Seumur Hidup Jarang Sholat Tapi Meninggal Saat Sholat di Mekah

Reporter : Puri Yuanita
Minggu, 29 Januari 2017 12:10
Seumur Hidup Jarang Sholat Tapi Meninggal Saat Sholat di Mekah
Dengan izin Allah, mereka pun berangkat ke Tanah Suci. Tapi kemudian....

Dream - Kisah nyata berikut ini bisa dijadikan bahan renungan dan pembelajaran untuk para muslim. Ada seseorang yang berniat menunaikan ibadah umrah. Tiga hari berturut-turut mimpi mengajak tetangganya umrah. Uniknya, tetangga yang mau diajak itu tidak pernah mendirikan sholat lima waktu.

Mimpi yang lumayan aneh itu, fulan pun konsultasi kepada seorang kiai. " Yai, saya ini mau umrah. Tapi tiap malam saya bermimpi disuruh mengajak tetangga saya. Padahal saya tahu tetangga saya itu tidak pernah sholat."

" Nah, gini saja. Nanti malam sholat Istikharah. Kemudian, lihat, nanti malam Allah kasih mimpi apa."

Ternyata mimpinya tidak jauh berbeda; diminta ngajak umrah tetangga yang jarang sholat itu. Fulan pun konsultasi kepada sang kiai. " Ya udah. Ajak umrah," ucap Kiai.

Fulan pun mengunjungi rumah tetangganya itu.

" Pak, kita umrah yuk!"

" Dik, boro-boro saya umrah. Sholat aja nggak. Nggak tahu sholat. Nggak pernah diajarin orangtua saya. Dan salahnya saya juga tidak mau belajar," kata tetangga yang sepuh itu.

" Ya udah, Pak. Saya yang ngajarin bapak sholat," kata fulan itu.

Dengan izin Allah, mereka pun berangkat ke Tanah Suci. Menjelang pulang, karena merasakan bersyukur sekali, tetangga meminta izin untuk sholat sekali lagi.

Dan ternyata.................kisah selengkapnya baca di sini.      

Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin di-publish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi

1 dari 3 halaman

Kisah Nyata Seorang Wanita Cantik Diazab di Tanah Suci

Dream - Tubuh wanita cantik itu menggigil, terbaring lemas di atas ranjang pondokan jamaahhaji Madinah.

" Jemaah ini tak sadarkan diri, cepat tolong saya. Kita bawa dia ke rumah sakit," teriak salah satu pertugas wanita panik.

Tanpa membuang waktu, petugas haji itu mengangkat si wanita  dan membawanya ke rumah sakit Madinah yang terletak tidak jauh dari situ.

Selepas dua hari, wanita itu masih juga tidak sedarkan diri. Semua usaha untuk memulihkannya gagal, maka wanita itu dibawa ke rumah sakit Abdul Aziz Jeddah untuk mendapatkan perawatan lanjut.

Namun usaha untuk memulihkannya masih tidak berhasil. Setelah dua hari menunggu, akhirnya wanita itu membuka matanya.

Dari sudut matanya terbuka sedikit. Dia memandang ke arah petugas wanita yang membawanya saat di pondokan haji.

Si wanita itu langsung memeluknya. Erat sambil menangis terisak-isak. "  Kenapa kamu menangis?"

" Ustazah….saya taubat Ustazah. Saya menyesal, saya takkan berbuat lagi hal-hal yang tidak baik. Saya bertaubat, betul-betul bertaubat."

" Kenapa kamu tiba-tiba ingin bertaubat?" tanya si petugas wanita yang juga seorang ustazah masih dalam keadaan bingung.

Wanita itu terus menangis terisak-isak tanpa menjawab pertanyaan saya itu. Tidak lama kemudian dia bersuara, menceritakan semuanya.

" Ustazah, saya ini sudah berumah tangga, menikah dengan lelaki orang kulit putih. Tapi saya salah. Saya ini cuma Islam pada nama dan keturunan saja. Saya tak pernah mengerjakan ibadah. Saya tidak salat, tidak puasa, semua amalan ibadah saya dan suami tidak pernah saya kerjakan, rumah saya penuh dengan botol minuman" .

Dengan suara tersekat-sekat, wanita itu kembali menceritakan; " Ustazah…Allah itu Maha Besar, Maha Agung, Maha Kaya. Semasa koma , saya telah diazab dengan siksaan yang benar-benar pedih atas segala kesalahan yang telah saya buat selama ini" .

" Betulkah?" tanya si ustazah terkejut. “ Betul Ustazah. Selama koma itu saya telah ditunjukkan oleh Allah tentang balasan yang Allah beri kepada saya. Balasan azab Ustazah, bukan balasan surga.

