Sintacarolina.blogspot.com
Dream - Makanan khas lebaran masih menghampar di atas meja. Potongan daging rendang bersanding dengan menu ayam beraneka bumbu. Membuat lidah makin tak berselera menyantap masakan berlemak yang sudah berkali-kali dihangatkan.
Sebuah jalan sempit di sekitaran jalan Mongonsidi, Surakarta menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin menikmati makanan berbeda. Warung kecil Gudeg Ceker Margoyudan yang hanya buka pada malam hari, begitu terkenal di seantereo Solo.
Jam berdentang dua kali, udara dingin pun semakin terasa menembus sela-sela jaket. Tapi pengunjung malah semakin banyak yang berdatangan ke warung yang telah dirintis sejak tahun 70-an tersebut.
Sederet lauk-lauk ditempatkan di baskom besar. Gurih bumbunya mampu membuat lidah berdecap-decap. Ceker pedas santan, sambel goreng ampela hati, telur pindang, ayam hingga tahu dan tempe siap berebut tempat dengan gudeg nangka muda.
Tapi sabar dulu, antrean pengunjung biasanya akan terus mengular hingga subuh menjelang. Rasa kantuk berganti dengan bunyi kriuk kerupuk rambak yang digoreng garing.
Makan di tempat ini tak perlu takut uang THR akan terkuras habis. Seporsi lauk biasanya hanya akan dihargai sebesar Rp. 25.000 saja. Perut terasa kenyang, dan kandungan protein serta kolagen di dalam ceker siap diserap tubuh.
Menariknya lagi, kini Gudeg Ceker Bu Kasno ini telah dikembangkan menjadi tiga cabang. Nah, buat yang tidak sabar menunggu hingga dini hari silahkan mencoba ke pusat kuliner Gladak Langen Bogan yang sudah buka sejak sebelum mahgrib. (Ism)
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini
