Alasan Daging Dry Aged Harganya Capai Jutaan Per Kilogram

Reporter : Mutia Nugraheni
Minggu, 25 Desember 2022 07:20
Alasan Daging Dry Aged Harganya Capai Jutaan Per Kilogram
Harganya dry aged ini sangat mahal, sekitar Rp200 ribu per 100 gram, untuk ukuran 1 kg bisa mencapai Rp2,5 juta hingga Rp4 juta.

Dream - Hidangan steak dry aged saat ini sedang banyak diminati, terutama bagi mereka penggila daging. Dry aged beef sendiri merupakan teknik mengolah daging dengan cara mengurangi kadar air di dalam daging.

Prosesnya yaitu mendiamkan potongan besar daging sapi berkualitas selama beberapa minggu atau beberapa bulan sebelum dipotong untuk diolah atau disajikan menjadi steak.

Harganya dry aged ini sangat mahal, sekitar Rp200 ribu per 100 gram, untuk ukuran 1 kg bisa mencapai Rp2,5 juta hingga Rp4 juta tergantung grade dagingnya. Chef Harry Nugraha, lewat akun Instagramnya @chefharrynugraha, menjelaskan alasan daging dry aged ini harganya selangit.

" Dry aged beef diproses dalam waktu yang lama minimal 28 hari atau disebut dry aging, menggunaka mesin khusus dry ager seharga puluhan juta," ungkap Chef Harry.

 

 

1 dari 4 halaman

Rasa dan tekstur dari daging dry aged ini sangat khas. Menurut Chef Harry, aromanya lebih kuat dengan rasa yang nikmat. Alasan lainnya daging ini mahal karena bagian yang digunakan merupakan premium cut dan akan menyusut.

Dry aged beef

" Dalam proses dry aging berat daging akan menyusut hingga 60 persen. Jika ukuran kurang lebih 5 kg, yang digunakan hanya sekitar 2 kg. Harga mejadi mahal karena pembeli nantinya tetap harus membayar ongkos seharga lima kilogram daging sementara yang mereka makan hanya dua kilogram," ungkap Chef Harry.

2 dari 4 halaman

Sapi yang Makan Rumput atau Gandum Ternyata Dagingnya Beda

Dream - Jika kamu bukan pecinta steak sejati, mungkin agak sulit untuk membedakan daging hanya melihat penampakannya saja.

Namun untuk mereka penikmat steak atau olahan daging lainnya, ada hal berbeda dari daging sapi yang saat diternak memakan rumput dan sapi yang memakan gandum.

Sapi yang Makan Rumput atau Gandum Ternyata Dagingnya Beda

Di Australia, sapi dibesarkan dengan memakan gandum secara dominan dibandingkan rumput. Sapi-sapi ini pun tumbuh di habitat alami berupa padang rumput yang luas, menikmati udara yang segar, dan mendapat perhatian khusus untuk menjaga kesehatan hewannya.

Kehidupan hewan yang sehat dan bebas dari stres akan memberikan dampak positif terhadap kualitas daging merah yang dihasilkan.

Ferdike Yunuri Nadya/ Dream

“ Sapi yang makan gandum punya karakteristik karena gandum punya lemak, sapi yang diberi makan lemak akan punya citarasa wangi dengan taste yang lembut,” jelas Alex Hansen, Managing Editor Subur Artha Utama, di acara Taste And Create With Australia, Rabu 30 November 2022.

 

3 dari 4 halaman

Marble yang Lembut

Ferdike Yunuri Nadya/ Dream

Sapi yang makan rumput memiliki lemak yang lebih sedikit. Itulah yang menyebabkan daging tidak begitu lembut.

“ Sapi makan gandum akan membuat jaringan lemak atau marble. Waktu marble terkena panas maka lemak meleleh yang membuat daging seperti kopong jadi terasa lembut saat dimakan,” tambah Alex.

4 dari 4 halaman

Gandeng Chef Indonesia Hadirkan Daging Sapi Australia

Ferdike Yunuri Nadya/ Dream

Mengandeng para chef untuk mengolah makanan berbahan dasar daging sapi Australia, Komisi Perdagangan dan Investasi Australia menghadirkan acara Taste and Create With Australia.

Acara ini bertujuan meningkatkan pengetahuan para chef soal produk Australia yang segar dan inovasi baru yang tersedia.

" Kami senang menjadi tuan rumah acara ini, semoga acara ini tidak hanya menunjukan kualitas produk Australia ke kelas dunia tapi juga sediakan platform untuk mendukung pelatihan profesional berkelanjutan dari generasi baru chef Indonesia," jelas Steven Scott, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Australia pada kesempatan yang sama.

Beri Komentar