" Saya rasa seperti diazab di neraka. Saya ini seumur hidup tak pernah pakai jilbab. Sebagai balasan, rambut saya ditarik dengan bara api. Sakitnya tidak bisa saya ceritakan dengan kata-kata" .

Menjerit-jerit si wanita itu minta ampun minta maaf kepada Allah. " Bukan itu saja, buah dadasaya pun diikat dan dijepit dengan penjepit yang dibuat daripada bara api, kemudian ditarik ke sana-sini…putus, jatuh ke dalam api neraka. Buah dada saya hancur terbakar, panasnya bukan main. Saya menjerit, menangis kesakitan. Saya masukkan tangan ke dalam api itu dan saya ambil buah dada itu kembali."

Si ustazah terus mendengar cerita wanita itu dengan tekun. Sangat terasa kebesaran Allah. " Semasa diazab itu, saya merayu memohon kepada Allah supaya diberikan nyawa sekali lagi, berilah saya peluang untuk hidup sekali lagi."

Lalu apa yang terjadi? simak cerita lengkapnya di sini.

Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin di-publish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi

2 dari 3 halaman

Kisah Ulama Berhaji Tanpa ke Tanah Suci

Dream - Setiap orang yang berhaji, harus ke Tanah Suci. Namun tidak dengan ulama yang satu ini. Dia tak pernah tiba di Tanah Suci, namun semua orang menyebut dia telah berhaji.

Ulama itu adalah Abdullah bin Mubarak. Dan kisah ini tercantum dalam Kitab An-Nawadir, karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qulyubi.

Dalam kitab itu dikisahkan perjalanan Abdullah bin Mubarak ke Tanah Suci terhenti di Kota Kufah. Dia melihat seorang perempuan sedang mencabuti bulu bangkai itik. Abdullah lantas bertanya:

“ Ini bangkai atau hasil sembelihan yang halal?” tanya Abdullah memastikan.

“ Bangkai, dan aku akan memakannya bersama keluargaku.”

Mendengar jawaban itu, Abdullah heran. Ternyata, bangkai menjadi santapan keluarga di negeri Kufah itu. Dia kemudian mengingatkan perempuan itu bahwa memakan bangkai itu adalah haram hukumnya.

Diperingatkan, wanita itu malah mengusir. Abdullah pun pergi, tapi selalu datang lagi dengan nasihat serupa. Berkali-kali. Hingga suatu hari perempuan itu menjelaskan perihal keadaannya.

“ Aku memiliki beberapa anak. Selama tiga hari ini aku tak mendapatkan makanan untuk menghidupi mereka.”

Hati Abdullah bergetar. Segera ia pergi dan kembali lagi bersama keledainya dengan membawa makanan, pakaian, dan sejumlah bekal.

“ Ambilah keledai ini berikut barang-barang bawaannya. Semua untukmu.”

Tak terasa, musim haji berlalu dan Abdullah masih berada di Kufah. Artinya, dia gagal menunaikan ibadah haji tahun itu. Dia memutuskan bermukim sementara di sana, sampai para jemaah haji pulang ke negeri asal dan Abdullah ikut rombongan.

Begitu tiba di kampung halaman, Abdullah disambut masyarakat. Mereka beramai-ramai memberi ucapan selamat atas ibadah hajinya. Abdullah malu. Keadaan tak seperti yang disangkakan oran-orang.

“ Sungguh aku tidak menunaikan haji tahun ini,” katanya meyakinkan para penyambutnya.

Sementara itu, kawan-kawannya berkata lain. Cerita teman-temannya itu sangat mengejutkan. Kawan-kawan Abdullah mengaku berjumpa sosok.....

Baca kisah selanjutnya di tautan berikut ini. (Ism) 

Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi

3 dari 3 halaman

Niat Meninggal di Mekah, Wajah Jemaah Umroh Berubah Jadi...

Dream - Akhir tahun memang musim orang berangkat ke Tanah Suci Mekah untuk mengerjakan umrah. Siapa yang terpilih menjadi tamu Allah di sana sangat beruntung karena tidak semua orang memiliki rezeki untuk menunaikan ibadah di depan Kabah.

Banyak kisah tentang jemaah haji dan umrah yang bisa dijadikan pelajaran dan inspirasiuntuk kita yang belum berkesempatan menjejakkan kaki ke sana. Seperti kisah seorang jemaah yang sudah uzur dan sedang sakit parah tapi berkeras ingin pergi Mekah meskipun keadaannya tidak mengizinkan.

