Menteri PPPA Kecam Aksi Gus Elham Cium Anak Perempuan, Ajak Masyarakat untuk Berani Lapor

Reporter : Okti Nur Alifia
Kamis, 13 November 2025 17:04
Menteri PPPA Kecam Aksi Gus Elham Cium Anak Perempuan, Ajak Masyarakat untuk Berani Lapor
Dia menegaskan tindakan pendakwah yang memperlakukan anak perempuan di luar batas kewajaran merupakan perilaku yang tidak pantas.

DREAM.CO.ID - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menanggapi kasus Gus Elham Yahya Luqman yang mencium anak perempuan di forum pengajiannya.

Dia menegaskan tindakan pendakwah yang memperlakukan anak perempuan di luar batas kewajaran merupakan perilaku yang tidak pantas dan tidak dapat dibenarkan dalam bentuk apa pun.

" Kami sependapat dengan publik tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan, terlepas dari status atau posisi siapapun yang melakukannya, termasuk mereka yang dianggap sebagai pemuka agama," kata Arifah dikutip dari NU Online, Kamis, 13 November 2025.

" Perilaku yang melibatkan sentuhan fisik tanpa persetujuan, apalagi dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak, berpotensi menjadi bentuk pelecehan yang dapat berdampak psikologis serius pada korban," ujar Arifah.

1 dari 3 halaman

Arifah menyampaikan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap relasi kuasa antara orang dewasa dan anak. Figur otoritas sering berada pada posisi dominan dan dipercaya, yang dapat menciptakan ketimpangan kuasa. Situasi tersebut membuat anak sulit menolak, melawan, atau melapor ketika menghadapi perilaku yang tidak pantas.

Gus Elham

Pelaku biasanya berusaha menormalisasi perilaku menyimpang dengan alasan kasih sayang atau kedekatan. Akibatnya, anak bisa merasa bersalah, bingung, dan mengalami trauma jangka panjang.

" Relasi kuasa ini kerap dimanfaatkan melalui cara nonfisik seperti bujuk rayu, tekanan emosional, atau manipulasi psikologis yang dikenal sebagai child grooming," katanya.

2 dari 3 halaman

5 Komunitas Khusus Parenting Ibu dan Anak di Indonesia, Ada Mendongeng Hingga MPASI

Arifah menekankan pentingnya edukasi tentang otoritas tubuh sejak usia dini. Orang tua memiliki tanggung jawab penting untuk memberikan edukasi sejak dini kepada anak-anak mengenai privasi dan cara menjaga tubuhnya sendiri.

Seorang anak perlu memahami tubuh mereka sepenuhnya milik mereka sendiri, tidak ada seorang pun yang berhak menyentuh atau melanggar batas pribadi mereka. Edukasi ini melatih anak untuk menolak sentuhan yang tidak nyaman dan berani melapor kepada orang dewasa terpercaya. Edukasi tentang otoritas tubuh juga menjadi langkah mencegah praktik child grooming.

" Anak yang memahami batas tubuhnya lebih mampu mengenali tanda-tanda perilaku manipulatif, meskipun dilakukan oleh orang yang mereka kenal atau hormati. Dengan pengetahuan ini, anak dapat melindungi diri dan mencari bantuan lebih cepat," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Selain itu, orang tua perlu menanamkan keberanian pada anak untuk berbicara atau bercerita apabila mengalami atau mendapatkan perlakuan yang tidak pantas.

" Kami mengajak masyarakat yang mengalami, mendengar, melihat, atau mengetahui kasus kekerasan untuk berani melapor ke lembaga-lembaga yang telah diberikan mandat UU TPKS," ujarnya.

Misalnya Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA), Penyedia Layanan Berbasis Masyarakat, dan Kepolisian serta hotline Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 atau Whatsapp 08-111-129-129.

Beri Komentar