Takut Disuntik (Instagram @gusmiftah)
Dream - Sebagian orang mungkin menolak divaksin bukan karena tidak percaya. Tetapi lebih karena alasan sepele, takut disuntik.
Sebuah video kocak tengah viral di media sosial. Video tersebut menunjukkan seorang bapak terikat di pohon pisang.
Dalam video yang diunggah pengasuh Pesantren Ora Aji Yogyakarta, KH Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah di akun instagramnya, terlihat bapak diikat di pohon pisang kemudian dikelilingi sejumlah orang. Salah satunya adalah petugas vaksinator seorang wanita.
Baca juga: Alhamdulillah, Bonus Rp1,25 Miliar untuk Penggali Makam Pasien Covid-19 Cair
Petugas tersebut tampak mengusapkan kapas mengandung alkohol ke lengan bapak tersebut. Dia sedang bersiap untuk menyuntikkan vaksin Covid-19.
Si bapak pun bereaksi seperti protes. Dia malah mengajak petugas untuk berantem.
Baca juga: Video Pilu Pemakaman Jenazah Covid-19 di TPU Rorotan, dari Drone Bikin Merinding
" Wah edan iki, gelut wae, gelut wae (Wah gila ini, berantem saja, berantem saja)," kata si bapak.
" Yo ora, aku ra wani (Ya enggak, saya tidak berani)," jawab petugas wanita tersebut.
Bapak tersebut juga mencoba menendang pria di depannya. Seketika beberapa orang memegang telinganya agar tenang.
Ketika petugas menyuntikkan vaksin, si bapak langsung meringis. Dia sempat mengerang seperti kesakitan.
Sementara, sejumlah orang di sekitarnya mencoba menenangkan si bapak.
Baca juga: Pilu, Bocah di Depok Semalaman Peluk Jasad Ibunya yang Positif Covid-19
" Jawara kok yo. Ra popo, ampuh kok yo (Jawara kok. Tidak apa-apa, ampuh kok)," kata salah satu warga menghibur si bapak.
Warganet pun ramai berkomentar kocak.
" Yakinlah mereka yg nolak, bukannya ngga mau divaksin, tapi takut disuntik doang," tulis warganet.
" Jujur gus, saya paling takut sama jarum suntik," tulis warganet.
Baca juga: Dokter AS: Indonesia Bisa Redakan Gelombang Covid-19 dalam 6 Minggu
" Gentho wedi suntik (Preman takut suntik)," tulis warganet.
Lihat postingan ini di Instagram
Dream - Pagi itu, Ipda Khusnul Khotimah terkejut dengan isi pesan di grup WhatsApp Rukun Tetangga rumahnya. Salah satu tetangga dilaporkan meninggal dunia akbiat terpapar virus corona.
Polwan anggota Pamin Laka Polda Metro Jaya langsung bergegas menghubungi petugas pemulasaraan jenazah.
" Di group RT ada pengumuman meninggal, dari subuh jam 04.00 WIB ramai kan. Saya bilang, siapa meninggal, mamanya A meninggal," kata Khusnul kepada merdeka.com, Rabu 7 Juli 2021.
Ipda Khusnul tinggal di Gang Haji Icang, Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Dia mendapat kabar tetanggnya berinisial UM, 34 tahun, meninggal dunia, Minggu 4 Juli 2021 sekitar pukul 02.00 WIB. Sebelum jenazah diurus, anak perempuan almarhumah yang berusia tiga tahun sempat tidur bersama orangtuanya itu.
Kondisi itu dijelaskan Ipda Khusnul kepada tim pemulasaran jenazah. Proses pemulasaran jenazah pun harus menunggu sang anak bangun.
" Karena kondisi jenazah dari malam itu dikelonin sama anaknya yang umur tiga tahun, akhirnya dia usahakan pagi tapi enggak maksimal timnya. Karena harus dibagi ada beberapa yang meninggal, saya bilang oke bu enggak apa-apa," cerita Khusnul.
Setelah lama menunggu, akhirnya petugas pemulasaran datang di rumah duka pada pukul 09.00 WIB. Namun yang datang hanya satu petugas bertubuh kecil bernama Ella.
Mengetahui kondisi tubuh jenazah lebih besar, Ella akhirnya meminta Ipda Khusnul membantunya melakukan pemulasaran. Namun saat itu dirinya tak langsung mengiyakan permohonan sang petugas.
" Saya butuh bantuan bu," kata Ella saat itu.
" Waduh gimana bu ya," jawab Khusnul.
" Ibu bisa bantu saya enggak?" tanya Ella kembali
" Saya takut, karena enggak pernah nanganin jenazah, apalagi jenazah Covid. Saya takut bu," jawab Khusnul.
" Nanti saya pandu bu," ujar Ella.
" Oh ya sudah Bismillah, tapi saya usaha APD dulu bu," jawab Khusnul.
Tak butuh waktu lama, Khusnul langsung meminta asisten rumah tangganya untuk membeli Alat Pelindung Diri (APD) di sebuah bidan dekat tempat tinggalnya serta sarung tangan dan masker.
Setelah apa yang dimintanya itu datang, ia pun langsung memakainya dengan serba double atau dua seperti sarung tangan dan juga masker dan tanpa memakai faceshield pelindung wajah yang memang saat itu tidak ada.
" Akhirnya dipandu sama ibu itu, saya yang bagian gulingin jenazah ke sini, baru dimasukin kain kafan, baru dimasukin kaya terpal gitu. Kan harus dibungkus plastik dulu, kaya gitu. Terus setelah udah masuk kantong jenazah, baru ambulan dateng ada petugas yang cowok dua udah pakai APD sama nurunin peti. Baru itu bantu kita ngangkat ke peti, kaya gitu," jelas Khusnul.
" Jadi sebenarnya saya juga penakut, tapi karena keadaan dan orang lingkungan enggak pada berani mendekat, saya cuma mikir ini jenazah enggak mungkin didiemin dari semalam gitu kan. Jadi itu faktor nekat," imbuhnya.
Khusnul bercerita, kala itu proses pemulasaran jenazah meamakan waktu kurang lebih satu jam.
Sebelum meninggal, alamarhumah sempat pergi ke rumah sakit untuk mengobati penyakitnya itu. Namun, rumah sakit yang sempat ia kunjunginya sudah penuh serta stok ketersedian oksigen tidak mencukupi.
" Disini beberapa hari itu banyak yang meninggal di rumah, kan kaya tetangga saya itu dia sudah ke Rumah Sakit, rumah sakit penuh, oksigen juga sudah langka. Jadi dia pulang lagi," ungkapnya.
Oleh karena itu, almarhumah bersama dengan dua anak, suami, dan orangtua perempuannya, melakukan isolasi mandiri (Isoman). Tapi, Khusnul mengaku tidak mengetahui jika mereka sekeluarga melakukan isoman.
Sebab itulah, saat mendapatkan kabar meninggalnya UM, khusnul tak berpikiran jika wanita tersebut meninggal di rumah atau tempat tinggalnya.
" Saya itu tahu dia Covid, tapi enggak tahu kalau di rumah. Karena kan saya sendiri pulang malam, pulang dinas langsung di rumah, jarang keluarlah. Makanya giliran dibilang meninggal, tak pikir meninggal di rumah sakit. Ternyata meninggal di rumah, saya kaget. Kok bisa, saya bilang gitu. Ternyata dia sudah usaha ke rumah sakit, penuh gitu," papar Khusnul.
Sumber: merdeka.com
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur