Sosok Kopilot NAM Air Fadly Satrianto, Extra Kru Korban Sriwijaya Air SJ-182

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Selasa, 12 Januari 2021 11:00
Sosok Kopilot NAM Air Fadly Satrianto, Extra Kru Korban Sriwijaya Air SJ-182
Co-Pilot NAM Air Fadly Satrianto, ternyata memiliki latar belakang pendidikan hukum.

Dream - Kopilot NAM Air, Fadly Satrianto, menjadi salah satu dari 62 orang yang berada di dalam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh ke perairan Kepulauan Seribu, Sabtu 9 Januari 2021.

Fadly ternyata memiliki latar belakang pendidikan hukum. Ia menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya sebelum akhirnya mengejar mimpi masa kecil sebagai pilot.

Dikutip dari Liputan6.com, Selasa 12 Januari 2021, setelah lulus dari sekolah penerbangan, Fadly berkarier menjadi kopilot maskapai NAM Air yang merupakan anak perusahaan Sriwijaya Air. Profesi ini telah dijalani tiga tahun terakhir.

1 dari 3 halaman

Sempat Pamit

Sang ayah, Sumarzen Marzuki, menyebut putra bungsu dari tiga bersaudara itu terakhir pulang ke rumahnya, di Surabaya, sekitar dua minggu lalu. Ia mengatakan, anaknya lebih banyak tinggal di hotel sejak bertugas sebagai kopilot.

" Di rumah hanya sekadar mampir, apalagi sebagai kopilot kondisinya harus prima. Kalau tinggal di rumah takutnya bangun kesiangan. Sedangkan, pekerjaannya menuntut harus sudah siaga di atas pesawat minimal empat jam sebelum terbang," tuturnya.

Pada hari kecelakan, kata Sumarzen, Fadly sempat pamit kepada ibunya melalui telepon sekitar pukul tujuh pagi.

" Dia bilang akan menumpang pesawat Sriwijaya Air. Rencananya setelah sampai di Pontianak, dia bersama kru NAM Air yang juga ikut dalam pesawat Sriwijaya Air itu, ada jadwal penerbangan sendiri. Tujuannya ke mana dia tidak bilang," kenang Sumarzen.

2 dari 3 halaman

Klarifikasi

Sang ayah juga mengklarifikasi pemberitaan yang menyebutkan Fadly sudah mempersiapkan pernikahan. Menurut dia, putranya yang berusia 28 tahun itu masih bujang.

" Usia segitu memang wajar dan sudah waktunya menikah. Cita-cita untuk menikah memang ada. Tapi belum ada rencana menikah dalam waktu dekat," katanya saat dikonfirmasi di Surabaya.

Sumarzen juga menyatakan sudah ditelepon oleh pihak NAM Air terkait kecelakaan yang menimpa anaknya. Ia menyatakan pihak maskapai telah memohon maaf atas musibah itu.

" Di dalam pesawat Sriwijaya Air yang mengalami kecelakaan itu juga memuat kru Nam Air lengkap, mulai dari pilot hingga pramugari yang rencananya akan terbang bersama anak saya. Tujuannya ke mana saya tidak tahu," jelas Sumarzen.

Sumber: liputan6.com

3 dari 3 halaman

Okky Bisma, Korban Sriwijaya Air yang Pertama Kali Berhasil Teridentifikasi

Dream - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengenali identitas satu jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Jenazah pertama tersebut beridentitas Okky Bisma.

" Pada sore hari ini tim dapat mengidentifikasi salah satu korban kecelakaan yaitu atas nama Okky Bisma," ujar Karo Penmas Polri, Brigjen Rusdi Hartono, dikutip dari Merdeka.com.

Identitas Okky didapat setelah tim DVI melakukan pencocokan sidik jari pada jasad korban dengan alat terintegrasi dengan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Sedangkan berdasarkan manifest SJ-182, nama Okky ada di nomor 4.

Pada data Dukcapil, Okky lahir pada 12 Desember 1991 dan memiliki golongan darah O. Dia juga tercatat berdomisili di Kramatjati, Jakarta Timur.

" Ini sama dengan data e-KTP yang diperoleh dari Dukcapil, kami dapat sidik jari juga dalam e-KTP tersebut kemudian kami bandingkan data e-KTP yang ada telunjuk kanannya. Jadi kami ambil, kami bandingkan telunjuk kanan di body part," kata Kepala Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Bareskrim Polri, Brigjen Hudi Suryanto.

Menurut Hudi, terdapat 12 titik kesamaan yang ditemukan dari pencocokan sidik jari tangan kanan korban dengan data e-KTP. Berdasarkan temuan tersebut, Hudi memastikan korban adalah Okky Bisma.

" Dengan ini memastikan orang yang sama," ucap Huri.

Sumber: Merdeka.com/Yunita Amalia

Beri Komentar