Masalah Kullit/ Foto: Shutterstock
Dream - Cuaca sangat panas dan aktivitas memaksa kita untuk harus menghabiskan banyak waktu di luar ruangan. Pastinya kulit terus menarus terkena paparan matahari.
Penuh keringat, kulit terasa lengket, belum lagi debu dan kotoran yang menempel. Hal tersebut membuat kulit lebih berisiko mengalami gangguan. Sahabat Dream perlu usaha ekstra untuk melindungi kulit dan melakukan perawatan saat cuaca sedang sangat panas.
Ada beberapa gangguan yang sering muncul di kulit ketika cuaca panas. Ketahui apa saja dan cara mencegahnya.
Jerawat
Jerawat kerap muncul saat musim kemarau. Dikutip dari KlikDokter, keringat berlebih yang keluar dari tubuh untuk menjaga keseimbangan temperatur tubuh adalah pemicunya. Akibatnya, kelenjar minyak akan memproduksi minyak berlebih.
Minyak yang berlebih, kotoran, polusi, dan bakteri dapat menyumbat pori-pori dan rentan menyebabkan jerawat. Untuk pencegahannya, kamu bisa melakukan cara-cara berikut:
- Seka keringat menggunakan tisu atau handuk bersih
- Cucilah muka minimal 2 kali sehari
- Hindari mengusap keringat dengan tangan, apalagi jika tangan kotor atau belum cuci tangan
- Gunakan produk kulit yang berlabel non-komedogenik atau bebas minyak
Ketika cuaca di luar panas dan lembap, kulit kamu bisa menjadi kering dan iritasi. Itulah mengapa kulit kering menjadi penyakit kulit musim panas yang perlu diwaspadai.

Jika kulit mulai terasa kering, cobalah untuk menggunakan pelembap setelah mandi. Pilih yangg mengandung gliserin, asam hialuronat, lanolin, ceramide, atau panthenol.
Hindari berendam atau mandi dengan air yang terlalu panas karena bisa mengikis lapisan minyak alami kulit. Jangan lupa juga untuk rutin menggunakan tabir surya sebelum keluar ruangan agar kulit tidak rusak akibat sinar matahari.
Infeksi jamur merupakan penyakit yang kerap timbul saat musim kemarau. Kelembapan udara yang tinggi serta sering berkeringat dapat membuat kamu rentan mengalami infeksi jamur pada kulit.

Infeksi jamur ini dapat terjadi di area kulit manapun, misalnya pada selangkangan, kaki, lipat paha, dan sebagainya. Infeksi jamur rentan dialami oleh wanita dan mereka yang mengalami obesitas. Pastikan kamu membersihkan area kulit tubuh hingga kering, termasuk di area lipatan tubuh agar terhindari dari infeksi jamur.
Banyak orang memanfaatkan cuaca yang cerah dengan beraktivitas di luar ruangan, mulai dari berkebun, bermain di lapangan, camping, hiking, atau sekadar bersantai di taman.

Sayangnya, aktivitas-aktivitas tersebut dapat memicu dermatitis kontak. Kondisi ini bisa terjadu ketika kamu bersinggungan dengan alergen (zat atau bahan tertentu yang memicu reaksi alergi), seperti tanaman, bahan kimia tertentu, dan sebagainya.
Saat kamu sedang beraktivitas di luar dan cukup lama, sebaiknya lindungi tangan dengan menggunakan sarung tangan khusus. Jangan lupa juga untuk mencuci tangan sesudahnya.
Selengkapnya baca di sini.
Dream - Eksfoliasi seringkali menjadi proses penting bagi perawatan kulit. Itulah sebabnya sebagian wanita kerap menggunakan eksfoliator untuk membantu mengangkat sel kulit mati serta sisa kotoran di wajah secara ekstra.
Hal tersebut bertujuan agar wajah terlihat lebih cerah dan mulus. Eksfoliator yang digunakan pun bisa berbentuk physical seperti scrub atau chemical menggunakan skincare dengan bahan aktif tertentu.
Namun, apakah proses eksfoliasi wajah dibutuhkan setiap orang? Ternyata menurut Dokter Kulit, Yessica Tania, tidak semua orang perlu melakukannya. Apalagi, jika proses pelepasan lapisan sel kulit mati atau deskuamasi masih terbilang teratur.

Foto: Shutterstock
Teraturnya proses deskuamasi dipengaruhi oleh usia, faktor lingkungan, gaya hidup, serta hormon. Pada usia tertentu, regenerasi sel kulit akan melambat dan menyebabkan kulit kusam, bertekstur, atau berjerawat.
Begitu pula ketika sering terpapar polusi, kotoran, radikal bebas, menjalani gaya hidup kurang sehat, atau mengalami ketidakstabilan hormon. Jika kulitmu mengalami hiperpigmentasi, tekstur tidak merata, kusam, serta berjerawat, Yessica menyarankan untuk melakukan eksfoliasi rutin.
Kamu bisa melakukannya dengan memakai skincare yang mengandung asam laktat, asam salisilat, asam malat, asam glikolat, dan TCA Trikloroasetat, atau melakukan perawatan kulit di klinik kecantikan, seperti mikrodermabrasi maupun resurfacing laser.
Sebagian orang juga menggunakan scrub untuk mengeksfoliasi kulit atau physical exfoliator agar bisa memberikan hasil instan. Tapi, pemakaian scrub atau alat kecantikan lainnya bisa menyebabkan iritasi maupun luka kecil pada kulit jika dilakukan dengan cara yang kurang tepat.
Sementara pemakaian chemical exfoliator, seperti toner atau produk kosmetik yang mengandung AHA, BHA, PHA, maupun kandungan lainnya bisa bekerja hingga ke lapisan kulit dalam dan memberikan manfaat lainnya meski hasilnya tidak instan. Kamu pun perlu menemukan kandungan serta produk yang sesuai untuk kulitmu.
Jadi, temukan cara mengeksfoliasi kulit paling ideal jika mengalami hiperpigmentasi, kekusaman, perubahan tekstur, serta beruntusan.
Lihat postingan ini di Instagram
Advertisement
Traveling Rame-Rame Bareng Komunitas Backpacker Jakarta

Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan

Komunitas Pengguna Motor Listrik PEVR Pecahkan Rekor MURI

7 Rekomendasi Matcha Cafe di Jakarta, Surga Bagi Pecinta Matcha


Kabar Gembira! Kemhub Gelar Mudik Gratis untuk Natal dan Tahun Baru 2025/2026
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

Hadapi Cuaca Panas Ekstrem, Ini Pentingnya Pilih Air Minum Berkualitas

Wanita Ini Punya 1.035 Koleksi Minions dan Raih Rekor Dunia Guinness

Mengenal Pewarna Karmin Berbahan Dasar Serangga, Apakah Halal?


Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan