Penduduk Pulau Jeju Waspadai Infeksi Covid-19 Saat Pariwisata Dibuka

Reporter : Ulyaeni Maulida
Senin, 4 Mei 2020 15:32
Penduduk Pulau Jeju Waspadai Infeksi Covid-19 Saat Pariwisata Dibuka
Sektor pariwisata bergembira, namun berbeda dengan penduduk setempat

Dream – Sebuah museum Teh Osulloc di Andeokmyeon, Kota Seoguipom, Korea Selatan, mulai terlihat ramai. Pembatasan wilayah akibat pandemi Covid-19 tampaknya telah mulai dilonggarkan.

Selama berminggu-minggu, pembatasan jarak telah membuat orang-orang merasa bosan dengan kehidupan dalam kesendirian. Hal ini menyebabkan mereka merindukan sebuah perlarian.

Seperti yang terjadi di beberapa daerah seperti di Osulloc. Beberapa lokasi wisata  populer mulai ramai dikunjungi wisatawan.

Bahkan jalan dua arah di Seongpanak Trail di Taman Nasional Hallasan dipenuhi dengan mobil ketika pengunjung mendaki gunung.

1 dari 2 halaman

Adanya kesenjangan persepsi

Adanya kesenjangan persepsi © Ilustrasi (Foto: Pixabay)

Dalam sepekan terakhir, tercatat hampir 40 ribu wisatawan telah datang ke Pulau Jeju. Kembalinya aktivitas wisata, memberikan angin segar bagi penduduk lokal yang bergantung pada pariwisata di Pulau Jeju.

Namun, pandemi Covid-19 membuat segalanya tampak lebih rumit. Wisatawan yang mulai ramai membuat penduduk juga merasa khawatir akan kemungkinan terpapar virus Covid-19 mengingat pandemi yang belum berakhir.

" Saya pikir itu cukup masuk akal bahwa penduduk setempat di sini khawatir tentang virus karena lonjakan wisatawan," kata Lee Sun-hwa, ketua Komite Budaya dan Seni Provinsi Khusus Pemerintahan Jeju.

Dia mengatakan ada kesenjangan persepsi antara penduduk dan orang-orang yang terlibat dalam industri pariwisata.

" Orang-orang di sektor pariwisata mengalami masa sulit setelah pandemi virus Covid-19 karena penurunan wisatawan yang begitu mendadak," katanya.

" Tidak ada turis Cina atau Korea. Tidak seperti penduduk pulau biasa, orang-orang di sektor pariwisata lebih bersemangat tentang turis yang mengunjungi Jeju lagi," ucap Lee.

2 dari 2 halaman

Memiliki manfaat yang tidak proposional

Memiliki manfaat yang tidak proposional © Foto: Yonhap

Ada beberapa restoran di dekat Museum Teh Osulloc, tetapi banyak yang tutup pekan lalu. Bisnis tersebut berkembang sangat kontras dengan nasib suram restoran kecil lainnya yang menjual ikan dan sushi di seberang jalan. Bisnis di sana lambat. Tidak ada pelanggan.

Bagi wisatawan di Jeju, lokasi yang nyaman tampaknya tidak menjadi kriteria yang dipertimbangkan ketika memutuskan tempat untuk dikunjungi.

Kedai minum berlantai dua di Seoguipo City menunjukkan tren bahwa para pelancong yang lebih muda, lebih menyukai perjalanan trek yang tidak biasa di pulau itu.

Di Pulau Jeju, virus Covid-19 telah menjadi ujian terbesar bagi mereka yang berada di sektor pariwisata. Sementara itu, pandemi nampaknya telah memberikan cara baru dalam berbisnis.

Saat para wisatawan mulai pilih-pilih dengan tujuan tempat mereka berkunjung, para penduduk pun mulai berusaha beradaptasi dengan pola perubahan ini.

(Sumber: m.koreatimes.co.kr/)

Beri Komentar