Singapura Resmi Tiadakan Penyelenggaraan Haji Tahun Ini

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Sabtu, 16 Mei 2020 19:02
Singapura Resmi Tiadakan Penyelenggaraan Haji Tahun Ini
Ini salah satu pertimbangannya.

Dream - Otoritas agama Islam Singapura resmi meniadakan penyelenggaraan ibadah haji. Negara tersebut tidak akan memberangkatkan jemaah pada musim haji tahun ini.

Menteri Urusan Agama Islam Singapura, Masagos Zulkifli, mengatakan keputusan tersebut dibuat secara mandiri. Bukan berdasarkan kebijakan Pemerinath Arab Saudi.

" Atas pertimbangan kebutuhan jemaah kami, keamanan jemaah kami, demi yang terbaik untuk Singapura," jelas Zulkifli, dikutip dari Channel News Asia.

Zulkufli juga menyebutkan faktor usia merupakan salah satu pertimbangan ditundanya keberangkatan jemaah haji tahun ini. Ini mengingat sebagian besar jemaah haji Singapura berusia lanjut.

" Lebih dari 80 persen warga Singapura yang dijadwalkan menunaikan haji tahun ini berada di atas usia 50 tahun. Kementerian Kesehatan menganjurkan invidu-individu dalam kategori tersebut tengah menghadapi risiko komplikasi dan kematian jika mereka tertular virus Covid-19," kata Zulkifli.

 

1 dari 5 halaman

Kuota Jemaah Haji Singapura

Berdasarkan data Majelis Ugama Islam Singapura, kuota jemaah haji dari Singapura tahun ini kurang lebih mencapai 900 orang.

MUIS juga berharap dengan dikeluarkannya kebijakan awal ini akan membantu meringankan kecemasan keluarga yang akan melaksanakan ibadah haji.

Selain itu, MUIS akan mengirimkan surat pada jemaah haji terdaftar tentang penundaan keberangkatan haji dan langkah-langkah apa yang harus mereka lakukan.

Pemerintah Singapura sudah jelas mengeluarkan kebijakan tentang penundaan keberangkatan jemaah haji. Bagaimana nasib jemaah haji Indonesia? Kita tunggu kebijakan pemerintah Arab Saudi tanggal 20 Mei 2020.

2 dari 5 halaman

Lockdown Diperpanjang, Pria Singapura Antre Berjam-jam untuk Cukur Rambut

Dream - Kebijakan lockdown akibat pandemi corona Covid-19 tampaknya masih akan berlangsung cukup lama. Imbauan masyarakat untuk tetap berada di rumah seperti masih akan diterapkan karena jumlah kasus Corona Covid-19 masih terus bertambah. Kondisi serupa juga dialami warga negara tetangga kita, yakni Singapura

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong menyampaikan dalam pengumuman resmi negara bahwa kebijakan lockdown parsial atau circuit breaker di Singapura akan diperpanjang hingga 1 Juni 2020.

Dilansir dari World of Buzz, aktivitas unik ditemukan di Negeri Singa ini. Banyak pria di Singapura rela antre berjam-jam untuk mencukur rambut sebelum ditutup kembali hingga 1 Juni mendatang.

3 dari 5 halaman

Rela Antre Akibat Lockdown Diperpanjang

Kebijakan circuit breaker di Singapura membuat masyarakat harus menaati aturan pemerintah, kecuali untuk keperluan penting seperti berbelanja.

Setelah diumumkan bahwa outlet penjual bubble-tea, salon serta tukang cukur tidak dianggap sebagai 'layanan penting', warga Singapura berbondong - bodong pergi untuk melakukan treatment.

Dalam banyak video yang diunggah melalui media sosial, terlihat para pria Singapura rela antri panjang untuk memastikan rambut mereka dipotong sebelum tempat cukur favorit mereka tutup sampai 1 Juni.

Wah, luar biasa ya. Kalau kalian apa tetap rela antre?

4 dari 5 halaman

Langgar Lockdown di Singapura, Denda Sampai Rp 10 Juta

Dream - Sekitar 240 orang dikenakan denda akibat kedapatan melanggar aturan lockdown saat belanja di pasar pada Minggu, 19 April 2020.

Mereka dikenai denda 300 dolar Singapura, setara Rp3 juta akibat tidak menjaga jarak dengan orang lain. Sedangkan 120 orang dari jumlah itu terkena denda berlipat.

Mereka diharuskan membayar 300 dolar Singapura karena tidak mengenakan masker saat keluar rumah.

Singapura sendiri telah menerapkan aturan ketat selama masa lockdown sejak 7 April lalu. Setiap pelanggaran akan dikenai denda cukup tinggi.

Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air Singapura, Masagos Zulkifi, mencatat di hari yang sama, ada lebih dari 10 orang terkena denda 1.000 dolar Singapura, setara Rp10 juta per kepala.

Penyebabnya, mereka melakukan pelanggaran berulang terhadap aturan semi lockdown.

Kebanyakan pelanggaran yang terjadi yaitu tidak jaga jarak serta tidak memakai masker di tempat umum. Masagos juga menyebut antrean panjang juga muncul di sejumlah pasar saat akhir pekan.

 

5 dari 5 halaman

Banyak Langgar Aturan

" Pada jam 8 pagi ini, misalnya, ada sekitar 200 orang yang antre di Pasar Geylang Serai, dan rata-rata waktu tunggu untuk masuk ke pasar setidaknya 30 menit," ujar Masagos, dikutip dari Asiaone.

" Sementara itu, di Pasar Tekka tidak ada antrean, dan pada 505 Jurong Barat, antreannya pendek dan bergerak cepat dan butuh kurang dari 10 menit untuk masuk ke pasar," terang dia.

Masagos mengaku prihatin karena pasar modern terus menjadi tempat orang berkumpul dalam waktu lama. Hal ini menjadi kebiasaan lama yang sulit dihilangkan.

" Jika kita membiarkan pertahanan kita turun sesaat, mungkin saja itu dapat mengakibatkan kelompok infeksi Covid-19 yang lain," tambah Masagos.

" Sangat penting bahwa kita semua melakukan yang terbaik untuk meminimalkan kepadatan dengan mengunjungi selama jam sibuk, pada hari kerja, atau pergi ke pasar yang kurang populer," ucap dia.

Beri Komentar