Imbas Hujan Deras, 17 RT di Jakarta Terendam Banjir
Banjir Jakarta | Foto: Dok. BMKG
Reporter : Abidah
BPBD menyebut, genangan disebabkan oleh luapan Kali Ciliwung yang melintasi kawasan tersebut setelah debit air meningkat akibat curah hujan tinggi.
DREAM.CO.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta melaporkan sebanyak 17 rukun tetangga (RT) di wilayah Ibu Kota terendam banjir pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Menurut data resmi BPBD, total wilayah terdampak mencapai 0,14 km² dari luas DKI Jakarta yang mencapai 661,5 km². Meskipun angka ini tergolong kecil secara persentase, sejumlah kawasan di Jakarta Timur tercatat mengalami genangan cukup tinggi akibat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang mengguyur wilayah hulu dan tengah Jakarta sejak Senin malam.
Sebaran Wilayah Terdampak
Sebagian besar wilayah yang terendam berada di Kecamatan Jatinegara dan Kramat Jati. Berdasarkan data BPBD, Kelurahan Kampung Melayu dan Bidara Cina menjadi titik dengan genangan tertinggi, yakni mencapai 100 sentimeter.
Rincian wilayah terdampak adalah sebagai berikut:
-
Bidara Cina: RT 005/RW 007, RT 006/RW 011, RT 012/RW 003, RT 012/RW 011 (genangan 80–100 cm)
-
Kampung Melayu: RT 010/RW 005, RT 013/RW 004, RT 012/RW 004, RT 011/RW 005 (genangan 100 cm)
-
Cawang: RT 015/RW 003, RT 002/RW 003, RT 004/RW 003, RT 011/RW 005, RT 009/RW 005 (genangan 45 cm)
-
Cililitan: RT 001/RW 006, RT 004/RW 006 (genangan 60 cm)
BPBD menyebut, genangan disebabkan oleh luapan Kali Ciliwung yang melintasi kawasan tersebut setelah debit air meningkat akibat curah hujan tinggi.
Kondisi Pintu Air
Pemantauan pada sejumlah pintu air utama juga menunjukkan sebagian berada dalam status siaga.
-
Pintu Air Cengkareng Drain tercatat dengan ketinggian air 255 cm (Siaga 3).
-
Pintu Air Sunter Hulu mencapai 141 cm (Siaga 3).
-
Pompa Pasar Ikan mencatat ketinggian air 212 cm (Siaga 2).
Sementara itu, pintu air lain seperti Manggarai, Karet, dan Marina Ancol berada dalam kondisi normal.
Jakarta Masuki Awal Musim Hujan
Sebelumnya, BMKG telah memperingatkan bahwa wilayah Jabodetabek mulai memasuki periode awal musim hujan 2025/2026.
Direktur Layanan Iklim Terapan BMKG, Marjuki, menjelaskan bahwa peningkatan frekuensi hujan deras dan cuaca ekstrem menjadi salah satu dampak nyata perubahan iklim global. Kondisi ini, kata dia, berpotensi menimbulkan banjir dan tanah longsor di berbagai daerah, termasuk wilayah perkotaan padat penduduk seperti Jakarta.
Imbauan untuk Warga
BPBD DKI Jakarta mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, terutama bagi warga yang tinggal di bantaran sungai. Warga juga diingatkan untuk segera menghubungi layanan darurat Jakarta Siaga 112 apabila membutuhkan bantuan atau evakuasi.