Foto: Shutterstock
Dream – Jagung menjadi komoditas penting. Indonesia bahkan masih menggantungkan impor dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional.
Meski demikian, produksi jagung di dalam negeri terus digenjot. Para petani terus didorong untuk menanam jagung di ladang-ladang yang tersebar di penjuru Nusantara.
Namun sayang, para petani jagung kerap menemui kendala dalam memproduksi jagung. Salah satunya proses pengeringan. Bila pengeringan kurang maksimal, maka kualitas jagung juga dipastikan buruk.
Masalah itulah yang dilihat PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI). Mereka mencari solusi agar para petani mendapatkan kualitas jagung yang dibutuhkan dengan mengenalkan Mobile Corn Dryer (MCD).
Pada April 2018, prototype MCD yang dikembangkan tim engineering CPI membantu dan menjangkau para petani jagung di daerah terpencil.
Mereka ingin mempermudah para petani dalam menjual jagung dengan kadar air lebih rendah. Tentu langkah ini berpotensi memberikan income yang lebih baik bagi para petani jagung.
PT CPI tak sendirian. Mereka bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) mewujudkan inovasi dan mengembangkan MCD. Presiden Komisaris PT CPI, T Hadi Gunawan, yang hadir dalam penandatanganan kerjasama tersebut pada Selasa, 17 Desember 2019.
“ CPI menyadari keterbatasan ilmu dan teknologi yang dimiliki, bersama dengan ITB kami yakin dapat mewujudkan inovasi MCD terbaru agar MCD ini dapat bermanfaat dan meningkatkan kesejahteraan petani jagung Indonesia,” kata dia.
Foto: Rektor ITB Prof.Dr.Ir. Kadarsah Suryadi, DEA, Bapak T Hadi Gunawan
Persiden Komisaris PT CPI, & Bapak Jemmy Direktur PT CPI
Pada 2018, unit MCD seri 2.1 telah diuji coba di Lampung bersama petani KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan). Dengan alat itu, petani KTNA sangat merasakan manfaat MCD tersebut, namun cost per KG yang masih tinggi membuat hasil yang didapatkan belum signifikan.
Namun kini, MCD masuk versi 2.5 dan akan terus dikembangkan kecanggihannya oleh kerjasama PT CPI dan ITB.