Kisah ini dibagikan sendiri oleh direktur penyelenggara umrah dan haji di Malaysia. Sangatsedih dan bisa menjadi pelajaran kita semua! Baca selengkapnya di halaman berikut ini:

Ini pengalaman dari seorang jemaah kami. Ada seorang hamba Allah, Pak Fauzi namanya. Pria 59 tahun dari Kota Bharu, Kelantan itu mendaftar jadi jemaah umrah pada 16 Desember karena ingin sekali pergi ke Tanah Suci.

Keinginan untuk ibadah haji tahun ini gagal karena beliau mengidap penyakit ginjal, sehingga harus cuci selalu cuci darah. Jadi, saat pendaftaran umrah, kami beritahukan kepada beliau bahwa keberangkatan bergantung pada hasil pemeriksaan dokter.

Beberapa minggu sebelum berangkat, kami dapati beliau dalam keadaan tidak sehat. Tetapi beliau bersikeras ingin pergi umrah Desember ini. Sambil menangis, beliau telepon kepada pengurus rombongan untuk mengizinkan beliau pergi umrah.

Dengan alasan ingin melihat Kabah sekali seumur hidupnya, akhirnya dokter mengizinkan beliau berangkat dengan syarat harus cuci darah selama menjalankan ibadah umrah diMekah dan Madinah.

Betapa senangnya Pak Fauzi mendapat izin pergi ke Tanah Suci. Beliau mengirim pesan kepada kepala rombongan, " Saya doakan supaya dipermudah semua urusan selama mengurus saya di Mekah nanti."

Saat keberangkatan, beliau termasuk salah satu dari 5 jemaah yang dibawa dengan kursi roda naik pesawat. Setelah sekitar 16 jam, perjalanan akhirnya sampai di Mekah, dan rombongan umrah langsung check-in di hotel.

Petugas hotel terkejut karena Pak Fauzi wajahnya terlihat sangat lelah dan terpaksa digendong. Tetapi semangat beliau sangat kuat. Kami terkejut setelah check-in, beliau turun untuk melakukan tawaf dan sai dengan berjalan kaki.

Beliau ternyata berhasil menyelesaikan umrah sendiri ditemani oleh istri dan anaknya yang masih remaja. Setelah balik ke hotel, beliau terlihat lelah dan agak lemah. Keesokan harinya kami membawa beliau dan dua jemaah lainnya yang menderita ginjal menjalani perawatancuci darah.

Setelah selesai cuci darah, Pak Fauzi masih terlihat lemah meski sudah kembali ke hotel. Lewat tengah malam, beliau muntah darah. Kami bergegas membawa beliau ke RS King Abdul Aziz di Mekah. Setelah mendapat perawatan, beliau diperbolehkan pulang untuk istirahat.

Namun sampai di hotel, keadaan beliau masih belum pulih. Malah lewat tengah malam, keadaan beliau makin parah. Kami dan seorang Mutawaif yang berpengalaman mengantar beliau ke bagian gawat darurat di RS King Abdul Aziz. Setelah dua jam diperiksa, beliau dimasukkan ke ICU.

Karena tak bisa masuk ke ICU, kami kembali ke hotel mengurus jemaah yang lain. Kami pesan kepada istri dan anak beliau yang ikut mengantar untuk menghubungi kami jika terjadi apa-apa.

Sekitar jam 4 pagi, kami terima telepon dari anaknya yang mengatakan Pak Fauzi telah meninggal dunia. Usai Sholat Subuh, kami bergegas ke rumah sakit untuk urus dokumen dan urusan lainnya. Segalanya berjalan lancar dan cepat selesai. Jenazah sudah siap untuk dimandikan sebelum shalat Ashar.

Saat itu, pikiran kami terngiang perkataan Pak Fauzi di telepon agar semua urusan dipermudah ketika mengurus beliau di Mekah. Saat berada di dalam mobil ambulans, kami melihat istri, anak dan kenalan membacakan Yasin.

Dalam hati kami berkata beruntungnya beliau, wajah yang sebelumnya sakit dan hitam oleh penyakit, kini berubah bersih dan terlihat ceria karena akan disembahyangkan oleh ribuan manusia di Masjidil Haram.

Ketika ditanya, istri beliau mengatakan Pak Fauzi memang ingin sekali ke Mekah dan berniat meninggal di sana. Dan sehari sebelum beliau meninggal, anak beliau bermimpi ayahnya akan meninggal awal Subuh yang memang menjadi kenyataan keesokan harinya. Subhanallah.

Melihat cara meninggal yang baik seperti yang dialami Pak Fauzi, kami tak sadar menitikkan air mata, membayangkan bagaimana nasib ini nantinya. Apakah akan ada yang mendoakan? Apakah ada yang mau mensholatkan? Apakah mungkin bisa meninggal di Mekah Al-Mukaromah?

(Sumber: ohbulan.com)

 

Beri Komentar