(Foto: Shutterstock)
Dream - Setipa orang tua tentu punya pertimbangan saat memutuskan untuk menyekolahkan putra-putrinya. Ada orang tua yang sudah memasukkan anaknya sedini mungkin. Sebagian lagi memilih menunggu usia anak dianggap sudah matang.
Orang tua mana sih yang nggak ingin anaknya pintar dan kreatif? Untuk mereka yang memilih menyekolahkan anak lebih dini biasanya akan membawa buah hatinya ke sekolah PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini.
Selain belajar, orang tua yang menyekolahkan anak ke PAUD biasanya berharap buah hatinya bisa belajar berinteraksi dengan anak sebayanya sekaligus melatih fisik lewat beragam kegiatan.
Seiring banyaknya orang tua yang menyekolah dini anaknya, PAUD kini ramai tersebar baik di kota-kota besar maupun kecil. Tapi balik lagi, memutuskan anak untuk mengikuti PAUD adalah pilihan tiap orang tua, seperti yang diungkapkan blogger hijab Kurnia Wijiastuti.
Hijaber Lombok satu anak ini menyarankan orang tua wajib tahu terlebih dahulu konsep PAUD. Jangan sampai menyekolahkan anak hanya mengikut tren.
Seperti dikutip dari Undang-undang Nomor 22 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 1 butir 14 bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Jika orang tua masih bingung terkait fasilitas, sarana dan prasarana, di peraturan tersebut menjelaskan sarana dan prasarana seperti apa yang baik untuk sebuah lembaga PAUD.
Lalu apakah PAUD layak diikuti? Sahabat Dream bisa simak penjelasan lengkapnya di sini.
Kirimkan tips parenting kamu ke komunitas.dream@kly.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin di-publish
2. Sertakan link blog/web
3. Foto dengan ukuran high-res (tidak blur)
Dream - Proses penyapihan pada si kecil memang tidak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Biasa mengonsumsi ASI (Air Susu Ibu) sejak lahir sampai waktu penyapihan tiba pastinya ada sesuatu yang berbeda dari yang dirasakan buah hati.
Rasa tidak nyaman, kecewa, gelisah, adalah salah tiga dari banyaknya tanda-tanda si kecil yang masuk tahap penyapihan.
Seperti kita tahu, penyapihan adalah proses pemberhentian dalam memberikan ASI (menyusui) kepada buah hati dalam usia yang tidak bisa ditentukan.
Foto: Ilustrasi/Shutterstock
Namun untuk blogger hijab Feeza Fauziah, ia memutuskan untuk mulai proses penyapihan saat si kecil genap berusia setahun.
Meski berlangsung tak mulus, di awal-awal penyapihan, Feeza menuturkan kalau anaknya yang bernama Quthbi terus-terus meminta minum ASI dari sang ibu sampai nangis tidak keruan.
Foto: Ilustrasi/Shutterstock
Mulai dari memberi susu UHT, memisahkan diri saat tidur malam, sampai memberikan penjelasan dengan lembut pada sang anak ia sudah lakukan.
Lalu, apakah ia dan suami berhasil menerapkan penyapihan itu sampai tuntas? Baca kisah menarik Feeza lengkapnya di sini.
Dream - Salah satu pengeluaran terbesar ketika memiliki batita alias bayi di bawah tiga tahun adalah ketika membeli diaper.
Walau penting untuk menjaga si kecil dari buang air kecil maupun besar sembarangan, kalau terlalu sering menggunakan diaper dapat memberi efek buruk pada kulit bayi. Sejumlah efek bisa muncul, seperti:
Lalu bagaimana untuk mengantisipasi semua itu? Yuk ajarkan si kecil toilet training(TT) secara dini seperti yang dilakukan blogger hijab Anes Anisa.
Berawal dari obsesi melepas diaper saat sang buah hati berusia dua tahun, hijaber Jakarta ini nekat mengajari anaknya, Riyadh, untuk pipis atau poop di toilet.
Meski menjalani TT cukup menyita waktu, tenaga, pikiran, serta kesabaran, asalkan niat itu bulat harus tetap dilakukan.
" Kalau di tengah-tengah acara main menimbulkan gelagat mau poop, segera bawa ke kamar mandi. Sekali dua kali nggak akan keluar memang saat anak berada di toilet. Tapi ajarin saja terus. Sounding terus. Sounding is the key," kata Anes.
Berhenti di situ saja? Tentu tidak. Berikut beberapa tips yang perlu Sahabat Dreamterapkan dalam ajarkan TT pada si kecil menurut Anes di sini.
Dream - Belanja bulanan adalah waktu yang dinanti para ibu rumah tangga. Selain memenuhi kebutuhan untuk keperluan di rumah, belanja bulanan dimanfaatkan sebagai momen refreshing.
Melihat produk-produk keluaran terbaru, membandingkan harga, sampai mendapatkan bonus dari promo-promo yang diberikan menjadi kesenangan tersendiri. Apalagi jika sampai memperoleh barang yang sudah lama diincar.
Tapi hati-hati. Kalau terlalu terbawa suasana, bisa-bisa dompet kamu langsung menipis. Sangat dianjurkan untuk membuat daftar belanjaan sebelum pergi ke supermarket.
Apakah kamu termasuk orang yang mencatat terlebih dahulu keperluan yang ingin dibeli atau go show saja?
Keduanya memiliki manfaat sendiri-sendiri, bisa lebih irit dan juga makin terlengkapi dengan membeli produk terbaru tanpa direncanakan.
Momen belanja bulanan ini juga jadi hal yang dinanti blogger hijab Dewi Ratih Purnama. Saking antuasiasnya, Dewi memiliki banyak cerita saat menghabiskan waktu kala belanja.
" Kalau belanja sendiri penuh kedamaian sih bisa, tapi umumnya ibu-ibu, belanja sambil membawa anak. Lagi galau milih sabun eh bocahnya sudah kabur nyari choki-choki, buyar deh semua list di kepala," ceritanya.
Tapi Dewi juga pernah lho lupa membuat daftar belanja. Padahal saat itu dia sudah berpikir keras menddata barang apa lagi yang akan dibeli.
Kamu pernah merasakan hal demikian?
Jangan khawatir, Dewi pun sudah punya antisipasinya.
" Akhirnya saya membuat satu master catatan belanja. Catatan yang sudah sangat lawas," kata Dewi. Secanggih apa catatan itu? Simak ceritanya lengkap di sini.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN