Dream - Kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS menyisakan kecemasan. Banyak warga AS yakain masa-masa menakutkan akan muncul dengan terpilihan Trump. Salah satunnya ditunjukan seorang remaja muslimah AS yang mendapat pesan menyayat hati dari ibunya.
Sang ibu mengirim pesan beberapa saat setelah mendengar berita kemenangan Trump.
Gadis itu baru berusia 19 tahun. Namanya Janna. Menggunakan akun Twitter dengan nama @harryonmen, dia mengunggah pesan haru tersebut.
" Ibuku baru saja mengirim pesan " Aku mohon jangan memakai hijab" dan dia adalah sosok paling religius di keluarga kami..." unggah Janna dalam akunnya tersebut.
My mom literally just texted me " don't wear the Hijab please" and she's the most religious person in our family....
— ã…¤ (@harryonmen)November 9, 2016
Ibunya seperti mengirim pesan menyanyat tersebut karena takut orang yang memakai hijab akan menjadi sasaran dari kampanye kebencian yang dibuat Trump selama masa kampanye.
© Dream
Janna menegaskan sebetulnya dia takkan menangis dengan hasil Pemilu AS kali ini. Namun hatinya hancur saat mengetahui sang ibu mengorbankan keyakinannya selama ini untuk dirinya, untuk melindunginya.
I wasn't gonna cry over this election, but to know my mom is ready to sacrifice her beliefs for me, to protect me, yeah I'm off guys, night
— ã…¤ (@harryonmen)November 9, 2016
Sebelumnya, Trump memang senantiasa menyatakan kaum muslim akan dilarang memasuki AS jika dia menjadi presiden. Kekhawatiran itu beralasan. Publik masih teringat dengan keputusan mengejutkan Inggris keluar dari Uni Eropa yang diikuti meningkatnya kebencian terhadap para imigran.
Janna yang ikut serta dalam aksi protes Twitter Blackout melawan kemenangan Trump diketahui telah mengubah foto profilnya menjad kotak hitam.
(Sah/mirror.co.uk)
© Dream
Dream - Seorang bocah SD Muslim asal Oak Brook, Illionis, Amerika Serikat, Sakeena Ahmed, 9 tahun, mengirimkan sepucuk surat kepada calon presiden AS, Donald Trump. Surat tersebut dikirimkan sebelum Donald Trump memastikan diri menjadi penghuni baru Gedung Putih.
Sakeena tumbuh dalam merasakan betul tekanan yang dialamatkan kepada umat Islam Amerika di masa-masa kampanye pemilihan presiden. Menurut dia, semua karena Donald Trump.
Apa yang dilakukan bocah ini sangat luar biasa. Dia menulis surat terbuka untuk Trump, berharap calon presiden pemenang pemilu AS itu berubah setelah membaca surat dari Sakeena.
" Harapan saya hanyalah Anda jadi baik," tulis Sakeena. " Dan saya berharap surat ini membuat Anda menjadi baik," tulis dia.
© Dream
Dalam tulisannya, gadis cilik ini meminta Trump membayangkan rasanya berada di bawah sepatu. " Menjadi Muslim sedikit sulit. Bayangkan jika semua orang membenci agamamu," tulis dia.
Sakeena lalu membagi kisah tentang sepupunya berusia 9 tahun, yang selalu ditanya oleh teman-teman satu tim sepakbolanya mengapa tidak pernah memakai celana pendek.
Sepupunya lalu mendengar gadis-gadis itu berkata, 'dia tidak seperti kita'.
" Maksud saya, seperti, tidakkah kita semua manusia? Jika itu adalah dirimu, seberapa sakit perasaanmu?" tanya Sakeena.
© Dream
Ucapan mengandung Islamofobia telah menjadi bagian penting dalam kampanye Trump, mulai dari ide kontroversialnya melarang Muslim masuk AS hingga serangan pribadinya kepada ibu seorang tentara Muslim yang tewas.
" Anda bilang kami teroris. Kami jelas tidak melakukan apa yang Anda katakan. Ayah saya seorang dokter. Ini bukti kami baik! Kami tidak jahat. Kami ingin damai seperti Anda!" kata Sakeena.

Kepada Huffingtonpost, ibu Sakeena, Aamina Ahmed, sejak kampanye dimulai, banyak komentar negatif Trump tentang Muslim, orang-orang Meksiko, dan imigran menjadi topik diskusi di rumahnya dan di sekolah Sakeena.
© Dream
Bocah kelas IV SD dan adik laki-lakinya selalu bertanya pada ibunya jika ayah mereka, yang lahir di India, akan dipulangkan lagi ke India jika Trump menang.
Aamina mengatakan surat itu muncul setelah putrinya bertanya pada dia mengapa banyak orang Amerika yang membenci Muslim.
" Untuk meredakan ketegangan, kami berdiskusi tentang hak kami sebagai warga AS serta apa yang tidak bisa kami ambil dari AS," kata Aamina.
" Selain itu, ada banyak warga AS yang percaya pada hak-hak dan akan berjuang melindungi mereka dan kebesaran negeri ini. Meskipun saya pribadi punya masalah dan kekhawatiran saya sendiri, ini merupakan satu-satunya cara saya membuat mereka lebih baik dan tidak mempedulikan hasil pemilu ini," tulis Aamina.
Sumber: huffingtonpost.com
Advertisement


IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Kenalan dengan CX ID, Komunitas Customer Experience di Indonesia

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia

Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget