Ilustrasi
Dream - Kondisi miris tengah dialami Asdar, 29 tahun, asal Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Dia terpaksa membawa pulang jenazah bayinya yang lahir prematur dengan naik motor.
Pemicunya, dia kekurangan uang untuk biaya operasional ambulans. Padahal, jumlah kekurangan itu tidaklah besar.
Asdar mengatakan anaknya lahir prematur di RSUD Sinjai. Kemudian, si bayi dirujuk ke RS Datu Pancaitana, Kabupaten Bone.
" Sempat mendapat pertolongan tetapi Allah berkehendak lain, anak saya meninggal dunia," ujar Asdar.
Asdar sempat meminta pihak RS Datu Pancaitana untuk mengantarkan jenazah anaknya dengan ambulans ke rumahnya di Batulappa, Kelurahan Samataring, Kecamatan Sinjai Timur. Sementara, pihak rumah sakit meminta uang Rp700 ribu kepada Asdar untuk biaya ambulans.
" Tetapi saya cuman punya uang Rp600 ribu, kata pihak rumah sakit biayanya tidak cukup," kata Asdar.
Dengan sedih, Asdar terpaksa membawa pulang jenazah anaknya dengan motor. Ditemani saudaranya, dia pulang dari rumah sakit dengan membawa jenazah bayinya sekitar jam 21.00 WITA dan tiba pukul 22.30 WITA.
Atas insiden ini, Kepala Bagian Administrasi RS Pancaitana Bone, Fahruddin, memberikan klarifikasi. Dia menyatakan driver ambulans sudah siap mengantarkan jenazah bayi itu.
" Ada usaha sebelumnya untuk menawarkan mobil ambulans kepada keluarga pasien dan bahkan sopir mengejar jenazah bayi untuk diantar namun pihak keluarga menolak," kata Fahruddin.
Dia lalu menjelaskan biaya penggunaan ambulans dihitung berdasarkan jarak tempuh. Setelah pihaknya melakukan penghitungan, untuk jarak Bone hingga tiba di kediaman Asdar membutuhkan biaya sebesar Rp700 ribu.
" Dari informasi, lokasi pasien itu Sinjai dekat Kajang, Bulukumba, sehingga tarif itu ditentukan dari jaraknya," kata dia.
Selanjutnya, Fahruddin juga mengatakan sebenarnya pihaknya sudah menurunkan besaran biaya itu. Tetapi karena komunikasi yang terputus, penurunan biaya itu tidak sampai ke pengelola ambulans.
" Cuma kekurangan teman-teman yang bertugas saat itu tidak melakukan konfirmasi ke kami, apalagi kejadian tersebut pada malam Senin dimana masih hari libur," kata dia.
Fahruddin pun menyatakan sebenarnya biaya ambulans bisa digratiskan. RS bisa menanggung ongkos bahan bakar, hanya saja informasi ini tidak sampai ke pengelola.
" Komunikasi terputus ke sopir, kebijakan itu bisa diambil namun pengambil keputusan tidak mendapat informasi data-datanya," ucap dia, dikutip dari Bonepos.com.
Advertisement
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
Museum Louvre Dibobol Hanya dalam 4 Menit, 8 Perhiasan Raib
Warga Keluhkan Panas Ekstrem di Indonesia, Ini Penyebabnya!
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Sudah Tahu Belum? Ini 5 Cara Mudah Mengenali Uang Palsu
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025