Ramai Kasus Pelecehan, Selalu Ingatkan Batas Sentuhan dan Area Intim Pada Anak
Ilustrasi (Foto: Freepik.com/tirachardz)
Reporter : Okti Nur
Edukasi tentang otoritas tubuh juga menjadi langkah mencegah praktik child grooming.
DREAM.CO.ID - Kasus Gus Elham Yahya Luqman yang mencium anak perempuan di forum pengajian mendapat kritik keras dari masyarakat karena dinilai melanggar batas. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi pun menegaskan aksi tersebut merupakan perilaku yang tidak pantas dan tidak dapat dibenarkan dalam bentuk apa pun.
"Kami sependapat dengan publik tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan, terlepas dari status atau posisi siapapun yang melakukannya, termasuk mereka yang dianggap sebagai pemuka agama," kata Arifah dikutip dari NU Online, Kamis, 13 November 2025.
Arifah Fauzi pun menekankan pentingnya edukasi tentang otoritas tubuh sejak usia dini. Orang tua memiliki tanggung jawab penting untuk memberikan edukasi sejak dini kepada anak-anak mengenai privasi dan cara menjaga tubuhnya sendiri. Edukasi tentang otoritas tubuh juga menjadi langkah mencegah praktik child grooming.
"Anak yang memahami batas tubuhnya lebih mampu mengenali tanda-tanda perilaku manipulatif, meskipun dilakukan oleh orang yang mereka kenal atau hormati. Dengan pengetahuan ini, anak dapat melindungi diri dan mencari bantuan lebih cepat," ujarnya.
Lalu apa itu otoritas tubuh?
Otoritas Tubuh
Melansir laman Human Resources University of Michigan, otoritas tubuh (body autonomy) berarti memiliki kendali atas apa yang terjadi pada tubuh sendiri. Ini adalah kemampuan untuk mengatakan “ya” atau “tidak” terhadap kontak fisik, serta memahami bahwa perasaan dan pilihan diri sendiri itu penting.
Mengajarkan anak-anak tentang otoritas tubuh akan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan penuh rasa hormat terhadap diri sendiri maupun orang lain. Anak usia dini sebaiknya diperkenalkan pada konsep otoritas tubuh dan body autonomy sejak usia 3 atau 4 tahun.
Memperkenalkan otoritas tubuh kepada anak juga bertujuan untuk mencegah tindakan tidak etis dari orang lain terhadap mereka, atau dalam kondisi terburuk, agar anak berani melaporkan pelecehan (kekerasan atau pelecehan seksual) yang terjadi padanya.
“Kita sering berpikir bahwa konsep persetujuan hanya relevan bagi anak yang lebih besar atau orang dewasa. Namun, sejak bayi pun, kita bisa mulai membantu mereka membedakan antara diri sendiri dan orang lain, belajar mengomunikasikan keinginan secara verbal maupun nonverbal, menetapkan serta menghormati batasan, dan membangun hubungan yang dilandasi kepercayaan dan rasa hormat," kata Direktur Child and Family Care, Christine Snyder, dikutip Kamis, 13 November 2025.
5 Tips untuk Orang Tua dan Pengasuh Mengajarkan Otoritas Tubuh
1. Tunjukkan Rasa Hormat Lewat Tindakan
Beri contoh yang baik dengan selalu meminta izin sebelum memeluk atau menggelitik anak. Ini menunjukkan kepada mereka bahwa meminta persetujuan itu penting.
2. Ajarkan Anak untuk Berani Bicara
Bantu anak mempelajari ungkapan seperti “Tidak, terima kasih” atau “Aku tidak suka itu.” Ini membantu mereka mengekspresikan perasaan dan menetapkan batasan.
3. Dengarkan dan Hormati Keinginan Mereka
Jika anak mengatakan tidak ingin dipeluk, hormati keputusannya. Ini mengajarkan bahwa perasaan mereka penting dan patut dihargai.
4. Dorong Anak untuk Bicara tentang Perasaan
Ciptakan lingkungan yang aman bagi anak untuk berbicara tentang perasaan dan batasan mereka. Ajukan pertanyaan seperti, “Bagaimana perasaanmu saat itu?”
5. Edukasi tentang Keamanan Tubuh
Ajarkan anak tentang ruang pribadi dan bahwa bagian tertentu dari tubuh mereka bersifat pribadi. Gunakan buku atau video yang sesuai usia untuk memperkuat pemahaman ini.