Twitter @marioam79
Dream - Ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon, Selasa 4 Agustus 2020, diduga disebabkan oleh amonium nitrat. Berdasarkan hasil investgasi sementara, di Pelabuhan Beirut yang menjadi lokasi ledakan itu tersimpan 2.750 ton amonium nitrat.
Menteri Dalam Negeri Lebanon, Mohammed Fahmi, mempertanyakan tersimpannya 2.750 ton amonium nitrat di pelabuhan itu kepada pihak bea cukai. Keberadaan amonium nitrat itu juga dikonfirmasi oleh sang Perdana Menteri, Hassar Diab.
" Tidak dapat diterima bahwa pengiriman 2.750 ton amonium nitrat telah ada selama enam tahun di sebuah gudang, tanpa mengambil langkah-langkah pencegahan," kata Hassan Diab, dikutip dari Al Arabiya, Rabu 5 Agustus 2020.
" Itu tidak bisa diterima dan kita tidak bisa diam terhadap masalah ini," tambah dia.
Otoritas Lebanon telah menjalankan investigasi terkait ledakan yang menyebabkan kerusakan dahsyat tersebut. Kepala Keamanan Umum Libanon, Abbas Ibrahim, mengatakan bahwa " bahan yang sangat eksplosif" yang disita " beberapa waktu lalu" disimpan di lokasi ledakan.
Dream - Sebuah ledakan dahsyat terjadi di Beirut, Lebanon, 4 Agustus 2020. Hingga saat ini, sebanyak 78 orang dilaporkan tewas, sekitar 4.000 lainnya terluka.
" Masih banyak orang hilang hingga saat ini," kata Menteri Kesehatan Lebanon, Hamad Hassan, dikutip dari CNN.com, Rabu 5 Agustus 2020.
Rekaman video menunjukkan ledakan itu menciptakan awan berwarna oranye. Gedung-gedung di sekitar terguncang karena ledakan dan gelombang kejut yang menyusul kemudian.
Jendela dan pecahan kaca berterbangan karena ledakan dan gelombang kejut tersebut.
Gubernur Beirut, Marwan Abboud, menyatakan ledakan itu sebagai bencana nasional. Sementara, Perdana Menteri Lebanon menyatakan hari berkabung nasional selama tiga hari.
" Ledakan itu menyerupai apa yang terjadi di Jepang, di Hiroshima dan Nagasaki. Ledakan itu mengingatkan saya pada hal itu. Dalam hidup saya, saya belum pernah melihat kehancuran pada skala ini, " kata Abboud, menjelaskan awan jamur akibat ledakan tersebut, dikutip USA Today.
Menurut laporan CNN, data Survei Geologi Amerika Serikat menunjukkan bahwa ledakan di Beirut menciptakan gelombang seismik yang setara dengan gempa berkekuatan magnitudo 3,3.
Meski setara dengan gempa bermagnitudo 3,3, kekuatannya " tak langsung sebanding dengan gempa dengan ukuran yang sama."
Menurut Don Blakeman, ahli geofisika, ledakan termasuk guncangan jenis permukaan, sehingga kekuatannya tidak sebanding dengan gempa bumi.
Sebagian besar energinya, kata Blakeman, masuk ke udara dan bangunan. " Tidak cukup energi untuk ditransmisikan ke dalam batuan di tanah," kata dia, dikutip dari Liputan6.com.
Menurut laman Aljazeera, Kepala Keamanan Umum Lebanon, Abbas Ibrahim, mengatakan bahwa ledakan dahsyat itu berasal dari 2.700 ton amonium nitrat. Bahan kimia itu disimpan di pelabuhan Beirut sebelum dikirim ke Afrika.
Ibrahim sudah melaporkan temuan itu kepada Dewan Pertahanan Tinggi Lebanon yang terdiri dari presiden dan semua lembaga keamanan utama negara. Otoritas Lebanon berjanji memberi hukuman paling berat kepada pihak yang bertanggung jawab.
Another Angle
looks like a scene from a disaster Nuclear movie #Beirut #Lebanon pic.twitter.com/cUYQDxCFXt— ????? ???????????????? (@Marioam79)August 4, 2020
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah