Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kisah siswa Sekolah Dasar (SD), sebut saja bernama Putra, yang menghamili siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebut saja bernama Putri, akan berakhir di pelaminan.
Pekerja Sosial Unit Layanan Terpadu Perlindungan Sosial Anak Integratif (ULT PSAI) Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Sinung Restendi mengatakan, keluarga untuk sementara akan memutuskan menikahkan Putri dan Putra.
" Mereka mengambil keputusan sementara untuk berupaya untuk menikahkan dengan meminta dispensasi di Pengadilan Agama," kata Sinung, dikutip dari Liputan6.com, Jumat, 25 Mei 2018.
Meski begitu, kata Sinung, ULT PSAI tidak merekomendasikan keputusan itu. Sebab, usia kedua bocah itu masih anak-anak.
Koordinator Pekerja Sosial ULT PSAI, Sunarto menuturkan, saat ini modin (petugas keagamaan di kampung) dari tempat tinggal Putra sudah melengkapi berkas untuk diserahkan ke modin tempat tinggal Putri.
" Berkas keduanya kemudian dimasukkan ke Pengadilan Agama untuk permohonan dispensasi nikah," kata Sunarto.
© Dream
Seandainya Putra dan Putri menikah, Sunarto akan membatasi pertemuan pasangan di bawah usia dewasa itu. Alasannya, mental Putra dan Putri belum siap untuk berumah tangga.
" Ada wacana Putra akan dibawa ayah kandungannya ke Trenggalek. Mungkin menunggu dia lulus (SD) dulu," ucap dia.
© Dream
Dream - Kisah pertemanan antara siswa Sekolah Dasar (SD), sebut saja Putra, 14 tahun, dan siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP), sebut saja Putri, 16 tahun, di Tulungagung, Jawa Timur menjadi perhatian publik.
Pertemanan dua anak berusia di bawah 17 tahun itu menjurus ke asmara terlarang. Hubungan asmara itu membuat si Putri hamil enam bulan.
Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Tulungagung, Ipda Retno Pujiarsih mengatakan, telah bertemu kedua orang tua anak itu.
" Kami bersama Lemabaga Perlindungan Anak sudah berkunjung dan bertemu orangtua kedua anak itu," kata Retno, sehari lalu.
Tetapi, dari pertemuan yang berlangsung belum ada titik temu antar kedua orangtua.
" Secara aturan jelas tak mengizinkan pernikahan, selain itu juga mempertimbangkan aspek psikologis dan kesehatan, tentu belum siap berumah tangga," ucap dia.
Wacana untuk menikahkan si Putra dan si Putri terlintas segera ditanggapai Kantor Urusan Agama (KUA). Karena alasan belum cukup umur, KUA menolak rencana itu.
KUA hanya dapat menikahkan kedua anak itu jika orangtua mendapat bukti dispensasi perkawainan dari Pengadilan Agama Tulungagung.
" Karena sesuai aturan pemerintah, KUA pasti tak menerima pernikahan di bawah umur," kata Kepala Unit Layanan Terpadu Perlindungan Sosial Anak Integratif (ULT PSAI) Tulungagung, Sunarto.
Berikut sederet fakta-fakta menyedihkan kasus yang menyentuh banyak perhatian publik itu:
(ism, Sumber: Liputan6.com)
© Ilustrasi (Shutterstock)
- Tak dibawa ke ranah hukum
Berbagai pihak berharap kasus ini tak dilarikan ke ranah hukum. Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Tulungagung, Ipda Retno Pujiarsih mengatakan, butuh penanganan khusus untuk menyelesaikan kasus ini.
" Belum ada yang buat laporan. Kedua anak itu adalah korban, tak bisa disalahkan kalau ada kejadian seperti ini," kata Retno.
- Hak-hak yang perlu diselamatkan
Kepala Unit Layanan Terpadu Perlindungan Sosial Anak Integratif (ULT PSAI) Tulungagung, Sunarto mengatakan berusaha mencarikan solusi atas pemenuhan hak anak-anak itu, termasuk bayi yang dikandung Putri hingga lahir.
Sunarto mengatakan, usia kandungan Putri termasuk rentan terhadap gangguan kesehatan. Oleh sebab itu, dia akan mencarikan solusi agar akses kesehatan untuknya terpenuhi. " Agar anak dalam kandungan itu bisa lahir dengan selamat," kata Sunarto.
Untuk pendidikan, kedua bocah itu dapat melanjutkan pendidikan melalui kejar paket C.
© Dream
- Putra baru saja disunat
Tak lama usai menjalani proses sunat, Putra berhubungan badan dengan Putri. Warga sekitar sempat mengendus gelagat aneh dari kedekatan ini.
Tetapi, warga mendapat jawaban aneh dari ayah Putra. Disebut ayah Putra mengatakan, Putri merupakan bahan `percobaan` anaknya yang baru dikhitan.
Putra memang dikenal warga sebagai bocah bengal. Dia sudah dua kali tak naik kelas. Sehingga, meski baru kelas V SD, secara seksual Putra sudah matang. (ism)
© Dream
- Bertemu di Pantai Gemah Tulungagung
Si Putra dan Putri si pertama kali bertemu di Pantai Gemah Tulungagung pada Februari 2017. Usai bertukar nomor ponsel, mereka akhirnya kerap bertemu.
Dari pertemuan yang semakin sering terjadi, Putra dan Putri terjerumus pada hubungan layaknya orang dewasa.
Rumah orangtua Putra menjadi lokasi pertama hubungan intim itu terjadi, sekitar November 2017.
(ism, Sumber: Liputan6.com)
Advertisement
Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini

Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19
