Para Pembangun Sahur Palestina Ditangkapi Polisi Israel

Reporter : Maulana Kautsar
Kamis, 7 Juni 2018 03:01
Para Pembangun Sahur Palestina Ditangkapi Polisi Israel
Para musaharati dianggap mengganggu warga sekitar. Padahal...

Dream - Satu lagi tindakan menggeramkan dilakukan Israel pada warga Palestina yang sedang menjalani ibadah puasa Ramadan. Polisi Israel diketahui melakukan perlakuan tak menyenangkan pada para menabuh genderang dan meneriakkan yel-yel untuk membangunkan warga Muslim sahur.

Peristiwa itu dilaporkan terjadi di Yerusalem. Saat itu sekelompok warga yang menjadi pengingat sahur, dikenal sebagai musaharati, menyusuri jalanan Kota Tua Yerusalem sejak pukul 02.00 dini hari.

Tetapi, jelang akhir Ramadan ini, warga Yerusalem dikabarkan mengajukan keberatannya kepada polisi akibat kebisingan yang dilakukan para musaharati itu. Mereka ditangkap dan didenda karena dianggap merusak warisan peninggalan sejarah Palestina.

" Polisi mengklaim kami mengganggu warga, namun itu tak benar. Polisi hanya ingin menghapus kenangan warisan Jerusalemite Palestina," kata pengacara setempat, Mohamed Hagej, dikutip dari Arab News, Rabu, 6 Juni 2018.

Hagej menyebut, keluhan yang muncul itu berasal dari kelompok Yahudi.

Perselisihan antarwarga, kata Hagej, menjadi bagian dari politik Kota Tua Yerusalem. Sebab, di kota itu, terdapat pemukim beraneka ragam agama, semisal Muslim, Yahudi, Kristen, dan warga Armenia.

Masing-masing dari kelompok itu hidup secara terpisah-pisah. Tetapi, semakin banyaknya kelompok Yahudi nasionalis yang menetap di wilayah Muslim, membikin ketegangan baru.

Israel mengklaim wilayah Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua Yerusalem, sebagai wilayahnya sejak 1967. Perlahan-lahan, Israel mencaplok wilayah itu dengan langkah-langkah yang tak diakui secara internasional.

Israel bahkan menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota.

Para musaharati membangunkan sahur warga

Kembali ke kisah para musaharati, Hagej mengatakan ini merupakan tahun pertama mereka mengalami diskriminasi. Dia menyebut musaharati telah ditangkap empat kali dalam Ramadan ini.

Sementara itu, paramiliter Israel kerap menggunakan gas air mata untuk menghalau musaharati.

Hagej mengatakan, para musaharati mendapatkan denda US$125, Rp1,7 juta, pada kali pertama diamankan polisi. Denda itu bertambah pada penangkapan setelahnya.

Sementara itu, juru bicara Polisi Israel Micky Rosenfeld mengatakan telah merespon keributan yang terjadi.

" Setelah komplain dari warga di Kota Tua, polisi mengambil langkah untuk menghentikan serangan yang terjadi," kata Micky.

Meski telah berulang kali ditangkap, Hagej tak khawatir. Dia nekat melanjutkan kegiatan membangunkan warga.

" Jika tak ada musaharati, tidak ada warna-warni, tak ada Ramadan," ujar Hagej.

Beri Komentar