Singapura Mengumumkan Kasus Pertama Varian Baru COVID-19.
Dream – Kementerian Kesehatan Singapura mengkonfirmasi kasus pertama Covid-19 varian baru dari Inggris. Kasus tersebut ditemukan pada gadis Singapura usia 17 tahun yang baru pulang dari belajar di Inggris.
Dikutip dari Channel News Asia, konfirmasi tersebut disampaikan pada Rabu, 23 Desember 2020. Kemenkes Singapura menyatakan dengan kemunculan varian berkode B117 di Inggris, Laboratorium Kesehatan Masyarakat Nasional tengah melakukan pengurutan genom virus untuk kasus Covid-19 baru tersebut.
Terdapat total 31 kasus impor dari Eropa. Kasus tersebut masuk ke Singapura dalam kurun waktu 17 November hingga 17 Desember dan terkonfirmasi positif Covid-19 bulan ini.
Dari jumlah tersebut, 12 kasus tidak terinfeksi varian B117. Sedangkan satu pasien yang diidentifikasi sebagai kasus 54.504, ditemukan membawa jenis tersebut.
Lima sampel tidak dapat diurutkan karena kemampuan penyebaran rendah. Sedangkan 11 sampel sedang menunggu hasil, sementara pada pemeriksaan awal dinyatakan positif untuk jenis B117. Sisanya sebanyak dua sampel belum diuji.
Meski begitu, Kementerian Kesehatan menyatakan tidak ditemukan bukti yang menyatakan B117 sudah beredar di masyarakat.
" Semua kasus telah ditempatkan pada pemberitahuan tinggal di rumah selama 14 hari di fasilitas khusus atau diisolasi saat tiba di Singapura, dan kontak dekat mereka telah dikarantina sebelumnya," demikian pernyataan pejabat Kemenkes Singapura.
Gadis Singapura 17 tahun yang terinfeksi Covid-19 tipe B117 sebelumnya berada di Inggris untuk belajar sejak Agustus tahun ini. Pada 6 Desember, gadis tersebut pulang ke Singapura dan menjalani isolasi mandiri.
Keesokan harinya, dia mengalami demam. Sedangkan pada 8 Desember 2020, gadis itu dinyatakan positif Covid-19.
" Seluruh kontak dekatnya telah dikarantina dan dites dengan hasil negatif di akhir masa karantina," lanjut pernyataan tersebut.
Karena gadis tersebut telah menjalani isolasi begitu tiba di Singapura. Kemenkes telah membuat pembatas. " Sehingga tidak terjadi penularan lebih lanjut dari dia," bunyi pernyataan tersebut.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Perkembangan virus Sars-Cov2 sempat membuat cemas setelah ilmuwan di Inggris dan Afrika Selatan menemukan varian baru. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memastikan sampai saat ini belum ada bukti yang kuat perihal varian baru virus Covid-19 yang diklaim lebih ganas.
Para ilmuwan di Inggris sendiri sudah mengeluarkan peringatan bahwa mutasi baru virus Sar-CoV2 ini ini lebih mudah menular ke anak-anak.
Professor Neil Ferguson dari Imperial College London awal pekan ini mengatakan, data di seluruh wilayah Inggris tenggara menunjukkan, varian baru virus memiliki tingkat infeksi lebih tinggi pada anak-anak dibandingkan virus jenis lain.
" Ada petunjuk bahwa virus ini memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menginfeksi anak-anak. Itu mungkin menjelaskan beberapa perbedaan, tetapi kami belum menetapkan kausalitas apa pun tentang itu, tetapi kami dapat melihatnya di data," jelasnya, dikutip dari The Independent, Rabu 23 Desember 2020.
Selama lockdown di Inggris, lanjut Ferguson, peneliti melihat pergeseran umum dalam masa penyebaran virus terhadap anak-anak. Kesimpulan awal ini dibuat karfena Inggris telah memberlakukan lockdown namun aktivitas sekolah tetap dibuka. " Itulah yang kami perkirakan," katanya.
Tim ilmuwan juga menegaskan belum sampai pada kesimpulan bahwa virus ini secara khusus menargetkan anak-anak atau lebih spesifik dalam kemampuannya untuk menginfeksi anak-anak. Tetapi kami tahu bahwa Covid tidak seefisien dalam memengaruhi anak-anak seperti pada orang dewasa," jelas anggota Kelompok Penasihat Ancaman Virus Pernafasan Baru Muncul (NERVTAG), Profesor Wendy Barclay.
Lebih lanjut ia mengatakan, varian baru ini lebih mudah terhubung dengan sel manusia. Sehingga virus Corona jenis baru ini, bisa menginfeksi anak-anak berbeda dengan virus sebelumnya yang berjuang untuk mencari rongga untuk menyerang.
Ketua NERVTAG Peter Horby mengatakan, pada awalnya pemerintah Inggris akan mencabut lockdown selama lima hari untuk merayakan liburan natal. Namun, sejak ditemukannya virus Corona baru ini, para ilmuwan yakin tentang adanya risiko yang lebih besar.
" Sore ini (Senin, 23 Desember 2020) lebih dari puluhan ilmuwan bertemu. Kami memeriksa semua data dan analisis tambahan, baik dari kumpulan data besar dan penggunaan metode baru. Kesimpulan pertemuan sore tadi yakni kami memiliki keyakinan bahwa varian baru ini memiliki keunggulan penularan dibandingkan varian virus lain yang saat ini melanda Inggris," jelasnya.
Para ilmuwan berusaha keras untuk mempelajari varian baru untuk menentukan apakah vaksin yang ada saat ini bisa efektif.
" Kami tidak sepenuhnya yakin saat ini dan sangat penting bagi kami untuk melakukan beberapa analisis dengan sangat cepat," jelas Barclay saat ditanya apakah dia yakin vaksin ini efektif melawan varian baru virus.
Dia menambahkan, saat ini sedang dilakukan penelitian di laboratorium terkait efektivitas vaksin melawan varian baru ini.
Menurutnya tidak mungkin satu perubahan besar akan cukup untuk mengalahkan vaksin karena sistem kekebalan menghasilkan antibodi yang menyerang virus dari berbagai sudut.
" Ada kemungkinan bahwa kemampuan antibodi untuk melihat virus memiliki batas tertentu, dan itulah yang perlu kami periksa," jelasnya.
Sumber: The Independent
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN