeluk Islam.
Naan membagi kisahnya perjalanan hidupnya di akun Facebooknya. Dia bercerita bagaimana kisahnya sebelum memeluk Islam.
" Ketika itu, Aizad (sebelum jadi suami saya) sedang terpaku, lalu saya membuka pembicaraan. 'Kalau saya sudah ganti agama, jangan bilang saya akan sholat lima waktu! Sudah pasti saya tidak mampu, mungkin saya hanya menunaikan satu atau dua waktu saja'," kata Naan, dikutip dari Siakapkeli.
Mendengar perkataan itu, terang Naan, Aizad hanya diam. Dia pun kembali melanjutkan perkataannya.
" Dengar tidak apa yang saya katakan? Kamu jangan berharap aku mampu terus sholat lima waktu. Ustaz bilang saya ini seperti bayi, bayi tidak bisa sholat lima kali sehari," kata dia berusaha meyakinkan calon suaminya itu.

Tiba-tiba, Aizad berbicara. Dia pun memberikan pengandaian kepada Naan dengan undian lotre.
" Kalau kamu dijamin menang undian, tapi hanya jika kamu beli beberapa nomor pilihan apakah kamu akan membelinya?" kata Naan menirukan ucapan Aizad.
Jawaban Aizad membuat Naan kaget. Dia pun meyakinkan diri bukannya lotre adalah haram. Calon suaminya itu hanya meminta Naan membayangkan saja.
" Sudah pasti saya akan membelinya! tidak akan lepas peluang di depan mata kan? Kalau saya tidak membeli, sayalah manusia paling merugi," kata Naan.
" Seperti itulah sholat. Allah sudah menjanjikan ganjara untuk hamba-Nya yang menjalankan semua perintahnya. Setelah itu, mengatakan mau lepaskan peluang itu, kalau dilepas siapa yang rugi?" kata Aizad sembari tertawa.

Selanjutnya, Naan pernah ditanya seorang ustazah mengenai kunci istiqomah. Dia pun menerungkan pertanyaan itu dan berusama mencari jawabannya.
" Jawaban sebenarnya adalah keyakinan, yakin! Saya pun kurang mengerti awalnya," kata dia.
Dia sempat berpikir setiap Muslim tentu punya keyakinan. Lalu, dia merasa tidak ada yang istimewa dengan itu.
" Kenyataannya lebih dari itu, kita menyerahkan diri sebagai seorang hamba, hamba yang beriman kepada-Nya," kata dia.
Dia lalu menganalogikan dengan sekumpulan manusia yang membeli lotre. Ketika dijamin akan menang, mungkin hanya sebagian yang membelinya.
" Karena mereka percaya, kalau tidak membelinya itu ada di posisi sebaliknya," terang dia.
(Sah, Sumber: Siakapkeli.my)
Advertisement
Tak Cuma Soto Banjar, Ini 5 Kuliner Khas Palangkaraya yang Wajib Dicicipi

Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

Komunitas RAMAH Jadi Simbol Gerakan Anak Muda Aceh

Awas Jangan Salah Gate! 4 Maskapai Penerbangan Sudah Pindah ke Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta

Tegas! Universitas di Korsel Tolak Calon Mahasiswa dengan Catatan Kekerasan di Sekolah


Tak Cuma Soto Banjar, Ini 5 Kuliner Khas Palangkaraya yang Wajib Dicicipi

Kisah Raihan Jouzu, Siswa SMP Ciptakan Bikin Spidol dari Kulit Bawang Putih

12 Rekomendasi Wisata Alam di Aceh yang Bisa Jadi Wish List Liburan Akhir Tahun

Mengenal Komunitas Masyarakat Adat Seberuang di Kalbar: Punya Hutan Terlarang, Jengkolnya Primadona

Membedah Desa Wisata Pemuteran Bali, Destinasi Tenang yang Cocok Buat Liburan Keluarga Akhir Tahun

Mengenal Komunitas Masyarakat Adat Seberuang di Kalbar: Punya Hutan Terlarang, Jengkolnya Primadona

12 Rekomendasi Wisata Alam di Aceh yang Bisa Jadi Wish List Liburan Akhir Tahun