Pesawat Sriwijaya Air (Foto: Merdeka.com)
Dream - Sambil terisak tangis menyaksikan siaran berita di televisi, ibunda dari Grislend Gloria Natalie Sinaga seorang pramugari yang menjadi penumpang di pesawat Sriwijaya Air dengan nomo rpenerbangan SJ 182 yang jatuh di perairan kepulauan seribu pada Sabtu, 9 Januari 2021 berharap sang anak dapat kembali pulang dengan selamat.
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat sang ibunda tidak kuasa menahan tangis menunggu perkembangan kabar peristiwa nahas di depan televisi.
" Berenang, Nak, berenang boru, mana tahu kau kuat Nak," ucap sang ibunda sambil menatap layar televisi yang menyiarkan kabar terkait jatuhnya pesawat yang ditumpangi anaknya itu.
Mengutip dari unggahan Instagram @makassar_iinfo, video tersebut diunggah oleh akun TikTok Grace Maria Natalia. Tak hanya itu, ia juuga menuliskan berbagai harapan untuk Grislend.
View this post on Instagram
" Dek mamak bapak nungguin kau banget sama keluarga yang lain.....Disuruh berenang kau dek sama mamak...Bingung jelasinnya," tulis akun tersebut.
Sang ibu tampak mengelus-elus dadanya sambil menangis. Di hadapannya terdapat televisi yang menyiarkan pesawat Sriwijaya Air Rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak.
Diinformasikan sebelumnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak mengalami hilang kontak sekitar pukul 14.40 WIB.
Pada pukul 17.24, informasi awal mengenai dugaan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air diketahui dari data " FlightRadar24" .
Informasi itu diperkuat oleh pernyataan Bupati Kepulauan Seribu Djunaedi yang membenarkan pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak itu jatuh di sekitar Pulau Laki. (mut)
Dream - Bagian tubuh yang diduga penumpang Sriwijaya Air PK-CLC register SJ-182 ditemukan di kedalaman 17-20 meter Kepulauan Seribu. Tim penyelam dari Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut melaporkan temuan itu sekira pukul 09.40 Wib.
Diduga bagian tubuh itu telah tercampur dengan beberapa potongan puing pesawat, yang terus diangkat dari bawah air.
" Masih banyak potongan di bawah air," kata Dankima Satkopaska Koarmada I, Mayor Laut (P) Edy Tirtayasa saat mengangkat potongan puing dari bawah air, Minggu, 10 Januari 2021.
Edi mengatakan Satkopaska menurunkan empat tim untuk membantu pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu.
Satu tim berada di KRI Teluk Gilimanuk, satu tim di KRI Rigel-933 dan dua tim berangkat menggunakan dua sea rider.
" Sebagian penyelam pernah ikut membantu evakuasi pencarian pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang pada tahun 2018 lalu," tutur Edy.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 Wib dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 Wib. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 Wib. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sejumlah armada angkatan laut milik TNI dikerahkan, sekitar 10 kapal diterjunkan ke lokasi diduga jatuhnya pesawat di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Di antara kapal-kapal TNI AL yang dikerahkan yakni KRI Teluk Gilimanuk-531 mengangkut para kru SAR dan juga awak media. Lalu KRI Rigel-933 milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal). (mut)
Sumber: merdeka.com
Advertisement