Ilustrasi Vaksinasi Pada Bayi (Foto: Shutterstock)
Dream - Johnson & Johnson berencana melakukan uji klinis vaksin Covid-19 pada balita dan balita baru lahir. Pengujian ini juga akan dilakukan pada wanita hamil dan pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya terganggu.
Dilansir New York Times, Selasa 2 Maret 2021, rencana uji klinis tersebut disetujui oleh direktur program vaksin presisi di Rumah Sakit Anak Boston Harvard, Dr. Ofer Levy, dan anggota komite penasihat Food and Drug Administration (FDA) atau Badan POM Amerika Serikat yang meninjau data vaksin perusahaan.
Rencana percobaan ini dilaporkan sebagai bagian dari aplikasi perusahaan ke FDA untuk persetujuan penggunaan darurat dan dibahas dalam pertemuan FDA.
“ Mereka tidak menjelaskan banyak tentang hal itu tetapi menjelaskan bahwa mereka akan melanjutkan studi imunisasi virus korona pada anak dan ibu,” kata Levy.
Hal ini dikonfirmasi oleh juru bicara Janssen Biotech, anak perusahaan Johnson & Johnson yang memproduksi vaksin, bahwa perusahaan berencana untuk memperluas uji klinis kepada anak-anak.
Pada tahap pertama, Johnson & Johnson akan menguji vaksinnya pada anak-anak dengan rentang usia di atas 12 tahun dan di bawah 18 tahun. Tahap selanjutnya, perusahaan akan melakukan pemberian vaksin pada bayi baru lahir dan remaja.
Setelahnya, perusahaan akan menguji vaksinnya pada wanita hamil, dan terakhir pada orang dengan gangguan kekebalan tubuh.
Vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, yang sekarang diberikan kepada orang dewasa, juga sedang melakukan uji klinis pada anak-anak berusia 12 tahun ke atas.
Berbeda dari vaksin Covid-19 yang umumnya menggunakan messenger RNA atau mRNA, vaksin Johnson & Johnson menggunakan adenovirus yang dinonaktifkan, mirip dengan virus yang menyebabkan flu biasa. Metode ini telah diuji secara luas selama bertahun-tahun
Adenovirus akan menyampaikan petunjuk ke sel untuk membuat salinan spike protein virus.
Sistem kekebalan penerima kemudian membuat antibodi melawan spike protein virus tersebut. Antibodi dapat memblokir infeksi virus korona yang membutuhkan spike protein agar dapat menginfeksi sel.
Sebagian besar pasar vaksin dunia adalah untuk vaksin pediatrik. Vaksin adenovirus yang sudah ada termasuk yang digunakan untuk Ebola, aman diberikan kepada bayi berusia satu tahun. Sementara, virus untuk pernapasan syncytial aman diberikan kepada bayi baru lahir.
Menurut pernyataan Levy, hampir 200.000 orang telah menerima vaksin adenovirus tanpa adanya efek samping. Pihak Johnson & Johnson juga telah menyampaikan hal serupa saat pertemuan dengan FDA.
Levy menambahkan, melakukan vaksinasi pada anak-anak membantu negara mencapai herd immunity.
Sumber: New York Times
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN