Infeksi Vagina Saat Hamil, Kenali Tanda-Tandanya

Parenting | Selasa, 12 Agustus 2025 15:27

Reporter : Mutia Nugraheni

Perubahan hormon, peningkatan aliran darah, dan perubahan sistem kekebalan tubuh selama kehamilan meningkatkan risiko terjadinya infeksi.

Dream - Apakah Sahabat Dream sedang hamil dan mengalami keputihan yang tidak biasa, bau vagina yang tidak sedap, atau merasakan gatal dan sensasi terbakar di area kewanitaan? Jika iya, mungkin sedang mengalami infeksi vagina.

Kehamilan memang membawa banyak perubahan dalam tubuh, termasuk perubahan hormon, peningkatan aliran darah ke area panggul, dan penyesuaian sistem kekebalan tubuh. Sayangnya, semua perubahan ini dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi di area kewanitaan.

Penelitian menunjukkan bahwa perubahan kadar hormon, peningkatan aliran darah, dan perubahan sistem kekebalan tubuh lainnya yang terjadi selama kehamilan seringkali menjadi penyebabnya.

Pelajari lebih lanjut tentang tiga infeksi vagina yang umum terjadi saat hamil, termasuk tanda-tanda yang perlu diwaspadai dan kapan harus segera ke dokter. 

 

2 dari 4 halaman

1. Vaginosis Bakterial/ Bacterial Vaginosis

Vagina (dan tubuh) yang sehat merupakan rumah bagi berbagai bakteri dan mikroorganisme lain seperti ragi yang terkadang dapat menjadi tidak seimbang. Vaginosis bakterial terjadi ketika terdapat pertumbuhan berlebih bakteri yang biasanya hidup di dalam vagina. Infeksi ini didiagnosis dengan kultur vagina sederhana di klinik.

Jika infeksi gatal ini tidak diobati, infeksi ini dapat menetap, yang mengakibatkan komplikasi kehamilan yang serius seperti kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami iritasi, nyeri, bau tal sedap atau gejala lain yang mengkhawatirkan pada vagina saat hamil.

Vaginosis bakterial biasanya menunjukkan gejala keputihan berwarna putih keabu-abuan yang biasanya encer, gatal di dalam dan sekitar vagina, sakit buang air kecil. Lalu bau vagina yang kuat, sering digambarkan seperti amis.

 

3 dari 4 halaman

2. Infeksi Jamur

Peningkatan estrogen dan progesteron saat hamil, membuat infeksi jamur lebih umum terjadi. Untungnya, infeksi ini mudah didiagnosis dengan kultur vagina. Infeksi jamur selama kehamilan diobati dengan cara yang sama seperti pada orang yang tidak hamil, yaitu dengan krim antijamur atau obat oral. Krim dan obat antijamur ini aman digunakan selama kehamilan, tetapi selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat.

Ibu hamil dapat mengurangi risiko infeksi jamur dengan sering mengonsumsi makanan fermentasi seperti yogurt, menjaga hidrasi tubuh dengan baik, segera mengganti pakaian olahraga atau pakaian renang yang basah, menghindari pakaian ketat di bagian bawah tubuh, dan tidur tanpa pakaian dalam.

Berikut ini adalah tanda-tanda klasik infeksi jamur:

  • Rasa tidak nyaman saat berhubungan seks

  • Nyeri dan gatal di dalam dan sekitar vagina

  • Kemerahan dan pembengkakan pada vagina

  • Keputihan kental berwarna kuning keputihan

 

4 dari 4 halaman

3. Strep Grup B

Infeksi strep grup B (streptokokus) biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa, tetapi dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan. Jika ibu hamil menjalani perawatan prenatal rutin, akan secara otomatis dites untuk strep grup B (GBS) antara minggu ke-35 hingga ke-37. Jika hasil tes positif, akan diberikan antibiotik selama persalinan agar tidak menularkan infeksi kepada bayi.

Biasanya, tidak ada tanda-tanda ketika terinfeksi strep grup B, dan infeksi ini tidak berbahaya bagi ibu hamil. Namun, beberapa ibu hamil mengalami infeksi saluran kemih, yang mengakibatkan buang air kecil yang menyakitkan dan urine keruh.

 

Sumber: Parents.com

 

Bupati Luwu Utara: Lembut di Dalam, Garang di Luar
Join Dream.co.id