© MEN
Dream - Sosok alamrhum KH Maimoen Zubair atau akrap disapa Mbah Moen merupakan ulama dan juga politisi kelahiran Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928.
Mbah Moen berpulang pada 6 Agustus 2019 di usia 90 tahun. Sebelum wafat, Mbah Moen menjabat sebagai Ketua Majlis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Beliau pernah menjadi anggota DPRD kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelah berakhirnya masa tugas, Mbah Moen fokus mengurus pondok pesantren.
Meski telah berpulang, ajaran dan kisah inspiratif dari Mbak Moen selalu menarik disimak. Termasuk kisah lucu yang diamalkan Mbah Moen dengan seorang santri lugu di pondok pesantrennya.
Dikutip dari iqra.id, saat itu Mbah Moen pernah memerintah seorang santri ketika sedang transaksi membeli tanah. Singkat cerita, beliau menyuruh santri lugu itu untuk membeli meterai.
“ Cung (Nak), belikan meterai,” ujar Mbah Moen.
Kebetulan santri ini adalah ‘Cah Dalem’ (abdi rumah kiai) yang tidak pernah mendengar benda bernama meterai. Mungkin karena anak keluarga kurang mampu.
Singkat cerita santri tadi kembali dengan membawa sebuah benda yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
“ Apa Cung ini?,” tanya Mbah Moen.
“ Baterai Mbah,” jawab santri lugu itu.
Awalnya, Mbah Moen seperti hendak marah tapi lama-lama beliau malah tertawa.
“ Cung, kamu pernah dengar di dunia ini ada benda yang bernama meterai?," Mbah Moen bertanya lagi. Dengan lugunya santri itu menjawab tidak.
Mbah Moen dengan sabar memberi penjelasan mengenai meterai kepada santri tersebut.
“ Kulo mboten nate tumbas tanah (saya tidak pernah membeli tanah) Mbah," jawab santri.
Dream - KH Maimoen Zubair Sarang merupakan salah satu ulama paling dikagumi di Indonesia. Masyarakat muslim berduka saat mendengar ulama yang karin disama Mbak Moen ini tutup usia saat menjalankan ibadah umrah beberapa tahun silam.
Selain dunia keagamaan, pengasuh Pondok Pesantrenn Al-Anwar Sarang, Rembang, ini juga pernah mengecap dunia politik Indonesia. Mendiang Mbah Moen pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Rembang selama 7 tahun.
Purna tugas sebagai wakil rakyat, Mbah Moen kembali ke dunia yang membesarkannya, mengurus pondok pesantrennya.
Suatu ketika, sekitar tahun 1985-an, KH Maimoen Zubair Sarang memberikan mauidhoh hasanah dalam sebuah pesta pernikahan KH Muhajir Madad Salim, Demak, Jawa Tengah.
Nah kala itu, Habib Husain Al Aydrus Pethekan, Semarang, yang saat itu sudah berusia 60 tahun namun belum menikah, tengah menghadiri akad nikah tersebut tertegun dengan isi ceramah Mbah Moen.
Melansir dari Muslim Moderat, berikut kutipan isi ceramah Mbah Moen:
“ Sepasang pengantin itu, kalau sudah didudukkan berdampingan begini, jangan dikira cuma dilihat banyak orang di alam dunia saja. Sepasang pengantin nanti di akhirat juga akan didudukkan berdampingan, bersama-sama masuk ke dalam surga," kata Mbah Moen dalam ceramah itu.
“ Hanya istri dari alam dunia saja yang bisa mendampinginya duduk di bangsal kencana di surga suaminya nanti. Sedangkan bidadari, mereka tidak. Istri itu ibarat makanan pokok," jelas Mbah Moen.
" Sedangkan bidadari cuma snack. Kalau dia butuh bidadari, maka bidadari baru dapat melayani. Jika tidak butuh, maka bidadari tidak bisa dekat-dekat dengannya," kata Mbah Moen dalam ceramah acara akad nikah itu.
Inti dari ceramah Mbah Moen itu adalah, orang-orang yang meninggal dunia sampai belum sempat menikah, maka kondisi mereka di akhirat nanti berbeda dengan orang yang sudah menikah saat meninggal dunia.
Mbah Moen menjelaskan begini, “ Bidadari itu ibarat jajan-jananan. Kamu kog sama sekali tidak makan nasi, dan hanya makan jajan-jajajanan saja, maka tidak bisa kenyang, perut malah bisa kembung.”
Sontak para hadirin pun tertawa terbahak-bahak mendengar penjelasan Mbah Moen tersebut.
Saat itu Habib Husein sepulang resepsi dari acara akad nikah tersebut langsung menikah. Ia memutuskan menikah pada usia yang sudah tua tersebut gara-gara mendengar ceramah Mbah Moen. Ia takut jika di surga nanti dirinya hanya mendapat kembungnya saja seperti apa yang dijelaskan oleh Mbah Moen.
Selang hampir dua tahun menikah, Habib Husain wafat dalam keadaan sudah beristri dengan harapan wafat dalam keadaan sempurna.
Buat Sahabat Dream yang sudah cukup umur dan masih belum menikah, sebaiknya segera menikah dengan berniat mencari istri untuk dunia sekaligus akhirat. Sementara persoalah bidadari surga itu hanyalah bonusya saja.
Jika Sahabat Dream meninggal dalam keadaan belum menikah dan belum sempat berkeluarga, maka ibaratnya seperti orang yang mendapat hadiah bonus saja tanpa mendapat hadiah utamanya.
Selalu ingatlah, mencari pasangan untuk tujuan dunia akhirat karena Allah Ta’ala.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik