Steak Dry Aged/ Foto: Shutterstock
Dream - Hidangan steak dry aged saat ini sedang banyak diminati, terutama bagi mereka penggila daging. Dry aged beef sendiri merupakan teknik mengolah daging dengan cara mengurangi kadar air di dalam daging.
Prosesnya yaitu mendiamkan potongan besar daging sapi berkualitas selama beberapa minggu atau beberapa bulan sebelum dipotong untuk diolah atau disajikan menjadi steak.
Harganya dry aged ini sangat mahal, sekitar Rp200 ribu per 100 gram, untuk ukuran 1 kg bisa mencapai Rp2,5 juta hingga Rp4 juta tergantung grade dagingnya. Chef Harry Nugraha, lewat akun Instagramnya @chefharrynugraha, menjelaskan alasan daging dry aged ini harganya selangit.
" Dry aged beef diproses dalam waktu yang lama minimal 28 hari atau disebut dry aging, menggunaka mesin khusus dry ager seharga puluhan juta," ungkap Chef Harry.
Rasa dan tekstur dari daging dry aged ini sangat khas. Menurut Chef Harry, aromanya lebih kuat dengan rasa yang nikmat. Alasan lainnya daging ini mahal karena bagian yang digunakan merupakan premium cut dan akan menyusut.
" Dalam proses dry aging berat daging akan menyusut hingga 60 persen. Jika ukuran kurang lebih 5 kg, yang digunakan hanya sekitar 2 kg. Harga mejadi mahal karena pembeli nantinya tetap harus membayar ongkos seharga lima kilogram daging sementara yang mereka makan hanya dua kilogram," ungkap Chef Harry.
Dream - Jika kamu bukan pecinta steak sejati, mungkin agak sulit untuk membedakan daging hanya melihat penampakannya saja.
Namun untuk mereka penikmat steak atau olahan daging lainnya, ada hal berbeda dari daging sapi yang saat diternak memakan rumput dan sapi yang memakan gandum.
Di Australia, sapi dibesarkan dengan memakan gandum secara dominan dibandingkan rumput. Sapi-sapi ini pun tumbuh di habitat alami berupa padang rumput yang luas, menikmati udara yang segar, dan mendapat perhatian khusus untuk menjaga kesehatan hewannya.
Kehidupan hewan yang sehat dan bebas dari stres akan memberikan dampak positif terhadap kualitas daging merah yang dihasilkan.
“ Sapi yang makan gandum punya karakteristik karena gandum punya lemak, sapi yang diberi makan lemak akan punya citarasa wangi dengan taste yang lembut,” jelas Alex Hansen, Managing Editor Subur Artha Utama, di acara Taste And Create With Australia, Rabu 30 November 2022.
Sapi yang makan rumput memiliki lemak yang lebih sedikit. Itulah yang menyebabkan daging tidak begitu lembut.
“ Sapi makan gandum akan membuat jaringan lemak atau marble. Waktu marble terkena panas maka lemak meleleh yang membuat daging seperti kopong jadi terasa lembut saat dimakan,” tambah Alex.
Mengandeng para chef untuk mengolah makanan berbahan dasar daging sapi Australia, Komisi Perdagangan dan Investasi Australia menghadirkan acara Taste and Create With Australia.
Acara ini bertujuan meningkatkan pengetahuan para chef soal produk Australia yang segar dan inovasi baru yang tersedia.
" Kami senang menjadi tuan rumah acara ini, semoga acara ini tidak hanya menunjukan kualitas produk Australia ke kelas dunia tapi juga sediakan platform untuk mendukung pelatihan profesional berkelanjutan dari generasi baru chef Indonesia," jelas Steven Scott, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Australia pada kesempatan yang sama.
Advertisement
30 Kata-Kata Bijak Singkat Penuh Makna untuk Inspirasi Hidup
4 Restoran Mewah Milik Artis, Syahrini Hingga Ayu Dewi
Campus Beauty Fair, Belajar Skin Prep Bareng Emina Cosmetics
Tren Makeup Natural dan Skincare Simpel ala Viva Cosmetics untuk Mahasiswa di 2025
Pesawat Ini Mendadak Putar Balik Gegara Dapurnya Kebakaran
Momen Prabowo Singgung Duit Negara Dicolong Koruptor Ratusan Triliun
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
3 Tempat Makan Milik Artis di Luar Negeri, Ada Warkop di New York
3 Komunitas Seru di Bawah Naungan BNI, Mulai dari Bisnis hingga Olahraga
30 Kata-Kata Bijak Singkat Penuh Makna untuk Inspirasi Hidup