Dream - Bintang Balqis Maulana (14), santri asal Banyuwangi yang meninggal usai dianiaya seniornya sempat minta dijemput orangtuanya dari tempatnya mondok di pesantren Kediri. Hal itu Bintang sampaikan melalui pesan WA kepada sang Ibu, Suyanti.
Dalam pesannya, Bintang mengaku ketakutan sehingga ingin segera pulang. Ia pun meminta sang ibu untuk segera menjemputnya.
" Sini jemput bintang. Cepat ma ke sini. Aku takut ma, maaaa tolonggh. Sini cpettt jemput," kata Bintang melalui pesan WA kepada sang ibu, sekitar seminggu sebelum tewas, dikutip dari Liputan6.com, Selasa, 27 Februari 2024.
Suyanti menceritakan, beberapa hari sebelum meninggal dunia, anaknya sering menghubungi bahkan minta dijemput. Namun, Bintang tak menjelaskan dengan detail alasannya ingin dijemput, meskipun sempat mengeluh sakit.
" Dia minta dijemput. Tak tanya alasannya kenapa, ndak disebutkan. Intinya minta dijemput gitu," ungkap Suyanti berlinang air mata.
Menurut Suyanti, Bintang menyampaikan keinginan lewat pesan WA untuk pulang ke Banyuwangi sejak Senin, 19 Februari 2024. Bahkan Bintang juga sempat melakukan panggilan video dengan orangtuanya.
Suyanti menyampaikan, pesan yang disampaikan putranya lewat WA itupun tak banyak. Sangat singkat, almarhum hanya ingin dijemput dari pondok.
" Bintang ini anaknya pendiam. Yang diminta hanya dijemput," kata dia.
Menanggapi curhatan dari anaknya itu, Suyanti meminta kepada Bintang untuk bersabar hingga bulan Ramadan. Namun sang anak menolak, dan ingin tetap minta dijemput.
Saat itu, posisi Suyanti sedang berada bekerja bersama kakak Bintang di Bali. Sehingga ia menjawab pesan putranya seperti itu. Ketika hendak dijemput, Bintang sempat menolaknya karena mengaku sudah kembali nyaman.
" Terus ketika mau saya jemput sehari setelahnya, katanya tidak usah. Sudah enak dan nyaman begitu katanya," katanya.
Untuk menguatkan hati putranya, Suyanti meminta Bintang membaca Alquran dan memintanya untuk lapor kepada pengasuh pondok jika terjadi sesuatu.
Selain itu, ia juga mengirimkan sejumlah uang kepada Bintang lewat rekeningnya, untuk keperluan berobat.
Untuk memacu semangat sang anak menuntut ilmu di pondok pesantren, Suyanti bahkan menjanjikan Bintang sebuah motor.
" Saya janjikan motor biar si Bintang ini semangat mondok," ucap Suyanti.
Suyati tak menyangka anak bungsunya itu pergi dengan begitu cepat. Pihak keluarga menduga, Bintang meninggal dunia karena dianiaya bukan karena terjatuh dari kamar mandi seperti yang disampaikan oleh pihak pondok pesantren.
" Ada luka lebam dan sundutan rokok di sekujur tubuh, ditambah ada luka seperti jeratan di leher. Hidungnya juga terlihat patah. Ini sudah pasti bukan jatuh tapi dianiaya," kata Mia Nur Khasanah, kakak kandung korban.
Sebagai informasi, Bintang dikabarkan meninggal dunia saat belajar di pesantren di Kota Kediri, pada Jumat, 23 Februari 2024. Pihak keluarga yang berada di Kecamatan Glenmore, Banyuwangi kaget, usai mengetahui jenazah korban dalam kondisi mengenaskan.
Merasa curiga, pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Glenmore untuk mengetahui penyebab kematian korban. Usai mendapat laporan, jasad Bintang dibawa oleh aparat Kepolisian dari Sektor Glenmore ke RSUD Blambangan untuk melakukan visum
" Di RSUD hanya dilakukan pemeriksaan luar (visum) pada jasad korban," kata Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Andrew Vega.
Menurut Vega, kasus kematian Bintang ditangani oleh Polres Kediri Kota.
" Jadi selanjutnya penanganan kasus ini selanjutnya ditangani Polres Kediri Kota," ucap dia.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya