Tiga Kecamatan di Kabupaten Bogor Masuk Zona Merah Virus Corona

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 24 Maret 2020 16:00
Tiga Kecamatan di Kabupaten Bogor Masuk Zona Merah Virus Corona
Penetapan ini menyusul adanya enam kasus positif corona.

Dream - Bupati Bogor, Ade Yasin, menyatakan tiga kecamatan masuk dalam status zona merah penyebaran virus corona baru, Covid-19. Enam orang dinyatakan positif Covid-19.

" Yang positif terpapar Covid-19 itu ada di tiga kecamatan itu, di antaranya tiga orang positif dan satu meninggal di Bojonggede, Cibinong satu (positif), dan Gunung Putri dua yang positif," ujar Ade, dikutip dari Bogordaily.net.

Menurut Ade, hingga saat ini Pemkab Bogor tidak menerapkan penutupan secara penuh. Perusahaan swasta tetap dipersilakan beroperasi meski dia mengakui sudah banyak yang mengeluh sepinya pengunjung.

" Kalau enggak ditutup juga mereka sudah mengeluh juga dengan sepinya pengunjung, yang memang sekarang sudah mulai sebagian masyarakat yang patuh terhadap imbauan pemerintah (social distancing)," kata Ade.

Kondisi Kabupaten Bogor, kata dia, tidak bisa disamakan dengan DKI Jakarta jika dilakukan lockdown atau penutupan. Jika diberlakukan lockdown, dampaknya langsung terasa di masyarakat.

" Ada sebanyak 29 pasar yang melayani hampir enam juta penduduk, kalau ditutup butuh beras mau beli ke mana? Yang penting protokol kesehatan dijaga," kata dia.

1 dari 5 halaman

Kisah Haru Ridwan Kamil Tampung Anak yang Orangtuanya Positif Corona

Dream - Ridwan Kamil membagikan kisah haru seorang bocah yang ditinggal oleh kedua orangtuanya karena sedang menjalani perawatan akibat terinfeksi virus corona baru, Covid-19. Melalui akun Instagram @ridwankamil, Gubernur Jawa Barat itu mengunggah fotonya bersama sang bocah.

" Sebut saja namanya Dede. Anak lelaki cerdas yang bersedih," tulis Ridwan Kamil, Senin 23 Maret 2020.

Pria yang karib disapa Kang Emil itu menulis bahwa sang bocaah sangat sedih. Sebab, bocah itu kini sendirian, ditinggal kedua orang tuanya yang sedang menjalani isolasi.

" Pak. Aku kangen ayah dan bunda Pak," tulis Ridwan Kamil, menceritakan kesedihan bocah itu.

Ridwan Kamil mengaku tak kuasa melihat wajah bocah itu. Orang tua Dede, kata Ridwan, sedang menjalani perawatan intensif akibat terinfeksi Covid-19.

" Orangtuanya terpapar karena pergaulan sosial yang kurang bisa ditahan. Dede sendiri, Alhamdulillah dites dengan hasil negatif. Hebat kamu De," tambah Ridwan Kamil.

Jawa Barat memang menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang turut terkena dampak wabah virus corona. Berdasarkan data KawalCovid-19 per Senin, 23 Maret 2020, Jabar tercatat memiliki kasus terkonfirmasi 59 kasus, 5 kasus sembuh, 9 angka kematian.

2 dari 5 halaman

Pesan Ridwan Kamil

Dede terpaksa terpisah dari kedua orang tuanya. Untuk sementara, Ridwan menampung bocah lucu itu di rumah pribadinya.

" Sampai Insya Allah nanti orang tuanya sehat kembali dan bisa berkumpul dan bercengkrama dan berpelukan lagi," terang Ridwan.

Ridwan pun memohon masyarakat khususnya warga Jabar untuk tinggal di rumah mematuhi maklumat pemerintah untuk menjalankan social distancing.

" Jangan sampai ada Dede Dede yang lain, yang akhirnya terkorbankan dan terpisahkan dari orangtuanya, karena ketidakdisiplinan dan keegoisan kita para manusia dewasa," tegas Ridwan.

Ridwan Kamil

3 dari 5 halaman

Kisah Pilu Ibu Wafat karena Virus Corona, Dikubur Tanpa Pelayat

Dream - Korban wabah virus corona terus berjatuhan. Penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini disebabkan oleh virus corona jenis baru, Covid-19.

Virus tersebut sangat mudah menular, melalui kontak dekat atarmanusia, yakni lewat droplet alias percikan pasien ketika batuk atau bersin. Kasus serupa juga dialami oleh keluarga Eva Rahmi Salama.

Lewat Instagram, pemilik akun @evarahmisalama itu berbagi kisah sedih yang menimpa keluarganya. Sang ibu yang positif terkena Covid-19 meninggal dunia dan harus dikuburkan dalam keadaan tanpa pelayat.

" Mama tersayang.. Izinkan kami bertiga melepas kepergianmu. Ya, hanya kami bertiga, tanpa teman, sodara, tetangga ataupun rekan kerja," tulis Eva di Instagram.

Eva Rahmi Salama

Foto: Instagram @evarahmisalama

Eva merasakan kesedihan yang amat dalam saat harus mengantarkan jenazah ibunya hanya bersama dua anggota keluarga. Tak ada iringan pelayat yang menemani mereka ke pusara sang bunda.

Meski begitu Eva percaya semua ini dilakukan demi keselamatan bersama. Seperti diketahui, social distancing merupakan salah satu upaya mencegah penularan Covid-19.

4 dari 5 halaman

Cobaan Berikutnya

Masih terpukul setelah kehilangan ibunya, Eva dan keluarga juga harus menerima kepergian sang ayah dua hari kemudian.

Cobaan tak berhenti sampai di situ. Eva kesulitan mendapatkan akses untuk swab test. Ia berkali-kali ditolak. Padahal sang adik juga sudah dinyatakan positif mengidap Covid-19.

Eva baru mendapat kesempatan untuk swab test usai ayahnya meninggal dunia. Ia pun masuk ke IGD di salah satu rumah sakit rujukan.

" Sy dipindahkan di ruang yg agak sempt di dlm IGD dimana sy dan om sy menunggu utk di swab test. Di dlm ruangan tertutup itu ada seorg ibu2 lansia dlm keadaan berbaring dgn memakai masker oksigen. Ngeri,"  ungkap Eva.

5 dari 5 halaman

Terjadi Insiden di IGD

Rasa cemas semakin menggelayut lantaran dokter tak kunjung datang menghampiri Eva. Pasien yang ia lihat di IGD juga mengalami nasib serupa.

" Sy sempat mendengar ibu itu complain bhw ia telah menunggu di ruangan tsb dr pagi tp blm ada dokter yg handle, dan dibiarkan kelaparan. Ya Allah, teganya," lanjut Eva.

Eva pun menunggu hingga pukul sepuluh malam. Ia sempat ingin pergi ke luar untuk menanyakan di mana sang dokter berada. Namun Eva justru mendapat perlakuan tidak mengenakkan.

" Sy buka pintu sy malah dibentak disuruh masuk kembali ke dlm oleh suster jaga. Sekan2 sy ini anjing pesakitan yg tdk layak utk diperlakukan baik2. Mungkin dia sedang lelah menangani sekian bnyknya pasien di IGD," tuturnya.

Beri Komentar