Ingin Wafat dan Meninggal di Mekah, Mbah Moen Selalu Bersholawat

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 7 Agustus 2019 17:36
Ingin Wafat dan Meninggal di Mekah, Mbah Moen Selalu Bersholawat
Menurut Taj Yasin, sebelum meninggal, Mbah Moen selalu menyenandungkan sholawat khusus.

Dream - Keinginan KH Maimun Zubair untuk meninggal hari Selasa di Mekah terkabul. Jenazah kiai sepuh yang karib disapa Mbah Moen ini telah dimakamkan di Mekah, Arab Saudi.

" Keinginan Mbah Moen wafat dan dimakamkan di Mekah sudah lama diutarakan kepada keluarga," ujar putra Mbah Moen, Taj Yasin Maimoen, dikutip dari NU Online, Rabu 7 Agustus 2019.

Menurut Taj Yasin, sebelum meninggal, Mbah Moen selalu menyenandungkan sholawat khusus. Lewat sholawat itu, Mbah Moen menyampaikan doa agar bisa dimakamkan di tanah kelahiran Rasulullah Muhammad SAW.

" Abah (Mbah Moen) selalu bersholawat supaya bisa meninggal dan dikuburkan di Mekah," ucap dia.

Taj Yasin mengatakan, keluarganya menganggap keinginan Mbah Moen untuk dimakamkan di Mekah merupakan wasiat. Oleh karena itulah keluarga membatalkan rencana membawa pulang jenazah Mbah Moen untuk dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah.

" Pihak keluarga sudah sepakat dan mengikhlaskan jenazah Mbah Moen untuk dimakamkan di pekuburan Ma'la, Mekah," kata Yasin.

Kompleks pemakaman Ma'la terletak di utara Masjidil Haram. Di tempat ini terdapat makam dari beberapa orang terdekat Rasulullah Muhammad SAW seperti buyut, paman, kakak, istri, dan keturunannya.

Sumber: NU Online

1 dari 5 halaman

Wasiat Terakhir Mbah Moen

Dream - Meninggalnya KH Maimoen Zubair membuat banyak orang merasa kehilangan. Salah satunya Megawati Soekarnoputri, yang sangat berduka setelah menerima kabar meninggalnya kiai sepuh tersebut.

" Ketika saya menyampaikan berita duka ke Ibu Megawati Soekarnoputri, beliau tampak begitu berduka, tidak mampu menahan kesedihan mendalam, dan langsung mendoakan beliau," ujar Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, dikutip dari Liputan6.com, Selasa 6 Agustus 2019.

Menurut Hasto, Ketua Umum PDIP itu terakhir kali bertemu dengan kiai yang karib disapa Mbah Moen tersebut pada 27 Juli 2019. Dalam pertemuan selama lebih dari dua jam itu, kata Hasto, Mega dan Mbah Moen membahas berbagai persoalan fundamental bangsa.

" Mbah Moen menyatakan komitmennya yang begitu kuat terhadap Pancasila. Tanpa Pancasila tidak ada NKRI," kata dia.

Selain itu, Megawati juga mendapat pesan khusus dari Mbah Moen. Mega, taambah Hasto, bisa merasakan bahwa pesan yang disampaikan oleh Mbah Moen itu sanagat khusus.

" Bahkan Mbah Moen juga menyampaikan wasiat terakhir yang disampaikan oleh beliau dengan disaksikan kedua putra beliau, antara lain Gus Yasin," ujar Hasto.

Mbah Moen dan Megawati, kata dia, punya hubungan yang dekat. Mbah Moen dan Megawati bahkan secara periodik mengadakan pertemuan penuh kontemplasi.

Sumber: Liputan6.com/Putu Merta Surya

2 dari 5 halaman

Kebaikan Hati Mbah Moen yang Selalu Dikenang Jemaah

Dream - KH Maimoen Zubair dikenal banyak orang sebagai ulama yang kharismatik. Ulama sepuh yang meninggal dunia subuh tadi, Selasa, 6 Agustus 2019, punya penguasaan keilmuan yang sangat mumpuni.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Marsudi Syuhud, menggambarkan Mbah Moen ibarat kitab berjalan. Kepakaran ilmu agama Mbah Moen kerap menjadi rujukan mengenai segala sesuatu terkait Islam dan kebangsaan.

" Beliau itu sosok seperti kitab hidup yang berjalan," ujar Marsudi saat dihubungi Dream, Selasa 6 Agustus 2019.

