Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang, Foto : Youtube Liputan6
Dream - Pimpinan Pondok Pesantren AL Zaytun, Panji Gumilang, buka suara terkait tudingan ajaran sesat yang diajarkan di lembaganya. Salah satunya adalah soal video viral seorang jemaah wanita yang menjalankan sholat berjemaah dalam posisi shaf berjajar dengan jemaah pria.
Menurut Panji, pertimbangan untuk memposisikan jemaah perempuan dan pria dalam shaf yang sejajar sebagai bentuk menghargai hak para muslimah.
" Hak perempuan itu mesti diberikan," ungkap Panji dikutip kanal YouTube Liputan6.
Panji bersikukuh ajaran untuk menyejajarkan posisi sholat jemaah perempuan dan laki-laki karena keduanya memiliki derajat yang sama.
" Anda bisa memotret bagaimana posisi wanita, bagaimana pria. Jadi mensejajarkan karena memang harus begitu," ungkapnya.
Untuk memperkuat pendapatnya, Panji juga mengutip penggalan surat Al Ahzab Ayat 35 yang di dalamnya menyebutkan kata-kata al muslimun al muslimat al mukminum wal mulminat dalam kalimat yang bersamaan.
" Jadi tidak pernah dibelakangkan. Jadi perempuan bukan di shaf laki tapi (dibuat) berjajar," ucapnya.
Dengan penjelasan tersebut, Panji tak terima jika ajaran di Pondok Pesantren Al Zaytun dianggap sesat. Dia merasa telah mengamalkan apa yang diajarkan dalam Al-quran, termasuk dalam urusan sholat berjamaah.
" Kalau kita mengikuti publik, tidak bisa kita mengikuti keyakinan kita. Itu yang kita baca dari Al Quran. Semua diberi hak maka disejajarkan," imbuhnya.
Dream - Viral di sosial media memperlihatkan cara sholat ied di salah satu pesantren di Indramayu Jawa Barat yaitu Al Zaytun yang berbeda. Pasalnya dalam unggahan instagram @kepanitiaanzaytun, memperlihatkan saf laki-laki dan wanita dicampur.
Dalam unggahan foto tersebut, sangat terlihat jelas saf paling depan ada seorang wanita sholat di tengah-tengah saf laki-laki.
Bukan cuma itu, jarak antar jamaah saat sholat juga menarik perhatian karena terlihat sangat renggang. Padahal kondisi saat ini sudah bukan pandemi sehingga seharusnya saat menjalani sholat berjamaah harus rapat barisannya.
Sontak foto ini menjadi perbincangan di sosial media, hingga pihak MUI Kabupaten Indramayu, KH Satori buka suara melihat hal tersebut. Ia tak mengerti cara beribadah yang dilakukan pondok pesantren Al Zaytun.
" Menurut syariat, jemaah perempuan tidak boleh berada di depan barisan jemaah laki-laki. Jemaah perempuan harus berada di belakang jemaah laki-laki," kata Satori saat dihubungi wartawan.
Di sisi lain, Satori tidak bisa mengungkapkan tata cara sholat pondok pesantren Al Zaytun salah atau benar.
" Karena hal itu hanya akan menimbulkan perdebatan yang tidak berkesudahan. Biar mereka yang akan bertanggung jawab sendiri di hadapan Tuhan," ucapnya.
Dream - Pondok Pesantren Al Zaytun kembali menjadi sorotan saat disebut membolehkan orang berzina dan dosanya bisa ditebus dengan uang. Hal ini disampaikan oleh Ken Setiawan, seorang mantan tokoh Negara Islam Indonesia (NII).
Dalam siaran podcast di kanal YouTube Herri Pras, Ken mengungkapkan secara gamblang pemahaman yang dianut Pondok Pesantren Al Zaytun bahwa tidak memperbolehkan santrinya untuk berpacaran dan berzina.
Namun, aturan tersebut tak berlaku bagi mereka yang memiliki uang. Sebab, seseorang bisa menebus dosanya dengan membayar menggunakan uang.
“ Enggak boleh pacaran, enggak boleh berzina, kalau enggak punya duit. Kalau punya duit, bisa dilakukan,” kata Ken Setiawan, dikutip dari kanal YouTube Herri Pras, Selasa 6 Juni 2023.
Ken menyebut Ponpes Al Zaytun memiliki pemahaman lembaga kerasulan. Sehingga dengan pemahaman tersebut dianggap bisa menebus dosa, termasuk berzina.
" Nanti ada majelis hukumnya bertahkim, kena pasal sekian, kena dosa, (dengan bayar) dua juta dosanya hilang," kata Ken.
Selain itu, Ken juga mengungkapkan bahwa kasus pencabulan di Ponpes Al Zaytun benar adanya. Namun, semua bukti dapat dihilangkan begitu pun dengan Tempat Kejadian Perkaranya (TKP).
“ Fakta, cuma karena memang saktinya Panji Gumilang, sampai TKP-nya dirombak, alat-alat buktinya dirombak,” ungkapnya.
Terkait hal tersebut, Ken berharap berbagai lembaga keagamaan, seperti Kementerian Agama (Kemenag) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bisa mengambil tindak lanjut terhadap Ponpes Al Zaytun Indramayu.
Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk menyuarakan dan tak tinggal diam jika melihat ada penyimpangan yang terjadi supaya lingkungan bisa terbebas dari paham intoleransi dan yang tak sesuai.
Sebelumnya Ponpes Al Zaytun juga sempat menghebohkan masyarakat karena cara sholat ied yang berbeda dengan biasanya. yaitu shaf laki-laki dan wanita yang menjadi satu.
Bukan cuma itu, jarak antar jamaah saat sholat juga menarik perhatian karena terlihat sangat renggang. Padahal kondisi saat ini sudah bukan pandemi sehingga seharusnya saat menjalani sholat berjamaah harus rapat barisannya.