Tinjauan Bang Pur di Lumajang: Wujud Kepedulian Nyata terhadap Sekolah Rusak
© 2025 Https://www.dpr.go.id
Reporter : Hevy Zil Umami
Kondisi memprihatinkan bangunan SD Negeri Sukosari 01 di Desa Sukosari, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, akhirnya mendapat perhatian langsung dari Anggota Komisi X DPR RI, Muhamad Nur Purnamasidi.
DREAM.CO.ID - Kondisi memprihatinkan bangunan SD Negeri Sukosari 01 di Desa Sukosari, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, akhirnya mendapat perhatian langsung dari Anggota Komisi X DPR RI, Muhamad Nur Purnamasidi. Legislator yang akrab disapa Bang Pur ini turun langsung meninjau sekolah tersebut pada Jumat (10/10/2025) setelah menerima laporan warga soal gedung sekolah yang sudah rusak parah.
Bagi Bang Pur, kunjungan ini bukan sekadar agenda rutin masa reses, melainkan bentuk tanggung jawab moral sebagai wakil rakyat di bidang pendidikan. Ia mengaku prihatin melihat kondisi ruang belajar yang tidak lagi layak, serta fasilitas sekolah yang jauh dari kata memadai. Dalam keterangannya yang diterima Parlementaria, Kamis (16/10), Bang Pur menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan agar SDN Sukosari 01 masuk ke dalam program prioritas revitalisasi sekolah.
“Hal semacam ini (gedung sekolah rusak) harusnya tidak terjadi. Karena pendidikan kerap menjadi program yang dijanjikan baik oleh presiden maupun menteri pendidikan,” tegasnya.
Namun, tak hanya berhenti pada janji atau wacana, Bang Pur juga mengambil langkah nyata. Ia langsung mengulurkan tangan membantu secara pribadi dengan mendanai perbaikan fasilitas kamar mandi dan tempat wudhu bagi siswa. Bagi Bang Pur, tindakan kecil ini merupakan wujud kepedulian yang bisa memberi dampak besar bagi kenyamanan belajar anak-anak.
Kehadirannya disambut dengan penuh harapan oleh pihak sekolah. Kepala SD Negeri Sukosari 01, Ida Nur Aini, menyebut kunjungan Bang Pur menjadi angin segar bagi perjuangan panjang sekolahnya yang selama ini belum mendapat kepastian perbaikan.
“Saya sudah ngajukan proposal sejak awal saya masuk kesini (SD Negeri Sukosari 01) yakni pada tahun 2023. Dan sampai saat ini kita masih menunggu informasi lebih lanjut. Karena sudah berulang kali dikunjungi tapi belum ada informasi kapan prosesnya akan dimulai,” ujar Ida.
Menurut Ida, kondisi bangunan sekolah memang sudah lama dikeluhkan oleh para guru dan orang tua murid. Atap yang bocor, dinding retak, hingga fasilitas sanitasi yang rusak membuat aktivitas belajar menjadi tidak nyaman. Maka, ketika Bang Pur datang, banyak guru dan siswa yang berharap besar agar sekolah mereka akhirnya mendapat perhatian serius.
Lebih dari itu, Bang Pur tak hanya datang untuk meninjau, tetapi juga menunjukkan kepedulian langsung. “Setelah dikunjungi pagi, sorenya beliau mengirimkan saya uang untuk saya gunakan memperbaiki kamar mandi sekolah,” tutur Ida dengan rasa haru.
Langkah spontan Bang Pur ini menunjukkan bahwa perbaikan sektor pendidikan tidak harus selalu menunggu proses birokrasi yang panjang. Terkadang, aksi nyata yang cepat dan tulus justru memberi dampak lebih besar bagi masyarakat.
Sebagai anggota Komisi X yang membidangi pendidikan, Bang Pur menilai pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan legislatif dalam memastikan seluruh sekolah di pelosok mendapat fasilitas yang layak. Ia juga mengingatkan bahwa janji besar pembangunan pendidikan tidak akan berarti tanpa implementasi yang konsisten di lapangan.
Kunjungan tersebut sekaligus membuka mata bahwa masih banyak sekolah di daerah yang membutuhkan perhatian segera. Di tengah upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, kasus seperti SDN Sukosari 01 menjadi pengingat bahwa pemerataan akses dan kualitas pendidikan masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi bangsa.
Dengan langkah-langkah kecil yang dilakukan Bang Pur, setidaknya ada secercah harapan baru bagi para guru dan siswa di Lumajang. Bahwa di balik gedung sekolah yang retak dan lapuk, masih ada semangat untuk memperjuangkan masa depan pendidikan Indonesia agar tetap berdiri kokoh—sama kuatnya dengan tekad mereka untuk terus belajar meski dalam keterbatasan.