Kesan itu sangat melekat karena Mbah Moen selalu berusaha memberikan solusi atas masalah setiap orang yang datang bersowan. Kebaikan itulah yang membuat banyak jemaahnya tidak segan mengutarakan persoalannya agar dicarikan jalan keluar oleh Mbah Moen, minimal wejangan.

" Kalau lagi mumet (pusing) itu kita, ini lagi persoalan kayak gini itu beliau memberikan solusi sekaligus memberikan referensi-referensinya," ucap Marsudi.

Lebih lanjut, Marsudi mengatakan keluarga besar PBNU saat ini tengah berduka cita atas meninggalnya Mbah Moen.

" PBNU merasa kehilangan atas meninggalnya beliau, karena beliau itu satu-satunya sesepuh jembar (lapang) pikirannya dan juga jembar dadanya," kata dia.

3 dari 5 halaman

Keinginan Mbah Moen Meninggal Hari Selasa Terkabul, Masya Allah

Dream - Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, KH Maimun Zubair telah berpulang ke Rahmatullah, Selasa, 6 Agustus 2019.

Menurut Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, keinginan Mbah Moen, sapaannya, untuk meninggal di hari Selasa di Mekah memang sudah terucap lama.

" Ini juga yang ingin beliau kehendaki, berpulang di hari Selasa, di Mekah, nampaknya banyak keinginan beliau yang Allah kabulkan meskipun kita kehilangan dan sangat bersedih," ujar Lukman.

Menurut Lukman, proses kepergian Mbah Moen berlangsung cepat. Dia terlihat enggan merepotkan banyak orang di sekelilingnya.

" Sebelumnya tidak mengeluh rasa sakit tertentu, kesaksian pada kerabatnya, keluarganya, sampai malam masih berdialog," ucap dia.

 

4 dari 5 halaman

Bukti Mbah Moen Ingin Meninggal Hari Selasa

Di akun Twitter @pondokkrapyak, keinginan Mbah Moen meninggal di hari Selasa ada dalam rekaman suara saat membahas Kitab Tanbuhul Mughtarin, Ramadan 1440 Hijriah, atau Mei 2019.

Dalam rekaman itu, Mbah Moen menceritakan asal muasal mengapa Ponpes Sarang menetapkan hari libur pada Selasa. Dia mengatakan, hari Selasa merupakan hari di saat Allah menurunkan ilmu di dunia ini.

" Allah membuat (alam semesta dalam) empat hari, Ahad, Senin, Selasa, Rabu.Kalau orang Jawa Rabu Wekasan, selesainya Bumi dibuat. Selasa, Allah menyelesaikan segala ilmu di hari ini," ujar dia.

Selain itu, hari Selasa punya keiistimewaan. Sang ayah, KH Zubair Dahlan, pernah menceritakan kepadanya bahwa kyai-kyai dan ulama, banyak yang meninggal di hari Selasa.

" Hari Selasa ini hari yang menurut nenek saya, mulai nenek yang keempat sampai ayah saya, ibu saya, kok kalau meninggal hari Selasa, ini saya cerita," kata Mbah Moen.

5 dari 5 halaman

Mbah Moen Meninggal, NU Ajak Umat Islam Salat Gaib dan Kirim Al Fatihah

Dream - Indonesia kehilangan salah satu ulama besarnya, KH Maimoen Zubair. Ulama yang karib disapa Mbah Moen telah berpulang saat menunaikan ibadah hajidi Mekah, Arab Saudi,  sekitar pukul 04.17 waktu Arab Saudi.

Ungkapan duka cita disampaikan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama karena Indonesia hari ini telah kehilangan sosok panutan dan pengayom umat. 

" Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Berduka yang sangat mendalam," ujar Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, Selasa 6 Agustus 2019.

PBNU mendoakan, semoga seluruh dosa kiyai sepuh itu diampuni dan segala amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT.

Tak lupa Helmy mengajak umat Islam khususnya warga NU untuk bersama-sama melaksanakan shalat ghoib dan membacakan surat Al-Fatihah untuk KH. Maimoen Zubair.

PBNU menilai, Mbah Moen merupakan sosok yang gigih dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam dan Indonesia. Ciri yang paling mencolok dari Mbah Moen yakni, selalu menegaskan kalau kemerdekaan Indonesia merulaan anugerah yang diberikan Allah SWT.

" Semoga jejak keteladanan yang diwariskan oleh KH. Maimoen Zubair bisa kita serap sebagai pelajaran untuk menghadapi tantangan zaman di masa yang akan datang," kata dia.(Sah)

 

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More