`Aku Ingin Lihat Ayah Tersenyum Saat Naik Haji`

Reporter : Eko Huda S
Selasa, 13 Januari 2015 15:02
`Aku Ingin Lihat Ayah Tersenyum Saat Naik Haji`
Ayah Akhyar adalah anak ke enam dari 14 bersaudara. Semau saudaranya kaya raya. Kecuali ayah Akhyar. Semua sudah naik haji pula. Hanya ayah Akhyar yang belum ke Tanah Suci.

Dream - Ini kisah Akhyar Hadi. Mahasiswa Universitas Islam Madinah angkatan 1433 Hijriyah. Pemuda Banjarmasin yang bercita-cita berangkat haji bersama sang ayah yang sudah berusia tua.

Ayah Akhyar adalah anak ke enam dari 14 bersaudara. Semua saudaranya kaya raya. Kecuali ayah Akhyar. Semua sudah naik haji pula. Hanya ayah Akhyar yang belum ke Tanah Suci.

Hati Akhyar menjadi kelu saat melihat sang ayah menonton siaran stasiun Mekah dan Madinah. Hanya dua stasiun itu yang menjadi tontonan tiap hari.

Saat melihat Raudah di layar kaca, mulut sang ayah selalu berkomat-kamit. Merapal doa. Berharap niat hati diterima Yang Maha Kuasa.

Lain lagi jika sang kameramen menyorot Kabah, maka sang ayah bangun dari duduknya. Kacamatanya dipasang agar pandangan tak samar. " Seolah ia membayangkan dirinya berada di sana lalu mengitari rumah tua itu dengan bahagianya," tulis Akhyar.

Yang membuat pilu Akhyar adalah, ketika sang ayah berkumpul dengan teman-temannya di masjid. Banyak kawan memanggil sang ayah dengan sebutan " haji" . Bukan karena sang ayah sudah ke Tanah Suci, namun hanya untuk memuliakannya sebagai orang yang lebih tua.

" Aku mafhum, ayah kelu di hatinya. Ingin ia seperti teman-temannya. Panggilan itu hanya fatamorgana untuknya."

Harapan Akhyar membawa sang ayah berhaji muncul saat menerima beasiswa ke Madinah. Akhyar yang tengah berada di Yogyakarta itu mengabari sang ayah bahwa dirinya diterima.

Sang ayah sungguh bersuka cita. Dan berkata, " Jangan pikirkan masalah uang, Nak, jangan pikirkan. Ayah yang akan mencarikan. Insya Allah." Terisak ia.

Dan Akhyar akhirnya berangkat ke Madinah. Di sana, dia berkesempatan berada di Masjid Nabawi yang menjadi tempat yang disukai sang ayah.

" Ingin kuceritakan ia tentang seluk beluk kota ini, kota impiannya. Seperti ia menceritakan padaku ketika aku kecil. Entahlah kapan. Aku hanya ingin melihatnya tersenyum lagi. Tersenyum saat pergi haji."

Baca selengkapnya kisah haru Akhyar di tautan ini. (Ism)

 

Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi

Ayo berbagi traffic di sini!

Beri Komentar